Thursday, March 14, 2019

EKPEKTASI DAN REALITA


Ekspektasi dan Realita, dua kata layaknya sebagai dua sisi mata uang. Terkadang di belakang terlihat sebagai pengingat, di samping sebagai pelipur lara dan di depan sebagai peringatan. Ya, keduanya terkadang berjalan beriringan tak menutup kemungkinan saling bertolak belakang. Semuanya tergantung si pemilik keduanya, dari sudut pandang mana ia berfikir dan bertindak dari apa yang ia harapkan dan apa yang terjadi. Ekspektasi muncul sebagai goal yang harus dicapai dan realitas bak usaha yang dilakukan untuk mencapai goal tersebut. Realitas dapat dilihat sebagai result dari apa yang telah diusahakan bisa ‘berbanding lurus’, ‘bertolak belakang’, atau ‘melebihi’. Jika dilihat sebagai level limited, normal dan unlimited. Artinya apa limited, realita yang didapat masih cukup jauh. Normal, realita yang didapat bebanding lurus dengan apa yang diharapkan tidak lebih dan tidak kurang bisa dibilang cukup. Unlimited, realita yang didapat melebihi dari apa yang kita bayangkan sebelumnya.

Jadi teringat tentang skema batas harap & hidup manusia
Diriwayatkan dari Abdullah, dia berkata, “Rasulullah menggambar persegi empat, kemudian membuat garis ditengahnya hingga menyeberang ke luar, lalu membuat garis-garis kecil yang memotong garis tengah itu dan berkata, “ini adalah manusia dan ini (persegi empat) adalah batas kehidupannya dari kematian yang mengepungnya dari segala penjuru, dan ini (garis) yang berada di luar (persegi empat) adalah harapannya, dan garis-garis kecil ini adalah musibah-musibah dan masalah yang mungkin menimpanya. Jika melewati satu garis dia akan bertemu dengan garis berikutnya, demikian seterusnya.” (HR. Bukhari). 


Gambar diatas setidaknya dapat sebagai gambaran dari hadis nabi diatas, agar lebih mudah menerjemahkan maksud yang terkandung dari hadis nabi tersebut. Sebagai penutup, pengajaran yang bisa saya ambil adalah ekspektasi setidaknya dibutuhkan manusia untuk hidup bagaimanapun realita yang akan didapat nantinya setidaknya manusia telah berusaha dan berjuang untuk mencapai apa yang mereka cita-citakan. Harapan sebagai jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan, dan untuk mencapai hal yang kita harapkan tidak mudah ada banyak halangan dan rintangan yang harus kita hadapi, seperti garis-garis kecil dalam gambar ketika kita melewati satu masalah akan melewati masalah selanjutnya sehingga kita dituntut untuk senantiasa jangan putus harapan dalam melewati masalah-masalah tersebut.
expectations-v-realityPerbedaan realitas dari apa yang kita harapkan bukan menjadi tolak ukur satu-satunya penentu keberhasilan seseorang, ketika kita jatuh maka yang harus kita lakukan adalah berdiri dan terus berjuang, meskipun ditengah jalan jatuh kembali kita harus senantiasa tetap berjuang mencapai harapan kita tersebut. Kita tidak dapat menilai sesuatu hal hanya dari pola pikir kita saja, pun hanya dari pola pikir orang di sekitar kita. Kita sebagai manusia yang mempunyai berbagai keterbatasan hanya dapat berusaha yang terbaik dari kemampuan yang kita punya, masalah kita gagal atau hal tersebut tidak sesuai dengan harapan kita, setidaknya kita pernah mencobanya. Karena kesuksesan bukan satu-satunya ukuran dari segala perjuangan yang kita lalui, itu hanya sebagai proses pembentukan persepsi dari otak manusia. Hakikat sukses itu pun saya pribadi masih belum menemukan referensi yang tepat dalam gambaran kehidupan nyata.
Dalam hidup tidak ada jaminan untuk terus bahagia, tidak ada kepastian untuk apapun. Setiap orang bisa terlempar ke luar dari kotak rasa nyamannya secara tiba-tiba.

No comments: