Tuesday, July 10, 2018

Dalam berberapa bulan ini banyak isu yang menyangkut perkembangan yang terjadi pada siswa atau pun masyarakat di indonesia yang tertuju terhadap anak muda dalam penggunaan media sosial.
Sangat miris sekali,ketika media sosial yang seharusnya menjadi wadah untuk bersosialisasi menjadi lebih mudah,malah dijadikan wadah pembodohan masal.
Bagaimana tidak,ujaran kebencian,berita kebohongan setiap hari menghiasi time line kita di sosial media,dan bahkan kebanyakan para petinggi negara atau pun artis artis yang malas berkarya,lebih memilih menebar sensasi dari pada prestasi. Dengan bangganya mempertontonkan kebodohan mereka untuk di konsumsi publik.
Bagaimana rakyatnya mau pintar,kalau yang disungguhkan adalah tonton yang tidak mendidik, informasi yang di bolak balik.
Prestasi bukan lagi acuan dalam bersaing,
Memancing di air yang keruh lebih mudah mendapatkan ikan, ketimbang berlayar nan jauh ke lautan.
Mirisnya negeriku.
apakah para pejuang kemerdekaan akan menangis jika melihat nasib bangsa yang telah merdeka ini?
Setelah mati-matian berjuang melawan negara jajahan,kini kita harus berjuang lagi melawan ketidiktatoran pemerintahan dan kebohongan media untuk pembodohan.
Dan bahkan guru yang sudah mengajar bertahun tahun, tapi malah dengan suatu aplikasi mampu menjadikan seseorang jadi bodoh dan mempermalukan diri.bayangkan jika seorang pengajar saja sudah tidak bisa memilah mana yang salah dan benar, bagaimana nasib generasi penerus bangsa?
Penulis : Yog

Sunday, July 8, 2018


Misbach menjelaskan tentang empat hal yang mendasari persatuan Islam dan Komunis: pertama,  perlunya menghadirkan ide-ide atau gagasan dalam keagamaan yang revolusioner dan memiliki kekuatan untuk melakukan pergerakan. Kekuatan itu adalah perjuangan Islam dan komunisme dalam memerangi kapitalisme.
ㅤㅤ
Kedua, perlunya membumikan komunisme  dalam konteks keindonesiaan. Komunis Indonesia harus bergerak, didorong dengan berubahnya ISDV menjadi PKI yang menandai perubahan identitas komunisme. Ketiga, Islam dan komunisme dianggap sebagai alat perjuangan yang mengancam penguasa, khususnya pemerintahan kapitalis. Ke empat, Islam dan komunisme memiliki musuh yang sama, yaitu Kapitalis, Kolonial. Dalam hal ini komunisme Islam diperlukan sebagai jawaban atas adanya persekongkolan kaum kapitalis, penguasa kolonial.
ㅤㅤ
Meskipun masih tercerai-berai dibanding gagasan Islam dan sosialisme ala Tjokroaminoto, usaha Semaoen dan Misbach dalam melakukan konvergensi Islam dan komunisme sedikit banyak telah memberi kontribusi bagi penggalangan kekuatan rakyat menjelang revolusi yang direncanakan akan terjadi pada 1925. Hal ini didukung dengan bergabungnya organisasi guru-guru Moe'alimin. Keterlibatan Moe'alimin dalam gerakan revolusi PKI pada Januari-Agustus 1926 menunjukkan bahwa hubungan Islam dan komunisme tidak dipersoalkan. Menurut Misbach, propaganda melalui ideologi komunis ini dianggap lebih cocok karena komunis menekankan perjuangan tanpa kelas. Komunis  identik dengan melenyapkan perbedaan status kelas sosial. Seperti yang dikatakan Marx, kemiskinan terjadi karena penghisapan oleh kapitalisme. Ketika penghisapan itu telah mencapai titik puncak, maka akan muncul perlawanan dari kaum tertindas untuk bisa lepas dari penindasan tersebut.
ㅤㅤ
H.M. Misbach - Haji Misbach Sang Propagandis - Kendi -h.xxv

Al-Andalus (Arab: الأندلس, . al-andalus‎) adalah nama dari bagian Semenanjung Iberia (Spanyol dan Portugal) yang diperintah oleh orang Islam, atau orang Moor antara tahun 711 dan1492. Spanyol merupakan tempat paling strategis bagi Eropa pada waktu itu untuk menggali peradaban Islam yang tak tertandingi baik dalam bentuk hubungan politik, sosial, maupun perekonomian dan peradaban antar negara. Orang-orang Eropa menjadi saksi sejarah bahwa Spanyol dibawah panji Islam jauh meninggalkan negara-negara tetangganya di Eropa terutama di bidang pemikiran dan sains di samping bangunan fisik.

    Islam di Spanyol telah melahirkan pancaran kemajuan dan kemilauan peradaban yang agung. Masjid Agung Cordova, sejumlah pertamanan, pancuran dan alun-alun istana al-Hambra, kemajuan ilmu pengetahuan, filsafat, sains dan lain-lain, menjadi bukti sejarah atas kemajuan yang telah dicapai Islam di Spanyol.

   Spanyol mencapai puncak keemasan dibawah pemerintahan keluarga Bani Umayyah terutama pada masa Abd Rahman I (756-788), Abd Rahman III (921-961), dan al-Hakam II (961-976 M), ketika itu ibukota Spanyol, Cordova bersinar bagai cahaya gemilau, sementara bumi Eropa tenggelam dalam kegelapan.Meskipun Islam di Andalusia pada waktu itu maju sedemikian rupa, namun akhirnya juga mengalami banyak kelemahan akibat persatuan yang mulai tidak terpelihara, terutama dalam menjalankan roda pemerintahan, sehingga berakibat munculnya kerajaan-kerajaan kecil (al-Muluk al-Thawaif).Hingga sampai pada akhirnya kekuasaan Islam runtuh di Spanyol pada tahun 1492 M.

   Umat Islam setelah itu dihadapkan kepada dua pilihan, masuk Kristen atau pergi meninggalkan Spanyol. Pada tahun 1609 M, boleh dikatakan tidak ada lagi umat Islam di daerah ini. Dan berikut adalah daftar Nama kota/wilayah pada masa Kekhalifahan Islam di spanyol pada masa 711 – 1492 Masehi.

Almeria= Almariyah
Barcelona= Barshilunah
Cordoba= Qurtubah
Granada= Gharnatah
Madrid = Al-Majreet
Sevilla=  Ishbiliyah
Toledo = Tulaytullah
Porto = Burtuqal
Santiago de Compostera=  Shant Yakub
Lisbon = Al-Lisbhuna
Badajoz=  Batqlyaws
Cadiz = Al Qadis
Almeria = Al-mariyya
Cartagena = Qartdjannat
Murcia = Mursiyya
Albacente = Al-Basit
Valencia = Balansiyya
Tortosa = Turtusha
Tarragona= Tarraqunah
Girona=Garundah
Huesca = Wasqah
Zaragoza = Saraqusta
Teruel = Tirwal
Cuenca =Qunka
Gibraltar = Jabal Tariq
Malaga = Al Malaqah
Jaen = Djayyan
Carmona = kurmuna
Faro = Ukshunuba
Leon = liyun
Valladolid = Baladuwalid
Coimbra = Qulumriyyah
Ubeda = Ubbaḏaḧ al-ʻArab. 
Elche = Als
Beja = Bāǧaẗ az-Zayt.
Talavera de Reina = Talabayrah
Lleida= Lāridaḧ.
Alicante = al-Laqant.

itu adalah beberapa nama kota di spanyol dan portugal di masa kekuasan islam kalian bisa cek lbh banyak lg d source di bawah ini
Source:
https://en.m.wikipedia.org/wiki/Arabic_language_influence_on_the_Spanish_language
https://id.wikipedia.org/wiki/Al-Andalus
https://www.tongkronganislami.net/sejarah-perkembangan-islam-di-spanyol/
https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_Arabic_place_names
https://baheyeldin.com/writings/history/list-of-arabic-and-spanish-names-for-iberian-cities-and-places
http://iberianature.com/spain_culture/2009/03/14/arabic-placenames-in-spain/
Sudah menjadi rahasia umum bahwa proklamator bangsa kita, Bung Karno, adalah seorang perokok. Meski demikian, Bung Karno bukanlah seorang perokok berat. Beliau hanya merokok kira-kira 2 batang sehari setiap sesudah makan. Ada sedikit cerita unik tentang Soekarno dan rokoknya.

