Friday, March 29, 2019


Janganlah Kalian Bermain-main Di Negeri Kami Para Jesuit's Kalian Sudah Terlalu lama Mencoba Membelah Bangsa Ini Kalian Berlindung Di Bawah Bendera Agama Tapi Saya Tahu Itu Hanyalah Topeng Untuk Melancarkan Operasi Kalian, Karena Kalian Memang Lembaga Intelijen Terbesar Yang Pernah ada Di dunia, Dengan Tujuan Membentuk Tatanan Dunia Baru ( The New World Order) dan Menghapus Seluruh Agama Di Dunia.

Kalian Jugalah Yang Menciptakan Ideologi Komunisme dan Kapitalisme Karena Keduanya Dilahirkan Dari rahim Yang Sama, seperti Layaknya Syi'ah dan Komunisme dilahirkan dari Rahim Yang sama dengan Ibu kandungnya Bernama Yahudi.

Saya Harap Saya dan kita dan Kalian Para Millenial Generasi Penerus Bangsa, Belajarlah Sejarah, Gali-lah Informasi Sebanyak-banyak-nya, Agar kalian Paham Dengan situasi kondisi negara saat ini, yg admin posting ini bukalah sebuah provokasi, tapi hanya ingin memberikan Referensi agar kalian Bisa Mau Belajar Sejarah dan belajar tentang Konspirasi Elite Global, Agar kedepannya Kita Bisa waspada dan mampu menjaga Keutuhan Bangsa kita.

Hanya di era kepemimpinan sekarang semua terbelah hanya Karena Pilihan Politik. Jika Ingin menemukan Sebuah Fakta, carilah dari dua sisi agar kita bisa menemukan Kebenaran Yang Hakiki.

Kita di benturkan dan di adu domba layaknya permainan yang mereka tertawa melihat kita beradu otak saling menjatuhkan sesama anak bangsa , Tidak inggatinggatkah kalian pada sejarah Singapore bagaimana kata Perdana Mentri Lee Kwan Ywee " Kalian tak mungkin melawan PRIBUMI dengan SENJATA tapi kalian bisa MENGALAHKAN mereka dengan STRATEGI ADU DOMBA seperti kami menguasai SINGAPURA ".

Dengan begitu sebuah negara akan hancur dengan ketidaksetabilan warga negara yang saling berbenturan ketika kau sudah hancur mereka akan mentertawai kita dengan begitu bahagia dan mampu menguasai negara kita .

Dan mereka akan berkata dengan kesuksesan merebut sebuah negara
CARILAH ORANG ORANG YANG MUNAFIK KARENA MEREKA DAPAT KAU BAYAR 

Thursday, March 28, 2019


Sudah terlalu banyak kata di dunia ini Alina, dan kata-kata, ternyata, tidak merubah apa-apa. Lagipula siapakah yang masih sudi mendengarnya? Di dunia ini semua orang sibuk berkata-kata tanpa pernah mendengar kata-kata orang lain.
Apa boleh buat, jalan seorang penulis adalah jalan kreativitas, di mana segenap penghayatannya terhadap setiap inci gerak kehidupan, dari setiap detik dalam hidupnya, ditumpahkan dengan jujur dan total, seperti setiap orang yang berusaha setia kepada hidup itu sendiri—satu-satunya hal yang membuat kita ada.
Apalah yang bisa pasti dari perasaan manusia
Setiap hari ada senja, tapi tidak setiap senja adalah senja keemasan, dan setiap senja keemasan itu tidaklah selalu sama….
Aku selalu membayangkan ada sebuah Negeri Senja, dimana langit selalu merah keemas-emasan dan setiap orang di negeri itu lalu lalang dalam siluet.
Dalam bayanganku Negeri Senja itu tak pernah mengalami malam, tak pernah mengalami pagi dan tak pernah mengalami siang.
Senja adalah abadi di Negeri Senja, matahari selalu dalam keadaan merah membara dan siap terbenam tapi tak pernah terbenam, sehingga seluruh dinding gedung, tembok gang, dan kaca-kaca jendela berkilat selalu kemerah-merahan.
Orang-orang bisa terus-menerus berada di pantai selama-lamanya, dan orang-orang bisa terus-menerus minum kopi sambil memandang langit semburat yang keemas-emasan. Kebahagiaan terus-menerus bertebaran di Negeri Senja seolah-olah tidak akan pernah berubah lagi
Dunia ini penuh dengan keajaiban karena hal-hal yang tidak masuk akal masih terus berlangsung.
Seorang fotografer ingin membagi duka dunia di balik hal-hal yang kasat mata para fotografer membagi pandangan, tetapi yang memandang fotonya ternyata buta meskipun mempunyai mata. Keajaiban dunia adalah suatu ironi, di depan kemanusiaan yang terluka, manusia tertawa-tawa kuketahui bahwa pemandangan yang tertatap oleh mata bisa sangat mengecoh pemikiran dalam kepala: bahwa kita merasa menatap sesuatu yang benar, padahal kebenaran itu terbatasi sudut pandang dan kemampuan mata kita sendiri.
Atau, apakah didunia ini sebetulnya seperti didalam amplop ya Sukab, dimana kita tidak tahu apa yang berada di luar diri kita, dimana kita merasa hidup penuh dengan makna padahal yang menonton kita tertawa-tawa sambil berkata, “Ah, kasihan betul manusia.” Apakah begitu Sukab, kamu yang suka berkhayal barangkali tahu.


Wednesday, March 27, 2019

Belakangan ini telingaku seperti sudah terdistorsi, sudah sangat terganggu dengan satu kata yang terus menerus lalu lalang menimbulkan suara bising tanpa bisa kumengerti mengapa bisa menjadi seperti itu.

Ya. Kata itu adalah elektabilitas.

Aku yakin hampir semua orang sudah merasakan bisingnya suasana yang disebabkan oleh kata ini. Hanya efeknya saja yang berbeda-beda; jika aku mulai merasakan kata elektabilitas sudah menjadi seperti gangguan akut di telinga, bagi sebagian orang lain mungkin tidak seperti itu. Ada yang bergembira ria mendengar kata ini terus bersiliweran, ada yang bersedih, ada yang marah, dan bahkan ada juga yang depresi dibuatnya.

Aku ingin membahas kata elektabilitas ini dengan memulai tanpa mengupas definisinya sebagaimana yang tercantum dalam kamus.

Sebagai permulaan, aku setuju bahwa angka-angka elektabilitas memang benar dibutuhkan. Aku suka dengan analogi yang mengatakan bahwa elektabilitas itu ibarat panel indikator yang selalu kita lihat di dashboard mobil saat sedang berkendara. Kita akan dengan mudah mengetahui berapa kecepatan, berapa bahan bakar yang tersedia, belum lagi dengan teknologi map yang banyak tersedia, kita akan tahu rute mana yang akan ditempuh dan berapa lama untuk bisa sampai ke tujuan.

Indikator pada mobil akan membantu kita untuk mengambil keputusan penting saat berkendara, misalnya meningkatkan kecepatan mobil kalau lagi dikejar waktu, atau mampir ke pom bensin jika tidak ingin berhenti ditengah jalan karena kehabisan bahan bakar.

Namun, saat ini kata elektabilitas ternyata tidak sesuai lagi dengan gambaran di atas, dia jauh lebih hebat dari pada itu. Bahkan parahnya, jika menggunakan perumpamaan mobil diatas, sebuah panel indicator di dashboard mobil ternyata sudah menjadi lebih berharga dibandingkan dengan mobil itu sendiri.

Sebenarnya aku benci untuk mengakui bahwa kata Elektabilitas ternyata sudah menjadi sehebat itu karena elektabilitas hanyalah satu kata yang direpresentasikan oleh deretan angka persentase milik masing-masing kandidat, itu saja.

Tapi, dua derat angka persentase ini, disadari atau tidak, bisa mempengaruhi begitu banyak orang dan melahirkan ribuan analisa yang kalau dikumpulkan dalam seketika bisa menjadi berjilid-jilid buku. Kata elektabilitas tiba-tiba sudah mengeyampingkan banyak faktor-faktor lain, dan sudah menjadi sebuah awal sekaligus juga akhir dalam siklus politik di negara ini.

Jika anda ingin maju menjadi pimpinan daerah atau presiden di negara ini, maka yang dilihat pertama kali adalah berapa besar angka elektabilitas anda. Saat anda akan berbicara dengan orang-orang, organisasi, atau partai politik, maka anda akan melakukan lobby-lobby dengan berpijak pada kata ini, seberapa besar tingkat keterpilihan anda dibandingkan dengan calon-calon yang lain. Kemudian baru berapa besar "amunisi" yang anda miliki untuk menghimpun dukungan logistik guna meningkatkan elektabilitas pada masa kampanye.

Jika ada yang berpikir tentang kesamaan ideologi atau visi misi yang dimiliki seorang calon untuk memperoleh dukungan politik, maka bersiaplah untuk kecewa.

Ideologi dalam politik saat ini adalah sesuatu yang bisa dikesampingkan, dikompromikan, diadaptasi, atau dinegosiasikan, sejauh semua pihak yakin dengan elektabilitas sang calon. Begitu juga dengan usaha-usaha untuk memperoleh dukungan dari organisasi atau para donatur. Akan menjadi jelas bahwa posisi negosiasi akan ditentukan oleh berapa besar tingkat elektabilitas sang calon pada saat itu.

Inilah penjelasan paling logis dari peristiwa yang sering kita dengar dimana banyak calon kepala daerah yang kecewa karena justru dia tidak didukung oleh partainya sendiri saat maju dalam pemilihan. Sudah patut diduga bahwa pengkhianat itu bernama "elektabilitas", selain masalah uang tentu saja.

Begitu juga setelah seseoarang resmi menjadi "kandidat" pada pemilihan umum, maka hari-harinya akan diisi dengan usaha-usaha untuk meningkatkan "elektabilitas".

Politik sudah menjadi suatu yang lebih personal karena fokus utamanya pada para kandidat, dan strategi kampanye dirancang dengan jauh lebih menitikberatkan pada program-program peningkatan elektabilitas.

Bisa jadi ini ada hubungannya dengan istilah-istilah yang belakangan mulai muncul, seperti political scientist, atau political engineering, selain istilah lama seperti political consultant yang biasa kita dengar.

Politik seolah-olah sudah bergeser menjadi bidang kajian eksakta, dimana banyak hal sudah terkuantifikasi, veriabel-variabel yang berpengaruh sudah mulai disederhanakan, dan diformulasikan, demi tujuan-tujuan elektabilitas.

Kalian mungkin tidak percaya kalau pihak-pihak yang menawarkan algoritma atau formulasi tentang cara cepat meningkatkan elektabilitas adalah pihak yang paling dibutuhkan saat ini, sekaligus juga pihak yang akan mendapatkan keuntungan sangat besar.

Aku tegas mengatakan hal ini, karena hubungan erat antara elektabilitas dengan uang. Elektabilitas adalah sesuatu yang bisa didongkrak dengan uang, dalam jumlah yang fantastis tentu saja. Untuk pemilihan presiden, persen demi persen kenaikan elektabilitas berbanding lurus dangan trilyun demi trilyun uang yang dikeluarkan.

Ini yang membuatku jengah dengan lembaga-lembaga survei, konsultan politik, atau lembaga survey yang merangkap sebagai konsultan, dan termasuk juga para pengamat. Mereka adalah pihak-pihak yang bertanggung jawab terhadap pembangunan opini yang menempatkan semua pihak hanya peduli pada elektabilitas. Mereka seolah-olah lebih "menghamba" pada jajak pendapat, pada hasil polling, seolah-olah hasil pemilu akan ditentukan dengan jajak pendapat yang rutin mereka lakukan.

Program-program kampanye disusun hanya untuk menggerakkan hasil polling, psikologi pemilih juga dipengaruhi agar hasil polling ikut menjadi dasar pemilih untuk mengambil kepususan siapa yang akan mereka coblos saat pemilu, bahkan ada yang mongopinikan bahwa pemilu sudah selesai dengan berpijak pada hasil polling semata.

