Friday, June 21, 2019


Sebenarnya agama dengan filsafat bukan dua entitas yang secara otomatis selalu saling berlawanan satu sama lain, dalam sejarah banyak ditemukan persesuaian diantara keduanya, misal ketika filosof klasik berupaya menggunakan metode yang biasa digunakan dalam filsafat untuk membuktikan keharusan adanya Tuhan desainer ketertataan alam semesta-pencipta alam semesta melalui pembuktian argument rasional, dan harmonisasi seperti itu bisa terjadi hanya bila pada awal mulanya manusia bisa menempatkan keduanya pada tempat yang semestinya secara benar. Begitupun Menurut Franz Rosenzweig beliau ingin menyatukan antara filsafat dan agama. Karena beliau disamping menjadi seorang filsuf beliau juga merangkap sebagai seorang ahli agama.

Faktor pertentangan yang terjadi untuk mengantisipasi adanya benturan pandangan diantara keduanya kelak. Dan pertentangan itu terjadi karena pada dasarnya di awal, manusia tidak menempatkan agama dan filsafat pada tempat yang semestinya, misal dengan menempatkan filsafat secara sejajar dengan agama atau lebih jauh lagi menempatkannya diatas agama. Sebelum kita berbicara secara lebih jauh tentang adanya benturan diberbagai sisi antara agama dengan filsafat maka kita harus terlebih dahulu secara mendasar mengetahui hakikat agama dan juga hakikat filsafat sehingga kala terjadi benturan antara keduanya kita bisa memahami latar belakang terjadinya benturan itu serta bisa menempatkan dimana agama harus diletakkan dan dimana filsafat harus diletakan.

Kita akan mengetahui dan memahami sisi manapun dari agama bila itu selalu dikaitkan dengan Tuhan dan akan mengetahui sisi manapun dari filsafat bila itu selalu dikaitkan dengan manusia.mengenai kelebihan dan kekurangannya pun akan kita ketahui bila kita melekatkan agama dengan sifat Tuhan dan filsafat dengan sifat manusia.

Sebaliknya kita akan menemukan kerancuan apabila kita menyandarkan atau mengembalikan agama kepada manusia, misal menganggap agama sebagai sesuatu yang berasal dari manusia atau ciptaan seorang yang disebut ‘nabi’ dan disisi lain mengkultuskan filsafat sebagai ibu atau parameter kebenaran, dengan prinsip cara pandang seperti itu agama hanya akan menjadi obyek penghakiman dan bulan bulanan filsafat.
Sehingga dengan prinsip seperti itu apakah stigma-stigma negatif yang berasal dari filsuf pemikir tertentu didunia filsafat terhadap agama itu seperti stigma agama hanya ajaran moral atau agama suatu yang irrasional. secara keilmuan bersifat valid? apakah filsafat memiliki meteran atau teropong yang sempurna atau memadai untuk melihat dan menilai agama secara keseluruhan dan kemudian merasa layak menghakiminya dengan pemberian stigma negatif itu.

Wednesday, May 29, 2019


Lukisan ini menjadi salah satu lukisan termahal di Eropa

Jika melihat foto ini, pikiran Anda mungkin timbul hal yang Negatif atau Positif, tetapi setelah mengetahui narasi foto ini, pasti Anda akan menangis.

Di salah satu negara Eropa, seorang pria tua dijatuhi hukuman mati kelaparan, dia dipenjara. Hukumannya seperti itu. Dia dibiarkan kelaparan sampai mati.

Putrinya lalu memohon kepada pemerintah untuk bisa menemui ayahnya setiap hari sampai ajal menjemputnya.
Dia diberi izin.  Biasanya dia diperiksa oleh petugas penjara. Sehingga dia tidak bisa membawa barang yang bisa dimakan.

Tentu dia tidak bisa melihat kondisi ayahnya seperti ini. Dia menatap ayahnya dengan mata seorang ibu yang begitu peduli. Jadi, untuk membuatnya hidup, ia  memberinya ASI setiap hari.