Bung Karno biasa menghisap rokok merk 555 State Express. Bung Karno selalu membeli rokok tsb dalam kemasan kaleng berisi 50 batang. Bung karno tidak pernah menenteng rokoknya tsb, beliau selalu menggunakan jasa pengawalnya untuk membawa rokoknya tsb.

Pernah suatu ketika, seusai jamuan makan, Bung Karno ingin merokok. Namun betapa kagetnya ketika ia mengetahui bahwa rokok miliknya telah habis. Bung tidak marah, hanya berkata, "Bapak ini hanya merokok 2 batang sehari, masa iya rokok isi 50 batang bisa habis dalam waktu sehari". Rupanya, rokoknya dihisap oleh para pengawalnya. Sejak saat itu, Bung Karno menyuruh Mangil untuk membawa rokoknya. Mengapa Mangil? Karena Mangil merupakan pengawal Soekarno yang tidak merokok sehingga pasti rokok miliknya akan utuh.

Tak hanya itu, Mangil pun pada suatu kesempatan diminta Bung Besar untuk selalu membawa korek api. Kala itu Bung Karno berkata, “Mangil, kamu itu selalu dekat Bapak. Ibaratnya kamu harus selalu memegang baju Bapak sebelah belakang. Maka dari itu, kamu supaya selalu membawa sakarin dan korek api. Sungguh pun yang minta api itu bukan saya, tetapi orang lain. Kamu memberikan api kepada orang yang akan merokok, kamu dapat pahala.”

Begitulah Soekarno, pemimpin besar revolusi sekaligus bapak bangsa republik ini. Sebagai perokok, Ia mengenal etika dan bertanggung jawab. Tak suka Ia melihat puntung rokok berserakan, tapi juga tak segan Ia membuangnya sendiri tanpa memerintah orang lain. Dengan santai, tanpa perlu memaki.

Source : Googling

Seusai menjalankan salat Tahajud, seorang kiai mendadak ingin keluar dari langgar, mencari udara segar. Di depan langgar, dia melihat salah satu santrinya sedang merokok dengan muka yang tampak serius memikirkan sesuatu.

“Apa yang sedang kamu pikirkan, Nak?”

Si Santri njenggirat kaget hingga rokoknya terjatuh. “Nggak, Pak Yai… Hanya memikirkan hal yang tidak terlalu penting.” ujarnya sambil mengambil rokoknya dari tanah.

“Kalau aku boleh tahu, hal apakah itu?”

Si Santri diam sejenak, lalu membuka suara. “Anu, Pak Yai… Apakah kira-kira orang yang membuat Indomie goreng itu masuk surga atau tidak ya?”

“Lha memang kenapa?”

“Bayangkan, Pak Yai… Dengan harga yang cukup murah, Indomie goreng memberi kenikmatan luar biasa. Santri-santri yang habis mengaji, bisa mengisi perut mereka, menikmati lezatnya Indomie goreng. Mahasiswa-mahasiswa yang duitnya menipis, seusai mengerjakan tugas, bisa bergembira dengan cara yang sederhana: makan Indomie goreng. Orang-orang yang usai bermunajat dan berzikir di tengah malam, bisa makin menikmati karunia Allah dengan cara yang tak rumit: cukup pergi ke dapur, 10 menit kemudian sudah bisa menghadap seporsi Indomie goreng. Banyak orang yang sedih menjadi gembira dengan tidak mengeluarkan banyak biaya. Indomie goreng dinikmati oleh semua kalangan, baik para orang kaya sampai orang tak berpunya, dari para pejabat sampai rakyat jelata. Perut mereka kenyang, hati pun gembira. Bukankah itu mulia, Pak Yai?”

Sang Kiai diam. Dia lalu duduk di samping santri kinasihnya itu.

“Apakah para pencipta kegembiraan-kegembiraan kecil semacam itu, bisa masuk surga, Pak Yai?”