Kalau ada yang membayangkan bahwa pesta demokrasi akan identik juga dengan pesta literasi, karena wacana yang diluncurkan tentang ideologi kebangsaan, konsep kehidupan berbangsa dan bernegara, tentang program-program pembangunan, atau peningkatan kualtas SDM, mulailah untuk realistis dengan kenyataan bahwa semua itu hanya menjadi pelengkap saja. Ibarat kita mengkonsumsi hidangan penutup dari menu utama elektabilitas yang tersaji.

Kita semua seolah-olah digiring untuk cuma perduli pada hasil jajak pendapat. Itulah alasan hari-hari yang kita lewati dimasa kampanye pilpres ini hanya berkutat dengan hoaks, pencitraan, fitnah, dan lain-lainnya, karena semua berpikir dengan cara seperti itu.

Itulah yang membuatku sangat terganggu belakangan ini. Bahkan aku berharap elektabilitas ini sekali waktu bisa menunjukkan wujud secara fisik, karena aku sudah siapkan sebilah belati untuknya. Kapan pun kami berpapasan di jalan, dia akan kubuat tersungkur di tanah dan tewas seketika.

Aku tidak peduli akan menjadi orang paling dibenci di negara ini karena sudah membuat mereka begitu berduka. Namun, kalian mungkin bisa membayangkan kepuasan yang kurasakan jika ada orang yang berusaha mencari kata itu dari dalam kamus dan menemukan statusnya yang sudah almarhum.

Bagiku, menjadi penting untuk membuat semua orang berduka demi sebuah kelahiran baru, demi sebuah identitas baru, demi sebuah definisi yang lebih layak ditempatkan kepada satu kata yang akan menjadi pengganti kata elektabilitas nanti

Semakin dewasa, beberapa hal mengalami pergeseran makna yang cukup signifikan. Bukan, ini bukan cuma perkara pasangan ataupun perasaan. Hey, hidup tak sekadar tetek bengek hati saja ‘kan? Jika mau melirik dalam, pergeseran makna juga terjadi di urusan pertemanan.

Ikatan yang satu ini boleh jadi tak sesering itu diperhatikan. Namun, selalu ada yang menarik untuk diangkat, dibicarakan, kemudian dimasukkan dalam kompartemen penuh kenangan. Di akhir hari, kita akan sepakat bahwa pertemanan adalah soal siapa yang akhirnya bertahan — setelah dihadapakan pada berbagai keadaan.
Tidak semua orang beruntung ditempatkan dalam pertemanan yang membangun. Ikatan yang bukan cuma sekadar berisi kumpul-kumpul, tapi juga membuat otak dan semangat mengebul.

Perkawanan yang baik memberi kita ruang hangat baru selekat keluarga. Tempat kita bisa diterima, didorong, kemudian berkembang sebagai manusia. Tidak berlebihan rasanya jika kemudian perkawanan dilabeli sebagai ikatan keluarga yang bisa dipilih sendiri. Sebab di sini dukungan selekat saudara sendiri bisa datang dari berbagai sisi.
Pertemuan yang ala kadarnya tidak menyurutkan ikatan yang ada. Jika ditanya siapa orang terdekat dalam hidupmu yang keluar adalah nama-nama mereka. Beberapa cerita juga hanya bisa dibagi pada orang-orang ini saja. Dengan sabar mereka akan mendengar keluh kesah dan impian-impian anehmu tanpa mengernyitkan alis mata.Mungkin kalau tiba-tiba kamu beralih profesi menjadi penulis kacangan yang karyanya tak pernah dimuat mereka juga akan jadi pendukung utama yang paling memahaminya. Ada beberapa rencana dan impian yang hanya bisa kalian wujudkan bersama. Tak mungkin di lingkaran pertemanan lainnya. Sekedar pergi ke luar kota dan menginap beberapa malam saja. Terlihat sederhana memang, tapi siapa yang bersedia menjadi pengendara layaknya sopir bus antar kota? Siapa yang bisa tetap asyik walau hanya makan kurang dari 10 ribu rupiah tiap kalinya?
Kamu tak perlu ada setiap waktu bagi sahabat yang kau cintai dan mencintaimu. Jala persahabatan lah yang akan melekatkan kalian, saat rindu sudah mulai bertalu.

Terima kasih Tuhan, telah kau tempatkan kami dalam jala macam itu.

Berberapa hari ini saya selaku penulis sudah menamatkan sebuah buku yang dimana isi keseluruhan adalah para para ahli pilsafat akal yang dimana banyak mengemukan berberapa pendapat mengenai bermacam bagai hal tentang kehidupan .

Hidup itu memang menyedihkan dan serius. Kita dibiarkan
memasuki dunia yang indah, kita bertemu satu sama lain di sini,
saling menyapa—dan berkelana bersama untuk sejenak. Lalu, kita
saling kehilangan dan lenyap dengan cara yang sama mendadaknya
dan sama tidak masuk akalnya seperti ketika kita datang."
Bahkan Descartes tidak dapat menyangkal bahwa ada interaksi
konstan antara pikiran dan badan. Selama pikiran berada di dalam
badan, Descartes yakin, ia terkait dengan otak melalui sebuah organ
otak yang dinamakannya kelenjar otak, yang di dalamnya interaksi konstan berlangsung antara `ruh' dan `materi'. Oleh karena itu, pikiran
dapat selalu dipengaruhi oleh perasaan dan nafsu yang berkaitan
dengan kebutuhan-kebutuhan badaniah. Tapi pikiran juga dapat
menjauhkan diri dari impuls-impuls `tercela' semacam itu dan
bekerja tanpa bergantung pada badan. Tujuannya adalah agar akal
dapat memegang kendali. Sebab bahkan jika aku merasakan sakit
yang amat-sangat pada hatiku, jumlah sudut dalam sebuah segi tiga
akan tetap 180 derajat. Dengan demikian, manusia mempunyai
kemampuan untuk bangkit mengatasi kebutuhan-kebutuhan badaniah
dan bertindak secara rasional. Dalam hal ini, pikiran lebih unggul
daripada badan. Kedua tungkai kita dapat menjadi tua dan lemah,
punggung dapat menjadi bungkuk dan gigi dapat tanggal—tapi dua
tambah dua akan tetap empat selama kita masih mempunyai akal.
Akal tidak menjadi bungkuk dan lemah. Badaniah yang menjadi tua.
Bagi Descartes, pikiran itu pada dasarnya adalah gagasan. Nafsu dan
perasaan yang lebih rendah tingkatannya seperti keinginan dan
kebencian lebih erat kaitannya dengan fungsi-fungsi badaniah—dan
karenanya dengan realitas perluasan."
"Spinoza mengatakan bahwa hasrat kitalah—seperti ambisi dan
nafsu syahwat—yang menghalangi kita meraih kebahagiaan dan
keselarasan sejati, tapi jika kita mengakui bahwa segala sesuatu
terjadi karena memang harus terjadi, kita akan mendapatkan
pemahaman intuitif tentang alam secara menyeluruh. Kita dapat
sampai pada kesadaran yang benar-benar jernih bahwa segala
sesuatu itu saling terkait, bahkan segala sesuatu itu adalah Satu.
Tujuannya adalah memahami semua yang ada dalam suatu persepsi
yang mencakup keseluruhan. Dengan begitu, barulah kita dapat
meraih kebahagiaan dan kepuasan sejati. Inilah yang dinamakan
Spinoza melihat segala sesuatu `sub specie aeternitatis.'"
Nah, sebagai permulaan, semua filosof yang telah Anda
bicarakan, semuanya pria. Dan kaum pria tampaknya hidup di dunia
mereka sendiri. Aku lebih tertarik pada dunia nyata, di mana ada
bunga-bunga dan binatang serta anak-anak yang dilahirkan dan
tumbuh dewasa. Para filosof Anda selalu berbicara tentang `man'
dan`human', dan kini ada risalah lain mengenai `human nature'.
Seakan-akan `human' ini seorang pria setengah baya. Maksudku,
hidup dimulai dengan kehamilan dan kelahiran, dan aku belum pernah
mendengar apa-apa tentang popok bayi atau bayi menangis sampai
sejauh ini. Dan hampir tidak pernah kudengar apa pun tentang cinta
kasih dan persahabatan."
Aku harus mengakui bahwa aku merasa sangat kompleks. Aku
sangat mudah berubah pendirian, misalnya. Dan sulit membuat
keputusan tentang segala sesuatu. Dan aku dapat menyukai sekaligus
membenci orang yang sama."
Persepsi ego sesungguhnya
merupakan suatu rangkaian panjang kesan-kesan sederhana yang tidak
pernah kita alami secara serempak. Itu `tidak lain dari seikat atau
sekumpulan persepsi yang berbeda-beda, yang kejar-mengejar satu
sama lain dengan kecepatan tak terhitung, dan terus berubah dan
bergerak' sebagaimana Hume mengungkapkannya. Pikiran adalah
`semacam panggung, di mana beberapa persepsi secara berurutan
menampilkan diri; lewat, lewat lagi, menyelinap, dan bercampur
dengan berbagai sikap dan keadaan'. Hume mengemukakan bahwa
kita tidak mempunyai `jati diri pribadi' yang menyokong kita di
bawah atau di balik persepsi-persepsi dan perasaan-perasaan yang
datang dan pergi ini. Seperti gambar di layar bioskop, berubah begitu
cepatnya sehingga kita tidak menyadari bahwa film itu terdiri dari
gambar-gambar tunggal. Dalam kenyataannya, gambar-gambar itu
tidak berkaitan. Film adalah kumpulan gambaran sesaat."

Tuesday, March 19, 2019


Cinta adalah perasaan simpati yang melibatkan emosi yang mendalam. Erich Fromm dalam buku larisnya (The Art of Loving) ada lima syarat untuk mewujudkan cinta yaitu perasaan, pengenalan, tanggungjawab, perhatian dan saling menghormati.(Foto Saya berserta teman saya )

Pada kesempatan ini penulis hanya mengambil satu referensi pengertian politik yang menunjuk kepada satu segi kehidupan manusia bersama masyarakat, lebih mengarah kepada politik sebagai suatu usaha untuk memperoleh kekuasaan, memperbesar atau memperluas serta mempertahankan kekuasaan.

Lalu, apa itu cinta? Cinta adalah kebaikan, ketulusan, keikhlasan, dan pengorbanan. Cinta adalah perasaan simpati yang melibatkan emosi yang mendalam. Erich Fromm dalam buku larisnya (The Art of Loving) ada lima syarat untuk mewujudkan cinta yaitu perasaan, pengenalan, tanggungjawab, perhatian dan saling menghormati.

Namun pada intinya cinta merupakan anugerah Ilahi yang harus disyukuri, seperti kata Khalil Gibran "Ketika cinta memanggilmu maka datanglah kepadanya walaupun sayapnya penuh dengan belati yang dapat melukaimu". Entah dari mana pemikiran tersebut namun Gibran mendeskripsikan bahwa ternyata cinta itu merupakan sebuah hal yang harus diterima, dan satu hal lagi bahwa cinta itu merupakan sesuatu yang begitu suci serta merupakan naluri setiap manusia.

Akhir-akhir ini politik sering dianggap sebagai suatu medan aktulalisasi sehingga ia hadir tanpa substansi, muncullah kemudian opini publik bahwa politik itu kotor. Simpulan semacam itu tak bisa kita elakan, karena masyarakat hanya mendefinisikan politik dari informasi yang mereka tangkap.

Seperti apatisme masyarakat demikian pula mereka yang menjadi pelaku dalam dunia politik praktis. Wajar ketika muncul sebuah keresahan terkait stigma tersebut meskipun stigma itu tak sepenuhnya benar.

Sebagai upaya untuk menyejukkan suasana seperti itu, maka ada baiknya kita melihat politik dari perspektif lain, yakni cinta. Mungkin sontak terlintas dalam benak saudara pembaca pertanyaan seputar apa hubungan cinta dan politik, dan ada apa dengan cinta?

Cinta selalu diawali dari ketertarikan yang kemudian punya komitmen bersama untuk menjalani sebuah ikatan atau hubungan dan saling menghargai, menerima dan memberi atas dasar kepercayaan dan keyakinan yang dijalani. sedangkan politisi adalah seseorang yang terlibat dalam politik bahkan ahli dalam bidangnya serta ikut dan berperan dalam pemerintahan.

Cinta dan politik memang merupakan dua hal yang berbeda, tetapi mereka terdapat kesamaan yang sering dipersoalkan yaitu janji cinta dan janji politik. Sehingga kesetiaan cinta dan politik dipertaruhkan dalam setiap episode kehidupan mereka. Jika kesetiaan itu tidak menjadi pedoman dasar dalam setiap langkah yang ditempuh di kemudian hari maka akan diakhiri dengan kekecewaan, baik itu dalam cinta maupun dalam politik yang dijanjikan oleh para politisi.

Seringkali dalam perjalanan waktu, janji hanyalah kata pemanis belaka, maka kesetiaan akan dipertaruhkan dalam episode kehidupan. Dalam cinta awalnya dibumbui dengan kata-kata manis dan janji-janji kesetiaan maka disaat terakhir pula terjadi goncangan kekecewaan bagi yang merasa dikecewakan, penyebab utama mengakhiri sebuah hubungan adalah karena tidak adanya kesetiaan dan berpegang teguh pada janji yang pernah diungkapkan kepada pasangannya.

Begitu pula dengan politisi, mereka kerap berjanji dan menyampaikan janji politik kepada masyarakat ketika mereka sedang membutuhkan masyarakat sebagai konstituen, bahkan janji kerap kali disampaikan pada saat masyarakat tidak mempertanyakan apa janjinya ketika terpilih dan duduk sebagai wakil rakyat di meja parlemen.
Akibat dari banyaknya janji yang mereka sampaikan kepada masyarakat dan mereka juga tergiur dengan kehidupan mewahnya ketika sudah berada di parlemen, dengan begitu janji politiknya pun hanya akan jadi pemanis belaka dan sebagai upaya politisi untuk mencapai kekuasaan di parlemen.

Dalam kajian politik yang paling tinggi, sepertinya cinta menempati posisi yang paling puncak. Tanpa cinta, politik akan kehilangan jati diri dan kehalusan jiwa. Cinta disini bukan seperti romantisan Drama Korea, Kisah Romeo dan Juliet maupun Kisah Lanur dan Timung Te'e, Bukan Itu! Namun cinta kepada kemanusiaan, cinta kepada rakyat, cinta kepada keadilan, cinta kepada kehidupan aman, tenteram dan sejahtera. Dan lebih penting lagi cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa. Itulah esensialitas perjuangan seorang politisi dalam mengarungi samudra politik yang luas ini.

Oleh karena itu menjadi suatu keharusan bahwa apabila kita berpolitik, maka haruslah penuh kecintaan yang tulus dan dibuktikan dengan perbuatan, kecintaan bahwa yang dilakukan semata-mata untuk pihak yang kita cintai yakni RAKYAT. Bukan hanya beretorika namun tindakan nihil, bukan cinta pribadi, kelompok maupun keluarga, kalau itu sudah jadi budaya maka hanya ada satu kata, tinggalkan!

Penulis berusaha menarik satu benang merah, dari kedua hal terpopuler tersebut diatas. Jika dilihat lebih dalam politik tersebut lebih condong pada praktisi, sedangkan cinta bersifat fitrawi, mungkin ketika keduanya digabungkan bisa melahirkan satu asimilasi yang cukup menarik seperti "POLITIK Berasaskan CINTA" karena ketika kedua hal tersebut dielaborasikan pasti dapat menghasilkan sebuah hal yang sangat menarik.

Maka mari sama-sama kita berusaha menghaluskan jiwa kita, sebab hanya pada jiwa yang bersih dan halus serta tuluslah cinta itu akan bersemayam. Agar ketika apa yang kita lakukan dalam politik sekarang dan nanti bukan karena dorongan untuk memusuhi, bukan semata-mata karena haus akan kekuasaan, mengkerdilkan atau bahkan menyerangi lawan-lawan kita secara membabi buta, akan tetapi atas dasar rasa cinta kepada rakyat dan kemanusiaan ini.

Akhirnya, semoga dalam perhelatan politik diwaktu yang akan datang, mari kita landasi semua pikiran, tindakan dan segala bentuk perbuatan kita semata-mata karena cinta. Cinta yang tulus dan sungguh-sungguh yang datang dari hati. Karena tanpa Cinta Politik itu Binasa.

Monday, March 18, 2019


Ada yang tahu tentang Theory of Happiness? Dalam ilmu psikologi, teori ini hampir sama sifatnya dengan teori kimia yang mengatakan bahwa sifat energi adalah kekal. Energi yang ada di alam semesta ini tidak akan bisa berkurang apalagi menghilang. Ia hanya dapat berpindah atau berubah bentuk.

Oke, aku tidak bermaksud membahas ilmu kimia di sini. Berkaitan dengan teori kebahagiaan tadi, persamaan sifatnya adalah kebahagiaan itu tidak bisa berkurang atau menghilang. Tapi kebahagiaan itu hanya berpindah tempat dan berubah bentuk kalau bisa dikatakan kebahagiaan itu memiliki bentuk. Tidak percaya? Sekarang kita analisa sedikit lebih mendalam ya.

Saat kamu, misalnya, jatuh cinta, menikmati hubungan yang indah dengan teman, atau mendapat pekerjaan yang diinginkan, saat itu kamu sedang mengalami yang namanya kebahagiaan. Segala hal terasa indah dan aku yakin kamu tidak akan sempat memikirkan apa akibat dari kebahagiaan yang sedang kamu alami.

Saat kamu jatuh cinta, kamu berbahagia. Tapi pernahkah kamu berpikir kebahagiaan milik siapakah yang telah terenggut hingga jatuh ke pelukanmu? Mungkin saja di saat kamu jatuh cinta, ada seseorang yang patah hati dalam waktu yang bertepatan. Bisa karena pasanganmu lebih memilih kamu daripada memilihnya, bisa karena memang cinta antara pasanganmu dan mantannya sudah kadaluarsa, dan berbagai macam alasan lainnya (kisah nyata) yang pernah penulis alami.

Atau saat kamu sedang menikmati kebahagiaan karena akhirnya mendapatkan pekerjaan yang kamu impikan, pernahkah terpikir kebahagiaan siapakah yang telah kamu miliki saat ini? Mungkin ada seseorang di sana sedang merenungi kesalahannya sehingga membuat dia dipecat dan akhirnya kehilangan pekerjaan yang sekarang sedang nyaman berada di pelukan kamu.

Tunggu dulu! Tidak usah merasa bersalah atau merasa yang gimana-gimana. Semua adalah wajar. Ini jika dipandang dari sudut ilmu psikologi . Pasti banyak pengunjung yang mampir di sini yang punya latar belakang pendidikan psikologi dan berbaik hati menjelaskan lebih detaildetail .

Hal lain yang berkaitan dengan teori kebahagiaan ini adalah tidak memiliki kehilangan. Biasanya kita merasa jatuh ke jurang paling dalam saat kehilangan sesuatu atau seseorang yang kita sayangi. Kita merasa begitu memiliki sesuatu atau seseorang itu sehingga pada saat akhirnya kita terpaksa kehilangannya kita langsung merasa dunia runtuh. Saat itu seolah-olah kebahagiaan langsung terenggut dengan paksa dari hidup kita. Sekali lagi, hal ini adalah sesuatu yang wajar sebagai respon kita as human being.

Lalu, bagaimana menyikapinya? Semua kembali kepada pikiran kita. Bagaimana kita menyetel pikiran kita untuk selalu berpikir bahwa kita tidak pernah memiliki sesuatu yang bernama kehilangan. Ini adalah hal yang berbeda dengan prinsip tidak pernah merasa memiliki jadi tidak akan merasa kehilangan. Adalah manusiawi bahwa saat kita mendapatkan sesuatu atau seseorang yang kita impikan, maka kita secara otomatis akan merasa kita harus memilikinya. Tapi saat mereka pergi dari hidup kita, maka seharusnya kita berpikir bahwa kita tidak kehilangan. Mereka hanya berpindah tempat. Susah? Pasti. Bingung? Samaaaaa.

Tanganku melepasnya walau sudah tak ada
Hatimu tetap merasa masih memilikinya
Rasa kehilangan hanya akan ada
Jika kau pernah merasa memilikinya

Pernahkah kau mengira kalau dia kan sirna
Walau kau tak percaya dengan sepenuh jiwa
Rasa kehilangan hanya akan ada
Jika kau pernah merasa memilikinya

Lirik lagu di atas adalah lirik lagu yang dinyanyikan Letto. Pasti sudah pada tahu kan? Saat aku mendengarnya (thanks to my best friend who sent this lovely song  ) aku langsung tersenyum dan merasa tenang. Rasa kehilangan hanya akan ada jika kau pernah merasa memilikinya. Jadi untuk apa merasa kehilangan? Aku memilih untuk tidak pernah merasakan kehilangan karena aku tidak pernah merasa memiliki rasa kehilangan itu, bukan karena aku tidak pernah memiliki sesuatu atau seseorang yang aku sayangi .

Jadi, buat sahabat-sahabat yang sudah meluangkan waktunya untuk mencari aku yang tiba-tiba menghilang. Jangan merasa kehilangan ya. Jangan pernah merasa pernah memiliki rasa kehilangan itu. Aku baik-baik saja. Terima kasih atas perhatiannya. Sumpah! Jadi terharu menerima banyak perhatian seperti ini, hiks *mellow mode ON. Anyway, lucky having you guys in my life .