Ketika setelah beberapa hari berlangsung, pria itu tidak mati. Petugas keamanan menjadi curiga dan menangkap gadis yang menyusui ayahnya.

Sebuah kasus hukum didaftarkan menimpa dirinya, tetapi sifatnya yang tidak mementingkan diri meluluhkan hati sipir penjara dan si wanita berhasil membebaskan ayahnya.

Lukisan ini menjadi salah satu lukisan paling mahal di Eropa.

Seorang wanita penuh cinta dan pengorbanan. Apapun peran yang dia mainkan dalam kehidupannya terkadang dia bisa menjadi ibu, saudara perempuan, istri atau apapun.

Friday, May 24, 2019



Idealisme sendiri bila diartikan secara bahasa berasal dari dua kata yaitu ideal dan isme (paham). Idealisme memiliki tiga arti dalam KBBI, namun untuk bahasan ini, penulis kira definisi berikut yang lebih pas. Idealisme adalah hidup atau berusaha hidup menurut cita-cita, menurut patokan yang dianggap sempurna. Jadi dengan kata lain, idealisme sangat erat kaitanya dengan arti ideal bagi setiap orang atau kelompok.

Idealisme sendiri pada dasarnya adalah perubahan, terlepas dari apakah perbuahan itu baik atau buruk. Perubahan terjadi ketika tidak adanya kepuasan terhadap kondisi terkini, atau kesalahan atas suatu hal. Perubahan hanya dapat dilakukan ketika ada keberanian, dan Keberanian untuk melakukan perubahan adalah implementasi nyata dari idealisme.

Idealisme sendiri tumbuh secara perlahan dalam jiwa seseorang dan termanifestasikan dalam bentuk perilaku, sikap, ide ataupun cara berpikir, yang bersumber dari pengalaman, pendidikan, kultur budaya dan kebiasaan. Bersikap Idealis, realistis maupun pragmatis, merupakan suatu pilihan bagi kita, khususnya mahasiswa. Bahkan ketiganya terkadang dilakukan.

Berbicara idealis dalam kondisi saat ini harus diakui pasti dihadapkan pada pro kontra. Karena memang idealisme sering berlawanan dengan konsep pragmatis. Akan tetapi kalau berkaca pada sejarah dan realitas yang ada, orang yang berpegang teguh dalam memperjuangkan idealismenyalah yang selalu dikenang dan menjadi inspirasi bagi setiap generasi.

Salah satunya contoh sikap Soe Hok Gie, yang kini menjadi buah bibir di kalangan mahasiswa hingga kini. Padahal pada kala itu ia berani melawan arus dan tak gentar dikecam maupun diancam. Ia rela diasingkan bahkan dikucilkan penguasa, hanya karena bersikukuh dalam memperjuangkan idealismenya.

Selain itu, dalam berbagai sumber tulisan yang pernah saya baca, banyak sekali tokoh yang memperjuangkan idelismenya. Sebut saja Marthin Luther, yang menentang geraja Khatolik Eropa. Saat itu banyak orang mencemoohkanya sabagai seorang yang idealis, dengan menafikan kenyataan di lapangan dan keamanan hidupnya sendiri. Namun dengan kekuatan idealismenya yang luar biasa, Marthin luther mampu melahirkan Gerakan Reformasi pada masa itu, dan tetap bertahan hingga hari ini.

Lalu potret lainnya idelisme yang dipegang Socrates. Ia sosok yang menganggap bahwa demokrasi Athena pada saat itu adalah demokrasi yang buruk, dan pemerintahan yang busuk serta korup. Atas pernyataan yang lantang disampaikan dan disebarluaskan itulah, ia dipaksa meneguk racun atas perintah senat Athena, sebagai bentuk hukuman karena telah menghina senat Athena. Padahal kerabat serta murid-muridnya telah mengingatkan agar tidak terlalu idealisme.