“Pertanyaanmu terlalu berat, Nak. Surga itu hak Tuhan. Jangan turut campur soal itu…” jawab Sang Kiai sambil menghirup nafas panjang. Wajahnya memandang langit yang agak mendung. Udara malam menjelang pagi kali ini begitu segar dengan angin yang sembribit. Suasana tintrim.

“Mohon maaf, Pak Yai. Seperti yang sejak awal saya matur, saya hanya sedang memikirkan hal yang tidak penting. Hanya pikiran melantur…”

“Tidak baik punya pikiran melantur. Pikiran yang terlalu banyak melantur itu menyiakan dua karunia Gusti Allah yang sangat penting: pikiran itu sendiri dan waktu.”

“Inggih, Pak Yai. Mohon maaf…”

“Jangan meminta maaf kepadaku…”

“Inggih, Pak Yai…”

“Gunakanlah waktumu untuk beraktivitas yang nyata…”

“Baik, Pak Yai…” Si Santri itu lalu bangkit, menyalami kiainya. Tapi Sang Kiai segera bertanya, “Lho, kamu mau ke mana?”

“Menggunakan waktu sebaik mungkin, Pak Yai.”

“Mau melakukan apa?”

“Melakukan hal nyata, Pak Yai. Mungkin membaca kitab. Atau mungkin berzikir…”

“Itu nanti saja sehabis salat Subuh…”

Si Santri kikuk. Agak bingung. Kepalanya menunduk. Sepasang tangannya berusaha membetulkan sarungnya agar tidak melotrok.

“Kamu masih punya stok Indomie goreng?”

Ditanya seperti itu, Si Santri agak grogi. “Mmm… masih, Pak Yai. Masih banyak. Ukuran biasa ada. Ukuran jumbo juga ada.”

“Kalau kamu berkenan, bolehlah kamu bikinkan aku Indomie goreng.”

Wajah Si Santri tampak terkejut tapi sekaligus sumringah. “Tentu saja akan saya buatkan, Pak Yai!”

Lalu Santri itu menyat hendak pergi bergegas.

“Eh, tunggu dulu…”

“Ya, Pak Yai…”

“Punya telor?”

“Punya, Pak Yai! Masih ada kalau cuma 5 butir.”

“Jangan banyak-banyak, dua butir saja. Satu diceplok, satu lagi didadar.”

“Baik, Pak Yai!”

“O ya, kasih irisan cabe ya…”

“Sendika dhawuh, Pak Yai. Pedas, Pak Yai?”

Sang Kiai menganggukkan kepala, lalu dia berkata, “O ya, jangan lupa Indomie gorengnya dobel ya…”

“Indomie jumbo dobel, Pak Yai?”

“Tidak usah. Terlalu kenyang dan berlebihan itu tidak baik. Cukup yang ukuran biasa saja tapi dobel.”

“Siap, Pak Yai!”

“Dan jangan lupa, minta udud-mu satu. Untuk kuisap nanti sehabis makan Indomie. Kebetulan udud-ku habis.”

“Pasti, Pak Yai.” Segera Santri itu berkelebat pergi ke dapur pesantren dengan hati yang gembira sekaligus berpikir keras. Sudah hampir 5 tahun dia nyantri di pesantren kecil ini, belum pernah sekali pun dia mendapatkan kehormatan membuatkan kopi kiainya yang begitu disegani banyak orang dan para santri karena kebijaksanaan dan gaya hidupnya yang sederhana itu. Tapi menjelang Subuh ini, dia diminta membuatkan Indomie. Dobel lagi. Memakai dua telor lagi. Mulut dan hatinya tak berhenti mengucapkan syukur ke Gusti Allah, diberi kesempatan untuk berbakti.

Saturday, July 7, 2018


DI tengah maraknya isu politik dan kemiskinan, isu pendidikan kembali mencuat ke permukaan.

Sesungguhnya pendidikan Aceh berada pada fase anomali (ketidaknormalan).