Sunday, March 17, 2019


“Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan, dan setiap perpisahan pasti menyisakan luka dan kepedihan”
Suka atau tidak suka semua orang termasuk saya dan anda yang hidup didunia ini pasti mengalami hal yang satu ini, “Perpisahan”. Ya kata itu merupakan kata yang mempunyai probabilitas besar untuk terjadi pada kita semua. Dari kalimat diatas, dapat ditafsirkan bahwa perpisahan itu pasti ber-ujung pada kesediah, walaupun hanya sedikit saja. Tapi tidak semua orang berpendapat seperti kalimat yang saya tuliskan diatas.
Anda tentu yang tidak setuju pasti menyangkal kalimat saya diatas, tapi ketika anda telah mengalami suatu perpisahan yang menyedihkan perasaan anda, maka anda pasti setuju dengan apa yang saya tulis diatas. Hal perasaan setuju dan tidak setuju itu adalah perkataan naluriah atau alami dari setiap kita, dan itu merupakan cirri khas dan keistimewaan kita kita sebagai manusia untuk menyatakan perbedaan pendapat.
Tapi disini saya tidak akan menjadi hakim, yang akan menghakimi anda dalam hal pendapat yang anda pikirkan sekarang ini, tapi saya akan sedikit membuka sedikit keterbukaan anda untuk sekedar membaca paendapat saya tentang makna Perpisahan, yang mungkin akan sedikit membuat benak anda berkata ya atau tidak.
Mari kita buktikan…..
Pisah secara bahasa berarti menjauhnya jarak suatu benda dari objek yang mengenainya. Secara harfiah seolah-olah perpisahan itu hanya perpisahan sebuah benda dengan benda lain sehingga jaraknya terpaut lebih jauh dari kedudukanya semula. Tapi kalu menurut saya, mungkin jugas sebagian anda, perpisahan adalah menjauhnya suatu ikatan batin (hanya ikatan batin saja) dari seseorang terhadap seseorang lainya ataupun dengan objek yang mempengaruhi batin seseorang itu atau berpisahnya seseorang selamanya tanpa pernah bisa berkomunikasi lagi.
Ada sebuah studi kasus yang menarik tentang perpisahan, mari kita tilik bersama …..
Ikeuchi Aya, seorang gadis 15 tahun yang cantik dan penuh semangat remaja. Semangat yang besar itu telah mampu membawanya menuju cita-cita besar dirinya dan orang tuanya untuk menjadi salah satu murid salah satu sekolah SMA terkemuka di Jepang. Tapi semangat itu menjadi berwarna lain setelah dirinya divonis menderita spinocerebellar degeneration disease, suatu penyakit yang membuatnya sedikit demi sedikit mengalami kematian saraf-saraf otaknya yang mengakibatkan fungsi tubuh tidak bisa berjalan secara biasanya. Tapi warna apa yang mewarnai semangatnya?, ya kalau boleh saya pilihkan warna, maka Merahlah warna yang cocok untuk perubahan semangat yang dimiliki seorang Ikeuchi Aya. Merah bukan berarti semangat itu menjadi semacam amarah yang dapat membakar dan merepotkan orang-orang disekitanya, tapi semangat merah yang berati panas, panas yang membawa radiasi kesekitarnya yang menularkan semagat itu pada seluruh keluarga dan teman-temannya, bahkan orang-orang yang sama sekali tidak dikenalnya.
Apa penyebab seseorang yang divonis sakit dan tidak dapat disembuhkan menjadi bersemnat merah itu?
Tidak lain karena seorang Ikeuchi Aya menyadari betul apa yag dinamakan perpisahan. Perpisahan antara dia, dengan keluarga tercintanya, teman-temanya dan orang-orang yang menyayanginya yang disebabkan oleh kematian. Sehingga perpisahan yang dirasakan oleh oleh Ikeuchi aya adalah perasaan untuk berguna dan menghabiskan sisa hidupnya untuk menolong dan membahagiakan orang disekitarnya. Demikian juga orang disekitarnya yang menerima radiasi semangat itu menjadi lebih membuka diri untuk selalu membuat orang lain bahagia. Ikeuchi Aya dengan buku hariannya walaupun telah meninggal 20 tahun yang lalu tetapi mampu membuat orang-orang yang sakit dengan penyakit yang sama, untuk bangkit dan bersemangat menjalani sisa hidup. ( 1 Litre of Tears )
“Perpisahan mampu membuat seseorang bangkit menjalani hidup, karena perpisahan itu sebuah kepastian sehingga sebelum perpisahan itu dating maka gunakanlah masa bersamamu itu dengan penuh kenangan bahagia”
Itulah salah satu makna perpisahan dari seorang Ikeuchi Aya, tapi lain dari Ikeuchi Aya yang tanpa sadar mampu membangkitkan semangat orang lain untuk hidup, lain juga dengan seorang manusia paling agung dan manusia paling berpengaruh sepanjang masa, Rasulullah Muhammad SAW.
Ketika orang lain sibuk memikirkan diri sendiri atau mungkin istri dan keluarganya ketika dia sakit dan tau bahwa umur yang diberikan Tuhan kepadanya tidak panjang panjang lagi, maka beda dengan Rasulullah, peristiwa haji wada, haji terakhir yang Rasul lakukan dengan para sahabat dan pengikutnya telah mampu menjadi bukti bahwa beliau adalah tauladan yang baik dan rahmat bagi seluruh alam. Melalui khotbah Rasul pada haji wada maka kita akan dapat menyaksikan babgaimana seorang utusan tuhan yang sangat mencintai ummatnya.
Silakan anda simak sebagian dari Khutbah beliau ini :
“Wahai manusia, dengarkanlah apa yang hendak kukatakan. Mungkin sehabis tahun ini, aku tidak akan bertemu lagi dengan kalian ditempat ini untuk selama-lamanya…. Hai manusia, sesungguhnya darah dan harta kalian adalah suci bagi kalian (yakni tidak boleh di nodai oleh siapapun juga) seperti hari dan bulan suci sekarang ini dinegeri kalian ini. Ketahuilah, sesungguhnya segala bentuk perilaku dan tindakan jahiliah tidak boleh berlaku lagi. Tindakan menuntut balas atas kematian seseorang sebagaimana yang berlaku di masa jahiliah juga tidak boleh berlaku lagi…” seterusnya di Sirah Nabawi
Dari sini, anda dapat menyadari bahwa perpisahan itu tidak hanya ajang untuk bersedih hati, tapi juga ajang untuk bermuhasabah diri untuk meng-akselarasikan diri ini untuk menjadi pribadi yang baik dan lebih baik dari hari ini.
“Perpisahan akan membawa kebahagian jika kita menganggapnya sebagai pelajaran hidup. Tapi dia akan menjadi perusak pribadi jika perpisahan diartikan menjadi inisiator kemurungan dan kesedihan”
Jadi mari kita bersama-sama hilangkan kaliamat dibawah ini.
“Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan, dan setiap perpisahan pasti menyisakan luka dan kepedihan”
Semoga bermanfaaat


Sebuah quote, yang entah serius atau asal spontan, saya dengar di sebuah televisi. Quote yang dikeluarkan oleh lelaki sebetulnya cukup kritis di mata saya.  anda benar, Rocky Gerung. Sebelumnya beliau bilang juga, Perkawinan itu indah sebagai fiksi tapi berbahaya sebagai fakta. Pernyataan-pernyataan beliau kadang mengundang kontroversi dan katanya mesti dicermati secara filosofis sebab beliau dosen ilmu filsafat.

Tentu saja saya bukan ahli filasafat. Filsafat yang yang saya ketahui serba sekelumit. Rasanya, meliputi pengetahuan objektif, rasio universal, kodrat manusia berakal dan kehendak bebas yang rasional.  Segala sesuatu dari sudut filsafat, harus dilihat dari hal-hal tersebut. Mari kita lihat selintas, 

Pengetahuan Objektif, pengetahuan yang berasal dari pemikiran sendiri lalu dikemukakan kepada orang lain. Kemudian terdapat perbaikan perbaikan dari orang lain. Kemudian kesimpulannya bernilai benar oleh semua orang.
Rasio Universal, rasio yang dilihat dari banyak aspek dan diakui secara universal. Banyak petimbangan menilai wanita, saya kira rasio universal juga harus dikenakan saat menilai wanita.
Kodrat Manusia berakal, bagaimana perempuan dipandang dan dilihat dari kodratnya sebagai mahluk yang memiliki akal, saya kira yang menilai juga menggunakan kodratnya sebagai manusia yang memiliki akal.
Kehendak bebas yang rasional. Selintas agak bertolak belakang dengan pengetahuan objektif. Tetapi memandang perempuan dengan sudut pandang sebagai manusia yang memiliki kehendak bebas. Menurut saya, meski bebas, sebebas-bebasnya dan mungkin seenaknya tapi tetap saja harus rasional.
Setiap orang bebas berpendapat. Pendapat biasanya dipengaruhi banyak hal. Antara lain,  latar belakang (tingkat pendidikan, pengalaman, orientasi seksual, dll), lingkungan, agama dan lain sebagainya.

Apakah wanita itu hanya indah sebagai fiksi tapi berbahaya sebagai fakta...!? tentu saja dipengaruhi oleh banyak hal di atas tadi. Hanya, agak heran juga kalau ada lelaki pintar dan diamini banyak orang, yang matang usianya tapi memandang wanita sebagai mahluk berbahaya di dunia nyata.

Padahal kita semua lahir dari rahim seorang wanita. Apakah keindahan wanita hanya dirasakan di pikiran saja, di faktanya tidak melihat wanita itu sebagai mahluk indah?

Taroklah di faktanya tidak semua interaksi laki-laki dan perempuan itu menjadi indah, apakah begitu merugikan sehingga disebut berbahaya!? Entahlah.

Menurut saya, laki-laki, entah dia straight atau tidak, tidak harus suka dengan wanita untuk menjalin relasi yang indah dan tidak berbahaya dengan wanita.  Yah mungkin beliau sekadar guyon saja.

Sebetulnya, tinggal buka mata, banyak-banyak membaca wanita. Tingkatkan imajinasi dan inovasi anda. Masih mentok juga, tingkatkan IQ anda.

Benarkah wanita itu indah sebagai fiksi tapi berbahaya sebagai fakta?  Bagaimana menurutmu...? Tambahkan di komentar ya.

Saturday, March 16, 2019


NB:FOTO SAYA BERSERTA SAHABAT SAYA YANG SEDANG BERJUANG MERAIH KESUKSESAN 

Perjuangan atau pengorbanan dalam hidup seseorang sangatlah di perlukan dalam kehidupan seorang manusia yang hidup di alam nyata ini ,sehingga bisa dikatakan dalam kehidupan seseorang bisa dikatakan haruslah berjuang atau berusaha untuk mencapai keinginan atau cita-cita yang ingin di capai baik itu dalam bidang materi maupun imateri. Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita mendengar atau sering kita ucapakan tentang perjuangan dalam kehidupan manusia, tetapi sangat sulit sekali untuk di laksanakan namun pada dasarnya tidak ada hal yang sulit untuk kita kerjakan bila seseorang telah mencapai kesadaran yang nyata akan pentingnya perjuangan dalam kehidupan seorang manusia untuk mencapai keinginan atau cita-cita yang ingin di raih.
"Life is a struggle"begitulah orang inggris bilang bahwa hidup adalah sebuah perjuangan. Artinya dalam hidup ini harus ada sebuah usaha dari kita untuk bisa maju. Ketika seseorang sudah tidak memiliki semangat untuk maju maka bisa dipastikan orang itu akan menjadi pecundang seumur hidupnya. .Orang tersebut hanya bisa menyalahkan keadaan, diri sendiri dan orang lain. Untuk itu siapa pun kita, jika kita ingin sukses maka haruslah ada sebuah perjuangan dalam hidup ini.
Melihat pengertian di atas jika kita kaji lebih dalam alangkah lebih baiknya kita harus berjuang dengan semaksimal mungkin untuk mencapai keberhasilan yang ingin kita raih,sering juga kita mendengar kata-kata seperti berjuanglah sampai titik penghabisan, maksud dari kata-kata seperti itu kita harus berjuang atau berikhtiar semaksimal mungkin dalam hidup ini, sehingga kita dapat memetik buah keberhasilan yang kita tanam pada masa kita berjuang.
Dalam kehidupan didunia seseorang pasti mempunyai cita-cita atau impian yang harus di capai, baik itu kesuksesan secara materi maupun imateri.Tetapi untuk mencapai kesuksesan semacam itu tidaklah mudah untuk mencapainya di perlukan perjuangan dan kerja keras yang maksimal sesuai dengan kapasitas orang yang ingin mencapai cita-cita tersebut. Contoh kecil sering kita menyaksikan dalam kehidupan sehari-hari jika seorang murid atau pelajar yang ingin mendapatkan nilai yang maksimal atau prestasi yang membanggakandi dalam kelas, maupun di luar kelas sangat perlu di perlukan perjuangan atau pengorbanan yang maksimal seperti belajar yang tekun, rajin mengerjakan tugas-tugas yang di perintahkan oleh seorang guru,dan yang paling penting mengikuti atau mantaati peraturan-peraturan yang berlaku di sekolah,sehingga sering kita mendengar dalam prinsip anak sekolah yang rajin belajar sering terdengar kata-kata lebih baik matamu merah daripada nilaimu merah.
Keberhasilan itu memang manis tapi belum tentu dengan prosesnya. Dalam menjalani sebuah proses kehidupan hingga mencapai sebuah kesuksesan terdapat pahit-getir nya melawan hambatan dan tantangan kehidupan yang selalu pasti akan hadir di cerita kehidupan ini. Untuk itu cintailah proses hidup ini. Dengan kita mencintai proses hidup akan terasa lebih indah dan menantang. Jika kita menemukan masalah-masalah hidup, segeralah cari solusinya jadikan itu sebuah tantangan hidup. Yakinlah bahwa anda pasti menjadi pemenang dalam arena lomba kehidupan ini.
Faktor manusia yang mau mencapai cita-cita di tentukan oleh kualitas manusianya. Ada orang yag tidak berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakan hanya merupakan  khayalan saja. Hal demikian banyak menimpa anak-anak muda yang memang senang berkhayal, tetapi sulit mencapai apa yang dicita-citakan karena kurang mengukur dengan kemampuannya sendiri.
Sebaliknya dengan anak  yang  dengan  kemauan  keras  ingin  mencapai apa yang  di cita-citakan, cita-cita merupakan motivasi  atau  dorongan dalam menempuh hidup untuk mencapainya. Cara kerja keras dalam mencapai cita-cita merupakan  suatu perjuangan  hidup yang bila berhasil  akan  menjadikan dirinya.
Sehingga ada kalanya kita sebagai mahluk sempurna di bandingkan dengan mahluk lainnya kita harus berjuang atau berikhtiar semaksimal mungkin,untuk mencapai kesuksesan yang ingin kita raih untuk di masa yang akan datang.sehingga sebelum kita mencapai puncak kesuksesan itu ,alangkah lebih baik kita sudah mengetahui dan paham arti perjuangan untuk mencapai kesuksesan itu sendiri,selain itu juga kita harus lebih bisa mempraktekan perjuangan-perjuangan untuk diri kita umumnya bagi orang lain,mulai dari hal yang terkecil sampai yang paling besar.