Anomali itu bukan saja berada pada level sekolah sampai dengan Dinas Pendidikan (Disdik), tapi juga pada level perguruan tinggi (PT) di Aceh. Malah beberapa kasus tata kelola pembiayaan PT yang bersumber dari APBA dan APBN berakhir di persidangan. Dampak esensial dari anomali ini adalah kehilangan saling percaya (trust) antarlembaga yang mengurusi pendidikan di Aceh (Diknas dan PT). Kehilangan saling percaya (karena sikap anomali) berakhir pada melakukan program sesuka-suka.
Bukan lagi berbasis pada kebutuhan, melainkan pada kekuasaan dan kepentingan.

Dengan dana otonomi khusus (otsus) seharusnya pendidikan Aceh meningkat, tapi karena terjadinya anomali, pendidikan Aceh selalu berada pada level bawah dibandingkan daerah lain di Indonesia. Fakta menyebutkan bahwa pembangunan sektor pendidikan Aceh masih mementingkan pembangunan infrastuktur, tapi meninggalkan pembangunan mutu pendidikan. Karena itulah, fasiltas sekolah di Aceh cukup memadai, tapi mutu pendidiknya sangat kurang. Contohnya, masih banyak tenaga pendidik yang belum memiliki sertifikasi.

Dari fakta tersebut dapat disimpulkan bahwa keberadaan fasilitas pendidikan tidak mengkhawatirkan, melainkan yang perlu dibenahi adalah pada sektor peningkatan mutu harus menjadi prioritas. Satu faktor peningkatan mutu bukan lagi membangun ruang kelas baru, tapi lebih penting adalah penyediaan alat-alat laboratorium, sertifikasi pengajar, dan peningkatan kualitas tenaga pengajar dan kelulusan siswa.

Sudah seharusnya, Gubernur, Wakil Gubernur, Kepala Dinas Pendidikan Aceh dan Rektor Perguruan Tinggi di Aceh tidak boleh buang badan, kemudian saling menyalahkan di media. Dinas Pendidikan Aceh dan kampus seperti Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), UIN Ar-Raniry, Universitas Malikussaleh (Unimal) dan Universitas Teuku Umar (UTU) harus bersinergi untuk menyusun target-target prioritas pembangunan pendidikan Aceh yang sesuai kebutuhan dan ketersediaan anggaran secara transparan.

Mereduksi praktik klasik
Pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan, memperbaiki, mengubah pengetahuan, keterampilan dan sikap serta tata laku seseorang atau kelompok orang, dalam usaha mencerdaskan kehidupan manusia melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan pelatihan. Pendidikan sebagai suatu lembaga tidak langsung menghasilkan produk tetapi terjadi melalui usaha pemberian jasa baik oleh tenaga pengajar, administrasi maupun pengelola

Namun realitasnya, tata kelola pendidikan di Aceh, sepertinya kehilangan makna dari defenisi pendidikan itu sendiri. Berdasarkan data, Disdik Aceh setidaknya untuk meningkatkan, memperbaiki, mengubah pengetahuan masyarakat Aceh harus mereduksi enam praktik klasik yang masih terjadi.

Editor : Kuli Pena


Pandangan positif tentang manusia
 kesuksesan seorang pemimpin 
di tentukan oleh persepsinya
 tentang manusia . pandangan yang
optimis tentang kualitas-kualitas manusia
menghasilkan prilaku pemimpin yang menghargai 
membangun, dan memberdayakan anggota tim
-sukses jadi pemimpin
Eilen Rachman

Gagasan mengenai intrumentalisasi negara oleh kepentingan kapital adalah gagasan paling berharga yang di kontribusikan oleh tradisi Marxis terhadap pengembangan ilmu sosial. Akan tetapi , bukan berarti gagasan ini menjadi mencukupi dengan sendiri nya. Walau secara prinsip kapital memiliki kapasitas yang mumpuni untuk menggunakan negara dalam memenuhi kepentinganya, mekanisme spesifik yang berlaku secara nyata justru lebih rumit dari gagasan itu sendiri. Dalam hal ini menjadi penting untuk melakukan klarifikasi serta verifikasi atas gagasan ini secara empirik.
Kritik kritis , betapa pun ia menganggap dirinya lebih unggul (superior) daripada massa, menaroh kasian yang tak terhingga pada massa itu. Dan karena kritik telah begitu mengasihi massa itu sehingga ia mengirim anak-puteranya yang satu-satunya , agar semua orang yang percaya padanya tidak akan hilang, melainkan agar mereka mendapatkan kehidupan kritis. Kritik di jadikan masal dan tinggal di tengah kita dan kita melihat kemuliaanya , kemuliaan dari satu satunya yang dilahirkan oleh sang bapak. Dalam kata lain kritik menjadi sosialistik dan berbicara tentang karya-karya mengenai pauperisme.
Dalam abad modern saat ini banyak nya manusia yang belum mampu mengartikan apakah sebenarnya seorang pemimpin itu , dalam berberapa dekade abad ini pemimpin di anggap sebagai penentu kebijakan dalam melakukan setiap kegiatan yang menyangkut sebuah kepemimpinan.

Bersambung.......

Friday, July 6, 2018

 
          
   BANDA ACEH - LSM antikorupsi mengapresiasi keberhasilan KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap 10 orang di lokasi berbeda di Aceh--termasuk gubernur Aceh, Irwandi Yusuf dan Bupati Bener Meriah, Ahmadi, Selasa (3/7/2018).
"OTT tersebut merupakan yang pertama dilakukan oleh KPK di Aceh. Selama ini, keberadaan perwakilan KPK di Aceh hanya sebatas monitoring saja. Ini patut kita apresiasi," demikian pernyataan yang diterima  dari Gerakan Antikorupsi (GeRAK) Aceh, Masyarakat Transparansi Aceh (MaTA), dan Forum Antikorupsi dan Transparansi Anggaran (FAKTA).
               Kepala Divisi Advokasi GeRAK Aceh, Hayatuddin Tanjung menilai KPK serius memberantas korupsi di Aceh, mengingat proses pencegahan sudah dilakukan sejak lama, namun belum ada tindakan apapun.
"Langkah OTT yang dilakukan KPK bisa menjadi lampu merah bagi pejabat negara di Aceh. Ini juga menjadi pelajaran berharga bagi stakeholder lainnya," kata Hayatuddin.
               Dalam penangakapan Gebenur Aceh dan Bupati Bener Meriah Meninggalkan berberapa Analisa yang logis. Berikut 16 analisa Logis yang bisa kita lihat :

1. Penangkapan dilakukan dilokasi berbeda

A. Lokasi pendopo
B. Lokasi Warung kopi

2. Uang yang dimaksud dititipkan seseorang yang berinisial F, dan F itu hilang ntah kemana tanpa tindak lanjut.

3. Tim KPK Tiba di banda Aceh Senin Sore, 2 hari sebelum kejadian.

4. Uang 500 juta itu nominal yang gak masuk akal.

5. Rapat Koordinasi KPK sehari setelah kejadian bersama Jokowi.

6. Indikasi IY menolak RKUHP 

7. Pergub Dana belanja Daerah itu didukung oleh Cahyo kumolo untuk melemahkan Dewan Legislatif dalam politik tahun depan.

8. PNA dan PA bersaing Kursi, Hari ini mereka akan dilemahkan dengan Partai Nasional.

9. Wagub berkonsentrasi kepada kepentingan Nasional

10. Partai lokal akan mengalami kekalahan dalam pemilihan legislatif tahun depan.

11. Aset yang baru berjalan adalah Metco Minyak di Aceh Timur, setelah arun yang akan ditutup.

12. Semua proses pembangunan di aceh saat ini di skor karena pemeriksaan KPK.

13. Pembangunan yang telat mengakibatkan gagalnya terserap Anggaran Belanja. Jika di bawah 90%, otomatis tahun depan akan ada pemangkasan anggaran, alasannya karena tidak mampu mengelola APBA dan Otsus.

14. Melemahkah ekonomi Aceh, untuk bisa memasuki Investor Pusat ke Aceh. Minyak, tambang, dan lainnya akan berjalan tanpa Qanun aceh. Pembagian hasil bumi 60:40 tidak berlaku.

15. Nasionalis ideologi yang di ketua megawati berjalan untuk Aceh dan syariatnya.

16. 4 tahun adalah waktu yang cukup untuk menasionalkan masyarakat aceh seperti daerah Metro,

Editor : Kuli Pena
Aceh