Melihat senja yang begitu indah sore ini, di sebuah pantai yang tak ku tahu namanya. Senja yang begitu jingga berpadu dengan warna orange. Aku sudah sangat lama tidak melihat senja di pantai, terakhir aku melihatnya denganmu. Ketika kita duduk berdua di tepi pantai yang lagi-lagi pantai yang kita tidak tahu namanya kala menunggu datangnya sunset.

Sambari melihat senja yang begitu syaduh Sore itu, aku kembali merenung tentang kehidupanku beberapa bulan ini. kehidupan yang terlalu banyak memberiku warna. Dari yang paling menyedihkan sampai paling membahagiakan. ingatan yang sudah ku simpan sedalam mungkin kembali muncul, seolah ingatan itu mendominasi dari semua ingatan lainnya, aku mengingatmu lagi, sayangku.

Malam begitu riuh menjadi saksi saat aku duduk di suatu pantai yang begitu ramai. aku duduk mendengar lagu dan ternyata air mata yang sudah lama bersembunyi akhirnya menampakan dirinya lagi. Aku menangis seperti orang yang sudah lama tidak menangis, hatiku seperti dipenuhi asap tebal yang mengumpal. Setelah menangis sampai puas, aku menemui sahabatku, dan untuk pertama kalinya aku menangis di depannya, seseorang yang terlihat kuat dihadapannya bisa jatuh dan tumbang seketika. Dia memarahiku menangis katanya untuk apa aku menangisi wanita seperti itu. tangisku semakin pecah ketika aku mendengar cerita dia tentang dirimu.

Aku merasa semakin menjadi manusia terbodoh karena menangisimu malam itu. akhirnya dia menyuruhku menceritakanya kenapa aku menangis, aku menceritakannya secara terbata-terbata sambari tangis menemaniku. Air mataku masih tak terhenti sampai dia memarahiku untuk kedua kalianya. Aku terdiam kemudian setelah lelah karena tangisku tak kunjung reda.

Aku menyerah kali ini aku benar-benar menyerah. Aku seolah tergeletak tak berdayah, tapi aku harus bangkit karena banyak hal yang menungguku esok hari yang mesti ku lakukan. Aku menghapus air mataku, dan bergegas pulang. Sahabatku memberiku segelas air hangat dan menyakiniku bahwa aku harus bangkit dan melepaskan semuanya sepahit apapun kamu menyakitiku.

Malam yang menjadi saksi dari tangisku juga menjadi saksi bahwa Aku  memutuskan untuk membuang semua harapan tentangmu, apapun yang menyangkut tentangmu sudah ku singkirkan jauh-jauh. Semua tentangmu sudah ku kubur dalam-dalam, apapun itu aku sudah menutup pintu dengan begitu rapat.

Sudah terlalu banyak apa yang ku beri untukmu termasuk air mata yang jatuh hanya karena dirimu tak bisa terhitung lagi, lantas haruskah aku membencimu? Alasan untuk melakukan itu sudah terlalu banyak, aku harus membencimu agar kau benar-benar pergi dari kehidupanku. Namun,  sekali lagi tidak ku lakukan.

Rasa sayangmu selama ini sudah cukup bisa membuatku menghapus semua kesalahanmu kepadaku. cukuplah, benar-benar cukup dan mari kita sudahi semuanya. Malam yang begitu penuh dengan tangis, menjadikanku memaksa logika ini untuk menguasi  diriku. aku membunuh hatiku agar dia tidak menyiksaku lagi. Dan aku berhasil sayang, perlu ku ulangi lagi  aku berhasil.

“aku bersumpah ini terakhir aku menangisimu, sayang”, itu adalah janji yang ku ucapkan untuk diriku sendiri. Sudah terlalu lama aku terdiam melihat semua tingkah kejammu dan aku dengan begitu saja rela kau sakiti seenak hatimu.  Sudah waktunya aku bangun dari keterpurakan ini, melihat bahwa ada yang sedang menunggu senyumku di luar sana.

Tuhan memang sangat baik, Dia membantuku untuk menghapusmu., kau tahu sayang? Aku sekarang benar-benar sudah bisa menggeser posisimu menjadi orang yang tidak harus lagi ku ingat saat aku kesulitan, aku sudah menghilangkanmu dalam semua percakapanku dengan sahabatku yang menjadi saksi dari semua perjalanan kita , aku tidak pernah galau lagi ketika melihatmu, dan aku tidak pernah sangat lemah karena merindukanmu lagi. Akhirnya masa ini tiba sayang,  tahap yang aku tunggu sangat lama ini akhirnya ku lewati juga.

Perasaan yang ku rasa sekarang hanyalah sebuah kelegaan terbebas dari lingkaran mematikan itu. hatiku rasanya bebas, sebebas burung terbang dari sangkarnya. Dan untuk pertanyaanmu yang kenapa aku tidak memilih diantara mereka saja? Aku akan menjawab, dia akan datang dengan sendirinya, seperti kamu dulu yang datang tanpa aku undang menawarkanku sebuah ajakan untuk menghadiri acara. Dia seseorang yang akan menggantikan posisimu juga akan seperti itu, datang kepadaku secara tiba-tiba. Tanpa ku duga. Tanpa rencana. Tunggulah, kamu pasti akan mendengar kabar bahagia dariku, cepat atau lambat.

Mengenai kenangan yang terlalu banyak kita buat, biarlah menjadi seperti itu. mereka hanya akan menjadi kenangan dalam bentuk ingatan yang kadang kala datang mengganggu. Mau menghindar sekuat apapun mereka tetap akan datang karena mereka itu mempunyai tempat sendiri dalam hati dan pikiran kita. Untuk aku pribadi, aku tidak akan menghindarinya, justru aku akan menikmati kehadiran mereka. Setidaknya itu mengingatkanku bahwa aku dan kamu pernah membuat kenangan ini bersama-sama.

Aku pernah membaca bahwa seorang pria benar-benar mencintai wanitanya jika dia mengatakannya bukan didepannya, aku pernah mendengarmu mengatakan itu secara langsung pun aku juga pernah mendengar pengakuanmu itu dari orang lain yang tidak lain sahabatku, jadi aku tidak salahkan mengatakan jika kamu pernah masih mencintaiku? itu bukan khayalanku saja terlebih untuk semua yang pernah kau lakukan untukku.

Dan teruntuk seseorang yang pasti akan membaca tulisan ini, kamu bisa tersenyum lebar karena ini adalah tulisan terakhir tentangnya yang ku tulis. Aku berjanji kamu akan membaca tulisan terakhir tentang dia di blog ini. jadi bisakah kita berdamai untuk tidak saling menyakiti lagi secara sadar maupun tidak sadar? Semua sudah selesai. Setidaknya itu menurutku. Sekali lagi dan terahir kali, Maaf, butuh waktu yang sangat lama untuk mengakhiri ini.

oh iya, Kita bukan abg lagi yang bermusuhan padahal pernah saling mencintai, apa lagi kita akan terlibat dalam kerjasama dalam berbagai kegiatan. Karena itu marilah kita bekerja profesional, jangan saling mendiamkan. Anggap aku orang biasa, dengan begitu perlakuanmu juga pasti akan menjadi biasa, karena dengan cara mendiamkan seperti ini, bukankah kamu akan terlihat semakin tidak biasa kepadaku? Jadi, bisakah kita bersepakat untuk melupakan semua kepahitan yang telah terjadi dan menjadi temank yang profesional?

Sungguh kisah ini kisah yang begitu panjang, jika harus aku flashback lagi rasanya bisa jadi satu novel yang begitu mengaharu birukan. kamu tahu rasanya sekarang saat aku menulis ini? bebas, seperti angin yang berhembus kemana saja ia mau pergi. Hatiku benar-benar menjadi kosong, siap di isi lagi. Jadi siapa yang akan mengisinya? Tunggulah tulisan selanjutnya. Yang jelas tulisanku di blog ini, akan berganti thema, karena thema hidupku pun akan berganti. Entah kisah LDR, cinta beda agama lagi, brondong atau cinta beda kasta? Hahaaha masih jadi tanda tanya. Yang jelas bukan seperti kisah kita lagi sayang.

Mengenalmu bukan hal yang ku sesalkan sayang, aku terlebih berterima kasih, mengajarkanku banyak hal, walaupun kenyataannya kau banyak  membuat pilu dihatiku tapi semua itu terbayar dengan semua kasih sayang yang sempat kau berikan. Mungkin aku terlalu naif jika harus mengatakan aku bangga membuatmu pernah menyayangiku, aku seorang pria yang tidak begitu ganteng , aku dengan segala kekurangan yang ku miliki, tapi bisa membuatmu mendapat masalah (masalah? Haha) dan kamu juga patut berbangga diri sayang pernah membuatku terlalu dalam karena jatuh dalam cintamu, sedangkan aku dihadapkan pada banyak pilihan yang jelas mereka lebih daripadamu, tapi nyatanya aku tetap  memilihmu.

Dan sekarang, akhirnya saat- saat ini tiba sayang, saat dimana kita akan benar-benar hanya menjadi sepasang teman, bukan lagi seseorang yang menjalin kisah kasih, kita hanya akan menjadi aku dan kamu , bukannkah itu lebih terlihat manis? Daripada menganggap semua tak pernah ada.

Sudah waktunya, aku berjalan menjauh dari pijakanmu, berjalan mencari teman seperjalan yang baru lagi, teman sekaligus kekasihku sayang. Berbahagialah dengan semua pilihan yang memang harus kau pilih itu, karena aku juga akan ikut bahagia dengan semua pilihan yang siap memilihku.

Terakhir dari aku teruntukmu, sayangku...

Aku tidak menyesal, pernah menangis di depanmu padahal itu adalah hal yang paling langkah ku lakukan di depan orang,
Aku tidak menyesal, pernah berbuat hal bodoh untukmu, hal bodoh yang tidak harus ku katakan disini,
Aku tidak menyesal, pernah mencintaimu terlalu dalam,
aku tidakn pernah menyesal selalu menyelipkan namamu di dalam doa-doaku,
aku tidak pernah menyesal pernah diam saja saat kau marahi ,
aku tidak pernah menyesal pernah menangis saat merindukanmu,
aku tidak pernah menyesal pernah hujan-hujanan hanya untuk menemuimu,,
aku tidak pernah menyesal kau abaikan untuk kesekian kalinya,
aku tidak akan pernah menyesal untuk semua kelakukanmu yang kejam kepadaku,
aku tidak pernah menyesal pernah menulis tentangmu, tentang kita,
aku tidak pernah menyesal pernah memberikanmu hadiah yang susah payah ku buat di hari ulang tahunmu,
aku tidak pernah menyesal menghabiskan banyak waktu untuk menunggumu selesai dengan aktivitasmu,
aku tidak pernah menyesal mendapat musuh hanya karena dirimu,
aku tidak pernah menyesal dicaci maki oleh orang yang tak ku kenal karena dirimu
aku tidak pernah menyesal untuk semua rasa sakit yang kau ciptakan,
aku tidak pernah menyesal untuk semua kelakuan kejammu kepadaku yang tak usah diketahui orang lain,
aku tidak pernah menyesal pernah merindukanmu ,
aku tidak pernah menyesal pernah menjadikanmu sangat berarti,
dan kali ini aku tidak akan menyesal memutuskan untuk mengakhiri segalanya,
yang aku sesali hanya satu hal,
kenapa tidak ada rasa sesal yang ku rasakan sebelum dan setelah semua ini terjadi!                                                                         iya, aku tidak akan pernah menyesal karena bagiku menyesal adalah bagian hidup yang paling mengerikan dan tidak mengenakan..
jadi, janganlah berbuat hal yang mengaharuskanku menyesali semuanya..
ku fikir ketika semua benar-benar berakhir, kesedihanlah yang akan ku rasakan, ternyata tidak sayang, aku justru merasakan sensasi lain dari semua akhir yang telah terucap. Karena memang aku menunggu moment ini..
sayang, benar terakhir kali aku menulis tentangmu di wadah ini, aku akan tetap menulis tapi bukan tentang mu lagi. kalaupun masih tentangmu, aku hanya menulis kenangan kita saja itupun jika aku masih mau. untuk tulisan yang sudah terekam disini, tidak akan pernah ku hapus, biarkanlah seperti itu menjadi catatan bersejarah agar menjadi saksi betapa aku dulu pernah sangat berjuang mencintaimu.
Sayangku, aku akan berhenti memanggilmu sayang lagi. Sudah cukup dan sudah waktunya orang lain lah yang akan ku panggil seperti itu         
Semua kisah pasti akan berakhir, dan diakhir itu selalu ada awal yang akan menyambung kisah itu, aku sudah siap menyambut awal yang baru lagi
Sampai jumpa di kisah berikutnya,
terkhusus untuk kalian yang menjadi pembaca setia disetiap tulisan-tulisan norakku
Aku akan mengakhirnya dengan sebuah titik tanpa ribuan koma lagi yang siap mewarnai semua tulisanku, atau aku harus mengakhirnya dengan sebuah tanda tanya agar kita bisa tahu betapa misterinya akhir dari perjalanan cinta itu?

Friday, March 15, 2019


Kisah kita yang bahkan belum sempat kita mulai, bagaimana mungkin lukanya masih berbekas hingga kini, sakitnya masih samar samar terasa sampai saat ini. Bahkan kita tak lagi bertegur sapa, kita juga tak lagi berbagi canda, awalnya ku kira semua itu akan membuat perpisahan kita terasa lebih mudah, keputusanku tuk mencari penggantimu ku kira adalah cara terbaik untuk mengobati luka.

Aku bahkan berusaha untuk tak peduli, tak lagi mendengar kabarmu kurasa akan memudahkan hatiku merelakanmu, ku tau tak ada lagi jalan bagi kita untuk kembali, ku tau tak ada kesempatan tuk kembali menggapai hatimu, ku tau tak ada lagi waktu untuk memulai kisah yang kamu sudahi, mimpi yang kala itu kita rangkai tak mungkin lagi bagi kita tuk mewujudkannya, keyakinan dan janji yang telah lama kita genggam, ku tak punya pilihan lain selain melepaskan…
Kamu, mungkin mudah bagimu tuk melangkah, menemukan jemari lain tuk kau genggam, mencari hati lain tuk kau luluhkan, mungkin saat ini telah kau temukan sosok lain yang bersedia merangkai mimpi baru bersamamu, yang sepakat untuk berjalan mengiringi langkahmu, mungkin kini kamu mulai menuliskan kisahmu seperti yang kita lakukan dahulu, tapi tentu saja kali ini tak ada aku dalam jalan ceritamu, tentu saja tokoh pria yang kau pilih dalam kisah perjalananmu adalah dia yang kini tengah mendekap erat hatimu..

Kamu yang menggenggam erat rinduku, bukannya ku tak ingin beranjak darimu, aku pun pernah menulis sendiri ceritaku, ku pilih seseorang yang sekiranya sanggup menghapus bayangmu, seseorang yang sekiranya mampu melebur rasaku yang tersisa untukmu.
Namun, setelah semua rasa itu hilang tak bersisa, setelah semua bayangmu sirna, yang tertinggal di hatiku hanyalah kehampaan dan kekosongan belaka, ternyata dia tak mampu menggatikanmu mengisi kekosongan di dalamnya, bukan karena dia yang tak pantas untuk mengganti posisimu di mataku, bukan pula karena kamu yang terlalu sempurna, hanya saja aku yang tak bisa membuka hati untuknya, maka ku pilih tuk melepas dia, membebaskan hatinya, daripada menahan dia dengan hatiku yang beku dan mati rasa, maka ku pilih tuk membiarkan dia memilih jalannya.
Kini kamu berjalan atas nama keyakinanmu, maka ku semogakan kebahagiaan atas pilihanmu, ku harap dia pun tengah melangkah memulai pencariannya, maka ku mohonkan sebongkah hati baru untuknya, tentu bukan hatiku yang terlanjur beku.

Kini jalan kita telah jauh berbeda, arah dan tujuan pun tak lagi sama, maka biarkan aku memulai langkahku yang baru, menikmati kesendirianku, berteman dengan sepi bertahan dalam sunyi, mungkin suatu hari nanti ada kalanya aku menyesali pilihanku, namun setidaknya ini lebih baik daripada membiarkan seseorang terluka menanti

Aku yang terlanjur mati rasa, tak ku pungkiri kadang ketakutan dan kekhawatiran menghampiriku, namun inilah keputusan terbaikku, biarkan aku memilih jalanku, menikmati konsekuensi atas pilihanku, biarkan aku menemukan cara sendiri tuk meluluhkan hatiku yang terlanjur beku

Terinpirasi dari sebuah caption teman Instagram
" jadi sejauh mana kamu berpura-pura tidak butuh aku " 
Aku tahu kamu mulai tidak nyaman dengan hubungan ini, itu tampak jelas dari sikapmu dan perlakuanmu padaku. Kini aku putuskan untuk mempersilahkan dirimu untuk pergi, jika memang bersamaku adalah sesuatu yang menyakitkan bagimu.

Pergilah kasih, sejauh yang kamu inginkan, carilah hati yang lebih nyaman melebihi dari kenyamanan yang aku berikan untukmu. Kamu bebas memilih dan menjadi seperti apa maumu karena hatimu memang hanyalah milikmu.

Bila memang sudah tidak nyaman denganku, kamu tak perlu menutup-nutupinya, seolah tidak ada apa-apa. Aku tahu betul semua tentang dirimu dan aku dapat melihatnya dengan jelas bahwa kamu sudah tidak nyaman denganku dengan hubungan kita. Berpura-pura hanya akan menyiksamu dan hanya membuat hubungan kita tak ubahnya seperti sandiwara saja.

Aku persilahkan dirimu untuk pergi, jika memang kamu sudah merasa tidak bahagia bersamaku. Aku tidak apa-apa ditinggalkan olehmu, carilah apa yang tidak kamu temukan dalam diriku dan kejarlah apa yang tidak bisa kamu tangkap dari diriku. Jika kamu bisa menemukan yang lebih dariku berbahagialah. Dan bila kamu tak menemukan apa yang menjadi alasanmu pergi kembalilah jika aku masih sendiri.

Aku bukanya tidak cinta mengapa mempersilahkanmu pergi, hanya saja aku tahu cinta itu harus saling memberikan kenyamanan dan kebahagiaan. Toh kalaupu memang kita sudah berjodoh kita masih tetap akan didekatkan dan saling mendekat satu sama lain. Entah bagaimanapun itu caranya.

Begitupula sebaliknya, kalaupun memang kita tidak berjodoh, pada akhirnya kita tetap akan dipisahakan. Dan akan segera ada hati yang baru yang akan mengisi kekosongan ini, yang akan segera mengganti posisimu begitu kamu memutuskan untuk pergi meninggalkannya karena sejuta alasan yang kamu miliki itu.

Perasaan seseorang kadang lebih sulit dimengerti dari pada apa pun. Bisa saja, pada suatu ketika dia seperti memberimu harapan. Namun  pada waktu lain dia seolah tidak tertarik padamu sama sekali. Tidak ada yang salah dengan semua itu. Namanya juga perasaan, tidak ada perasaan yang statis. Bisa saja berubah seketika. Bisa saja berbalik arah. Begitulah perasaan diciptakan. Terjadi begitu saja, kadang mengikuti momen. Kadang sama sekali tidak bisa ditebak. Karena itu janganlah menebak-nebak perasaan dia kepadamu.

Banyak orang patah hati di dunia ini bukan hanya karena cinta tidak terbalas. Namun dia dihukum oleh tebakannya sendiri. Menebak seolah seseorang itu sayang kepadamu. Padahal dia memang orang yang baik kesemua orang. Kalau sudah begini. Siapa yang akan disalahkan? Juga tidak ada yang bisa disesalkan. Oleh sebab itu, janganlah menebak-nebak untuk urusan perasaan. Bertanyalah langsung. Atau kalau tidak berani. Setidaknya jangan menebak-nebak apa yang ada di dada dan kepalanya.

Urusan perasaan kadang memang  begitu rumit. Sebenarnya bukan perasaan  yang rumit. Namun kau dan pikiranmu yang membuat rumit. Kau membuat semuanya menjadi  teka-teki. Kau ajukan pertanyaan kepada dirimu sendiri. Padahal yang kau harapkan adalah jawaban atas perasaan yang dia rasakan. Mana mungkin bertemu jawaban yang sebenarnya.

Sebab itu, janganlah terlalu sering menerka-nerka. Kadang kau akan merasa sangat kecewa. Kalau nyatanya apa yang kau lihat bukan hal yang sebenarnya. Jika kau tidak berani menanyakan perasaannya. Setidaknya cukup kendalikan perasaanmu. Karena urusan perasaan adalah urusan serius. Kalau kau tidak mampu mengendalikannya, kau bisa saja dihancurkan perasaanmu sendiri. Kalau sudah bisa mengendalikan perasaanmu, semuanya akan berjalan baik-baik saja. Untuk urusan perasaan dia, biarlah begitu saja. Kalau kau memang tak sanggup bertanya kepadanya. Percayalah, suatu hari nanti dia akan menyatakan kepadamu, atau waktu akan menghapus perasaanmu padanya.

Thursday, March 14, 2019


Ekspektasi dan Realita, dua kata layaknya sebagai dua sisi mata uang. Terkadang di belakang terlihat sebagai pengingat, di samping sebagai pelipur lara dan di depan sebagai peringatan. Ya, keduanya terkadang berjalan beriringan tak menutup kemungkinan saling bertolak belakang. Semuanya tergantung si pemilik keduanya, dari sudut pandang mana ia berfikir dan bertindak dari apa yang ia harapkan dan apa yang terjadi. Ekspektasi muncul sebagai goal yang harus dicapai dan realitas bak usaha yang dilakukan untuk mencapai goal tersebut. Realitas dapat dilihat sebagai result dari apa yang telah diusahakan bisa ‘berbanding lurus’, ‘bertolak belakang’, atau ‘melebihi’. Jika dilihat sebagai level limited, normal dan unlimited. Artinya apa limited, realita yang didapat masih cukup jauh. Normal, realita yang didapat bebanding lurus dengan apa yang diharapkan tidak lebih dan tidak kurang bisa dibilang cukup. Unlimited, realita yang didapat melebihi dari apa yang kita bayangkan sebelumnya.

Jadi teringat tentang skema batas harap & hidup manusia
Diriwayatkan dari Abdullah, dia berkata, “Rasulullah menggambar persegi empat, kemudian membuat garis ditengahnya hingga menyeberang ke luar, lalu membuat garis-garis kecil yang memotong garis tengah itu dan berkata, “ini adalah manusia dan ini (persegi empat) adalah batas kehidupannya dari kematian yang mengepungnya dari segala penjuru, dan ini (garis) yang berada di luar (persegi empat) adalah harapannya, dan garis-garis kecil ini adalah musibah-musibah dan masalah yang mungkin menimpanya. Jika melewati satu garis dia akan bertemu dengan garis berikutnya, demikian seterusnya.” (HR. Bukhari). 


Gambar diatas setidaknya dapat sebagai gambaran dari hadis nabi diatas, agar lebih mudah menerjemahkan maksud yang terkandung dari hadis nabi tersebut. Sebagai penutup, pengajaran yang bisa saya ambil adalah ekspektasi setidaknya dibutuhkan manusia untuk hidup bagaimanapun realita yang akan didapat nantinya setidaknya manusia telah berusaha dan berjuang untuk mencapai apa yang mereka cita-citakan. Harapan sebagai jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan, dan untuk mencapai hal yang kita harapkan tidak mudah ada banyak halangan dan rintangan yang harus kita hadapi, seperti garis-garis kecil dalam gambar ketika kita melewati satu masalah akan melewati masalah selanjutnya sehingga kita dituntut untuk senantiasa jangan putus harapan dalam melewati masalah-masalah tersebut.
expectations-v-realityPerbedaan realitas dari apa yang kita harapkan bukan menjadi tolak ukur satu-satunya penentu keberhasilan seseorang, ketika kita jatuh maka yang harus kita lakukan adalah berdiri dan terus berjuang, meskipun ditengah jalan jatuh kembali kita harus senantiasa tetap berjuang mencapai harapan kita tersebut. Kita tidak dapat menilai sesuatu hal hanya dari pola pikir kita saja, pun hanya dari pola pikir orang di sekitar kita. Kita sebagai manusia yang mempunyai berbagai keterbatasan hanya dapat berusaha yang terbaik dari kemampuan yang kita punya, masalah kita gagal atau hal tersebut tidak sesuai dengan harapan kita, setidaknya kita pernah mencobanya. Karena kesuksesan bukan satu-satunya ukuran dari segala perjuangan yang kita lalui, itu hanya sebagai proses pembentukan persepsi dari otak manusia. Hakikat sukses itu pun saya pribadi masih belum menemukan referensi yang tepat dalam gambaran kehidupan nyata.
Dalam hidup tidak ada jaminan untuk terus bahagia, tidak ada kepastian untuk apapun. Setiap orang bisa terlempar ke luar dari kotak rasa nyamannya secara tiba-tiba.

Wednesday, March 13, 2019


Hatiku berkata demikian

Hari ini,  Aku merindukan setiap inci luka yang telah dirajutnya dalam hatiku,terkadang ilalang kecil mengatakan kebodohanku yang teramat sangat bodoh telah terlalu mencintainya tanpa pernah aku bertanya atau mencari tahu seberapa besar cinta itu terbalas.Hidupku hampa tanpa nya,sehingga ku merasakan hidup tanpa harapan,harapan yang dulu pernah lenyap bersama sirnanya dirinya untukku,dan mencintainya.

Saat aku kambali menelisik jiwa naluriku,aku selalu berfikir untuk kembali menggapainya dan tetap berada dalam bayangan tubuhnya,Semua hal yang kusuka bahkan hal yang tak ku suka semua kulakukan namun semua sia-sia bahkan yang sangat menabjukkan adalah aku mendapatkan sakit dari cintaku sendiri….”APAKAH KAMU TAHU ITU?” kurasa “TIDAK”

Aku masih teramat sangat menginginkannya hingga kini dan sampai waktu yang aku sendiri juga tak tahu nanti besok lusa atau selamanya. Aku ingin dia tahu bahwa aku masih sangat mencintainya,dan yang dia harus tahu hanya akan ada aku seorang yang bias mencintainya dengan teramat sangat.tak akan tergambarkan .Terimajinasikan.sampai saat inipun aku akan membuktikan itu semua,tapi aku tak tahu caranya lagi bertumpuk bukti tak nyata bagimu dan tak akan pernah cukup untuk memuaskan keinginanmu menyakitiku.Aku menggilai mu lebih dari apapun.

Dia hanya menganggapku sebagai musim yang bias berganti bila waktunya tiba. Musim aku iri padamu, karena dengan mudahnya musim bias berganti, aku ingin cintaku padanya juga bias berganti dengan cepat setelah dia menghempasku berulangkali sehingga aku lepas dari dan aku bias menerima cinta cinta lain yang ditawarkan padaku. Aku sudah berusaha untuk itu,tapi sia-sia saja. Tak bias kompromi, hatiku masih saja menimang-nimang namanya dan meninabobokkan namanya agar abadi dalam hatiku. Sekali lagi aku menyerah untuk kesekian kali dan untuk kesekian waktu yang memuakkan.

RODA kisahku

Aku lelah menggapai cintanya dari masa lalunya tapi aku juga lelah berusaha melupakannya,parahnya aku semakin lelah seperti ini diombang-ambing dalam dilema cintanya. Memohon kupadanya,mengemispun kulakukan demi kesempatan ,satu kesempatan berarti bagiku untuk jadi satu-satunya tanpa ada pambagian yang menjijikkan,aku tak dapatkan. maka kucari jalan lain yang bias merampas perlahan,dia keras bagai batu ,maka jika kau menjelma menyerupai batu maka kami berdua akan pecah bersama namun lain halnya jika aku menjadi tetesan iar hujan yang selalu menetesinya dengan kesejukkan cintaku semakin kuat dan lama tetesan itu batu akan pecah dengan halus. Ya…dengan aku merelakan pembagian cinta yang jelas menurutku tidak adil sampai kapanpun,semua kucurahkan melebihi apa yang dia dapat dari yang lain.

Tak jarang raga bersama kita tapi halusinasinya menerawang bebas mencari keunggulan,tak jauh beda dengan adu ayam siapa yang bermain lihai dia di sayang tapi aku manusia aku mau cukup ada 2 cinta,tak ada pararel dalam cinta hanya ada 1 laki-laki dan 1 perempuan

Aku muak padanya,dengan mudah mengusik jiwaku yang sedang temaram di pelukan kasih abadi dalam dunia fatamorgana ciptaanku, bukankah dia hanya sebuah mimpi burukku. Rasa benci yang kutahan meluap juga, kebencian itu mengalir seiring aku tahu bahwa dia hanya seorang penipu cinta yang hanya ingin merasakan permainan cinta, terlalu bermimpi jika aku terlalu menginginkannya untuk kumiliki seutuhnya, Dia akan melepaskan tawa hinanya, karena mungkin aku terlalu jalang untukknya.

Lalu apa yang kulakukan kemudian? apa aku harus berkutat dengan tangisku dengan kenangan masa lalunya? Bagai sekeping piringan hitam kuputar demi mendengar senandung kisahnya yang dengan lantang dia ceritakan tanpa berkaca pada air mataku.Utaian pertanyaan kulemparkan padanya saat dia berada dalam dua hati.”Jika kamu berada dalam tengah samudra dengan membawa 1 perahu kecil yang hanya cukup 2 orang, sedangkan saat itu, aku dan cintamu yang lain tengah berteriak meminta tolong hampir tergulung ombak,maka siapa yang akan kamu selamatkan? ”dan dia hanya diam dan tida menjawabnya itulah ketidaka adilan jika aku ada diposisinya,maka dengan mudah aku menjawab “ Jika perahu itu cukup untuk 2 orang maka,aku akan melompat dan kubiarkan kalian berdua naik dan menyelamatkan diri, biar aku yang mendekat pada kematian karena, kalian ada di samudra mencekam ini karena aku.”

Mengingatkanku pada kisah bintang.

Pernah kudengar tentang kisah bintang yang tak ubahnya kisah cintaku,kisah itu membangkitkan keinginanku untuk menjadikanya bintang dalam sirnanya bintang dalam langit hatiku terselubung kehampaan. Bintang dari berjuta bintang diantara pijaran bintang dan pelukan bintang kejora. Jika bintang dari bintang itu adalah dia, maka bintang itu akan semakin terang,dan kuambil bintang dari gerombolan bintangnya kubawa berlari menjauh dari bintang lain yang mencari bintangku, Bintang mencari Bintang dijiwaku. Sebuah bintang merah merenggutnya yang bergelar Sang bintang dan membawanya bersandar.Sialnya, disini kulihat tiga bintang indah diantara bintang bintang sekali lagi bintang.Kugapai lagi bintang itu tanpa sepengetahuannya, tapi bintang itu meredup dan aku tak sanggup mengenalinya walau sesaat.

Jika kisah bintang itu nyata mengapa dia tak bias meniru bintang saat aku lelah berjuang memetiknya seharusnya dia hadir untukku seperti bintang jatuh pada suatu malam diiringi berjuta harapan tapi nyatanya kisah bintang tak mampu membuatnya mengerti,akankah kisah merpati akan dia mengerti ?Yah kisah merpati betina yang bodoh!

Kisah sepasang merpati pernah kudengar,saat merpati betina terkapar tak bersanding dengan merpati jantan yang telah lenyap membuas birunya langit. Maka berkatalah merpati betina itu diakhir ajal. ”Tahukah bahwa merpati betina lebih cepat mati daripada merpati jantan? semua itu kerena merpati betina mencintai lebih banyak kadarnya daripada merpati jantan itu sebabnya kami mati karena cinta” dan fakta usia merpati betina itu menjadi nyata juga pada hidupku. Dan jika aku dan dia sepasang merpati, aku rela mati terlebih dahulu asal aku bias bebas mencintainya tanpa sedikitpun cinta lain yang menggantikanku.

Dan jika merpati putih hembuskan napas cinta dalam setiap persendianku, maka dia adalah Sang merpati putih, kilau emas tersirat dari sayapnya dan memancingku untuk menangkapnya dan mengurungnya dalam sangkar cinta di hatiku. Begitu pula kicaunya mengikis luka terpendamnya cinta dan ketulusan

Tawa sedihku iringi penyesalannya lukai aku,ketidakrelaan terucap dariku mengapa harus pada cinta itu? Dari sekian banyak cinta,mengapa harus cinta itu, cinta yang akan sangat membuatnya kehilangan aku, Aku benci pada sekuntum mawar karena wujud dari cinta itu adalah mawar, terlihat indah memang tapi jika kita menyentuhnya kita akan terluka, dan aku lebih tak ingin lagi dia terluka, dan aku akan lebih terluka melihatnya. Dan aku tak mau jika saat itu tiba, aku sudah tak mencintainya, sehingga aku tak peduli padanya.

Egois adalah kata yang tepat tentang dia yang tak pernah sama sekali memikirkan sayatan dalam hatiku. Dulu dia usik jiwaku yang temaram dalam pelukan kasih abadi.Seburuk apapun anggapanku baginya itu kesempurnaannya bagiku yang membuatku sangat menginginkannya. Dia penolongku dari pusaran cinta tapi dia pendorongku pada pusaran cinta lain yang lebih memilukan Saat itu aku menjauh dari cintanya pada cinta ku dahulu, tapi dengan sigap dia raihku lagi, dan saat aku meraih cintanya dia menjauhiku bahkan lebih dari yang kupikirkan,dan terang saja itu membuatku tidak bias bernafas di malam datang,  semua benci yang harusnya kuserahkan padanya, tetap saja terhapus cinta pada dasar hatiku.

Ketika cinta itu terhalang aku teringat pada kenangan yang kita lewati dalam suka dan duka bahkan kita menyatu memeluk hari keramat untuk cinta kita berkutat dengan kasih meradang kesetiaan dengan aku dan dia. aku untuknya dan dia untukku itu perjanjian dari isyarat tubuh kita. Detik kita bingkai bersama. Hari kita rajut bersama.semua itu melukiskan bahwa memang benar cinta itu bagai drama satu babak, yang hanya menceritakan satu sisi kisah manusia dan kita bias memainkannya dengan cerita yang berbeda dengan tokoh yang berbeda juga.sengaja aku tidak memainkannya lagi karena aku tak mau kehilangan dia dalam kisahku.

Tak mau aku berdusta ataupun mengelabuhi semua, dan aku lebih tak mau lagi menodai semua sucinya cintaku untuknya dengan memaksakan segala yang indah bagiku tapi belum tentu indah baginya. Tanpa aku tahu bahwa mungkin bukan hanya aku, lelaki yang pernah hadir dalam hidupnya selama ini.

Telah kudaki tingginya gunung patah hati dari segala hamparan luka batin. Perlahan aku telah mampu terbiasa dalam perih bagai pertautan dua mata rantai besi menghujamku. Dengan hujan air mata jejak itu terguyur dan lenyap tanpa sedikitpun sisa ukiran luka. Lega tanpa beban aku bangkit dan tertatih terus berjalan menuju arah yang lebih membahagiakanku.

Terjatuh lalu bangkit, melangkah berlalu dari dia yang juga pernah lebih dulu menjauhiku.Dan kepasrahan tumbuh, jika bumi memang bulat, maka ini adalah soal untuk mengujinya, dia berjalan berlawanan pasti suatu hari kami bertemu pada satu titik yang sama.

Akukan tinggalkan dia karena dia telah cukup menyakitiku, pikirku. tak perlu lagi aku memohon, tak ada lagi ruang dihatinya, sekali lagi aku teramat sangat cukup disakitinya, mungkin memang dia akan bahagia dengan pencariannya yang jauh lebih dari aku.

Dan jelas aku berdiri sendiri di kegelapan dan tak ada satu orangpun yang peduli,terlebih lagi dia dan tetek bengeknya.Kemenangan telah kuraih, kemenangan atas nama cinta, aku telah bias mengendalikan aku, dan perbedaan kami. Aku berkata “AKU MEMBUTUHKANMU KARENA AKU MENCINTAIMU” dan diapun berkata “AKU MENCINTAIMU KARENA AKU MEMBUTUHKANMU>” suatu ketidakadilan cinta.

Kusimpan semua penat kusimpan tentangnya, cukup sekian semua tentang dia.Ku tak mau cintaku hening sekian lama. Dia mempermainkanku. Setiap kali aku ingin tinggalkannya, dia selalu diam tanpa menghalangiku, tolonglah, genggam tanganku sampai aku tak beranjak darinya.dan tetap bersanding dengan nya, seperti dulu.

Tak pernah kubayangkan dia menghianatiku lagi , aku gigih coba bertahan, tak bisakah dia tak begitu padaku, aku hanya bias mencoba bertahan memahami bisik hatinya yang menunutunku untuk menjauhi sisi kehidupanku. Bagaiman mungkin dia bias menilai semua cintaku, dia sendiri tak pernah paham tentang nilai cinta dan kesetiaan, Dia pernah lbih dari hitungan jari memperlakukan itu pada kami kaum pencinta.

Mungkin

Cinta seperti itu tidak membutuhkan balasa.dalam diri cinta itu terkandung seruan memanggil si pemberi jawaban. Cinta baginya dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Dan aku harus menundukkan diri dihadapan cintanya dengan segala kebesaranku. Apapun cinta itu, aku tulis dengan jemariku. Tak bias kutolak kehadiran suara malaikat yang datang membalut dan menghanyutkannya menuju keabadian dengan kegelapan menungguku.

Jika cinta ditanam dalam hatiku bukan oleh malaikat tapi oleh dia. Cinta itu pasti bermekaran dalam hatiku. Cinta yang tak pernah tertukarkan, dan pastilah kutujukan pada dia yang menanamnya. Tapi apa mau di kata jika semua tak seindah itu. Maka,sepenuh hati aku telah melepasnya didasari keinginanku untuk bahagia. Waktu akan mendewasakan cintaku. Tak ada kerelaan cinta seperti itu, semua hanya omong kosong. Hanya seorang yang terpikat dalam hamparan kilau dari duri cinta yang bias bertahan,

Pernah saat itu ketika aku diambang puncak cintaku padanya, kupandangi diriku sendiri dikaca terus menerus, lama-lama aku merasa apa yang aku lihat pada diriku sendiri. Aku tak lebih hanyalah bayangan samar saat aku masih bersamanya,tapi dilain waktu , aku berdiri di depan cermin lalu berkata “SIAPAKAH AKU?APA INIKAH AKU?”

Kelelahanku membuatku gontai pada kehidupan cinta, membuatku merasa nyaman berada dalam mimpi-mimpi cinta bersamanya, dengan begitu aku bias berbicara cinta dengan bebas. Ini mimipi terahirku, karena sesudah itu aku tidak mau bermimipi lagi, atau kalau saya bermimpi,mimpi itu begitu membingungkanku sehingga aku tak bias membedakannya dari kenyataan, bahwa dia pengecut,hebatnya dia wanita yang tak tahu cara mempertahankan ketulusan cinta yang tercurah.

Memang mudah baginya karena, semua itu terasa tolol lagi karena ia tidak pernah begitu membutuhkanku seperti aku membutuhkannya. Cinta paling terhormat baginya tetapi cinta seorang lelaki yang lebih tua darinya, dengan syarat cinta itu menjadi semakin menunjukkan kebijaksanaannya dan diam tanpa banyak menuntut.

Sekarang aku mengerti bahwa jika satu menyerang, lainnya mundur, itulah aturannya.Mundur secara perlahhan. Akupun juga telah tahu, dalam setiap cinta itu tidak penting terkecuali siapa yang kita cinta, hanya satu ,tak ada yang lain atas nama kenangan,tanyaku “Apa itu cinta bagi seorang lelaki yang hanya bias melihat dirinya sendiri.Dengan kata lain, aku berkata apa arti cinta bagi seorang lelaki yang sungguh egois.

Perih air mata membasahi pipi , maka aku yakin bahwa lubuk hati paling dalam hatinya memberitahukan kebenarannya. Aku sungguh mencintainya walaupun dia sudah berbuat tidak adil padaku, hanya saja aku mulai menyadari bahwa airmata sama sekali tidak menunjukkan padanya satupun kebenaran yang menabjukkan bagiku. Paling hanya kebenaran tentang keangkuhannya.

Aku kahilangan dunia, jika aku berkata dunia,aku berfikir pada bagian semesta yang menjawab panggilannya. Bagiku,dunia sedikit demi sedikit menjadi bisu dan berhenti jadi dunianya aku terkurung dalam diri dan penderitaanku. bagaiman duniaku tidak bias dia mengerti, bagaimana bias hidup bersamaku, ketika dia tidak merasakan penderitaan maupun kegembiraanku. Ketika dia tahu, aku bukan bagian darinya. Karena aku mencintainya maka, aku hanya akan menerima dengan syarat bertemu lagi dengan yang kucinta. Bagiku hanyalah satu syarat, hanya berharga selama menjanjikan kehidupan cintaku. orang yang dicinta lebih bernilai daripada hidupku sendiri.

Dia sebagai manusia tak mengenal cinta dan diantara yang merasa sedikit sekali mengenal cinta. Dia berlari dari belakang janji kehidupan lain tanpa mengajukan syarat sedikitpun. Denagn mudahnya dia menghapus cinta yang lalu dengan cinta sekejap. Mungkin dia telah membuatku lebih mencintaiku dibanding cinta yang lalu.Makna kalimat ini menyatakan bahwa aku lebih mencintai dia, bukanlah karena membandingkan ku kadar cinta. Itu berarti cinta laluku tak mencintai aku dan akupun tak mencintai cinta itu. Karena bila aku mencintai seseorang, aku tak bias membandingkannya. Yang dicintai itu tak terbandingkan. Bahkan jika aku mengaku serempak mencintai keduanya, tak mungkin bagiku untuk membandingkannya, kecuali jika aku menyatakan segera memutuskan salah satunya. itu tidak menegaskan dan tidak ada sangkut pautnya pada semua orang bahwa aku memang mencintainya.Sebab kalau aku memang begitu,cukup aku mengatakannya “Aku mencintainya”itu erat hubungannya dengan pemberitahuan, yang halus tapi jelas, bahwa aku sebenarnya benar-benar tidak peduli cinta orang lain, dan hanya padanya aku peduli.

Ada yang harus aku bayar mahal demi sebuah percintaan. Aku patah hati bahkan sakit hati karena sebuah cintanya. Yang harus kurasakan amat menyakitkan. Jika aku semakin bertahan maka diapun semakin membuatku terluka. Selalu mempermainkan cinta, jangan pernah merasa paling hebat karena sesungguhnya aku masih ingin terbang melampauinya dengan segala cintaku

Tuesday, March 12, 2019



Disana aku pernah memelukmu, menahanmu agar tak pergi. Menabrak rasi-rasi bintang yang menertawai kenangan yang ku benci. Selanjutnya, matamu, adalah keindahan yang paling ku benci setelah langit-langit. Sebab, disana, kau pernah menaruh banyak tanda tanya, yang hanya bisa ku jawab tentu dengan menerka-nerka. Seperti juga mendung waktu itu; yang tak pernah, tak jadi hujan.

Kamu dan Hujan adalah dua hal berbeda yang aku cintai dengan segenap hatiku. Hujan membawamu kepadaku, meyakinkan hatiku untuk kujatuhkan padamu. Namun diakhir cerita, hujan juga yang menemanimu ketika punggungmu berlalu meninggalkanku.
Aku masih sangat mengingat masa itu, masa dimana aku mencintai hujan yang selalu membawa serta kamu. Aku merindukanmu. Merindukan saat hujan, aku masih bisa mendengar suaramu, aku masih bisa bermimpi tentang kita. Aku merindukanmu. Merindukan saat hujan, kamu masih bersamaku, kamu masih denganku, kamu masih ada untukku. Aku merindukanmu. Merindukan saat hujan turun, karena setiap hujan turun, aku jatuh cinta padamu, jatuh lagi, lagi dan lagi.

Pernah disuatu senja yang sangat indah, aku berharap kau disampingku. Memelukku dengan secangkir kopi yang ada di masing-masing genggaman kita, sama-sama menikmati senja dan menantikan hujan turun. Atau disuatu senja dengan ditemani hujan gerimis, aku membuatkanmu secangkir kopi dan menemanimu bernyanyi  Pernah aku berharap seperti itu.
Masih ku cintai hujan, dalam sedih atau bahagiaku, baik atau buruk diriku. Serupa aku yang masih mencintaimu dengan segenap hatiku. Jika hujan yang membawamu kepadaku dan hujan yang menemanimu meninggalkanku, bolehkah aku untuk sekedar berharap hujan akan menuntunmu kembali padaku?
Dimanapun kamu berada, dengan siapa dan bagaimana keadaanmu sekarang, mimpi apa yang tengah kamu raih, aku memang tidak tahu. Namun yakinlah, percaya padaku, saat hujan turun aku merindukanmu. Itu cara semesta menyampaikan pedihnya rasa rinduku padamu, yang begitu hebat membuatku jatuh cinta namun juga begitu jahat memberikan perasaan semu yang kukira nyata.
Saat masih denganmu, aku selalu ingin hujan turun menemani kebersamaan kita. Aku ingin hujan tahu bahwa aku menyayangimu dan berharap kau juga. Tapi sekarang, saat hujan turun, aku malah khawatir. Karena sudah dipastikan, aku hampir gila merindukanmu dan berharap kau merasakan hal yang sama.
Kau ingat tidak? Di suatu malam menjelang pagi, di bagian yang sedang turun hujan, kamu memberi tahuku bahwa banyak orang yang jatuh cinta dan berharap pada Pelangi, memang benar pelangi datang saat hujan reda. Tapi menurutmu, mereka lupa bahwa pelangi hadir hanya beberapa saat, sebentar. Lalu aku kemudian tersadar, bahwa saat itu kau sedang membicarakan dirimu sendiri.
Kau seperti pelangi bagiku.
Indah, membuatku jatuh cinta dan membuatku banyak berharap.
Datang disaat yang tepat, namun pergi dengan begitu cepat.
Tidak seperti sekarang.