Lalu Presiden pertama Indonesia Soekarno, yang kita kenal sebagai Proklamator kemerdekaan Indonesia, sewaktu kecil dia sudah terbiasa disuguhkan dengan perbudakan kaum pribumi oleh penjajah. Namun ketika beranjak dewasa, dia mulai menyadari bahwa tindakan itu salah. Baru setelah itu, dia mulai mewalan arus, berjuang melawan penjajah. Walaupun dalam perjuanganya ia harus rela keluar masuk penjara, rela bertaruh tenaga, pikiran, harta dan nyawanya demi menggelorakan idealisme kebebasan untuk Bumi Pertiwi.

Itulah deretan contoh nyata yang dilakukan para pendahulu kita. Apakah kita mampu mengambil hikmah dari perjalanan mereka yang meneguhkan idealisme sampai hayat hidupnya? jawabanya ada pada diri kita masing-masing, sekuat apa kita menahan godaan dan cobaan. Maka kita akan menuai hasilnya kelak dikemudian hari.

Idelisme sendiri tidak hanya dimiliki oleh individu, tapi dimiliki juga oleh setiap sekelompok atau golongan. Tidak usah jauh-jauh kita bernostalgia dengan sejarah perjuangan idelisme,
Kalau berbicaara logika, memang tidak masuk akal, ketika Soe Hok Gie, Soekarno, Marthin Luther, Socrates, serta sekarang sekelompok mahasiswa rela bertaruh tenaga, waktu dan pikiran, bahkan nyawa hanya karena memperjuangkan idealisme?Pertanyaanya apakah sebegitunya mahalnya idealisme? tentunya serangakain kisah tadi, telah terukir menjadi sejarah bagi kita semua.

Sehingga penulis menganggap Idealisme sendiri mahal harganya dan orang yang melakukannya akan menuai kebaikan di kemudian hari. Mari kita sebagai generasi penerus bangsa untuk mencoba dan melaksanakan idealisme itu sendiri meski sering dihadapkan pada beragam cobaan dan godaan yang dapat meruntuhkan Idealisme sendiri. Mumpung masih menjadi pelajar dan mahasiswa kita harus mencoba melakukannya. Karena ketika kita masuk dalam ruang kelompok tertentu semisal partai politik, Idealisme sangat sulit dilaksanakan karena akan berbenturan dengan beragam kebijakan yang tidak sesuai dengan hati nurani. Kalaupun kita mempertahankan idealiasme, maka resikonnya kita akan terlempar dalam percaturan politik bahkan dipecat dari kader partai. Jadi, mumpung kita mahasiswa kita harus bisa memegang teguh sikap dan kebijakan tersebut agar tetap kokoh dalam sanubari kita. Semoga.

Thursday, May 16, 2019

(Foto, Pak Harto, Bu Tien dan Mbak Tutut kecil, sekitar tahun 1949)



PERNIKAHAN PAK HARTO

Mungkin banyak yang belum mengetahui bahwa pernikahan Pak Harto dan Ibu Tien dilaksanakan dalam kondisi yang sangat sederhana, hal ini Pak Harto kisahkan dalam Otobiografinya, Soeharto, Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya.

Pernikahan kami dilangsungkan pada 26 Desember 1947 di Solo, pada waktu itu saya berusia 26 tahun dan Hartinah, istri saya, dua tahun lebih muda dari saya.

Dari tempat tugas saya di Yogya saya naik sebuah kendaraan dinas tua menuju Solo. Saya mengenakan pakaian pengantin, serapi-rapinya untuk waktu yang tidak tenang itu. Sebilah keris terselip di punggung saya. Waktu akan naik kendaraan itu, terasa bukan main repotnya. Sulardi yang mengantar saya, mengganggu saya sepanjang jalan.

Perkawinan kami dilangsungkan pada sore hari dengan disaksikan oleh keluarga dan teman-teman Hartinah. Cukup banyak, sebab keluarga Pak Soemoharjomo (orang tua Bu Tien), cukup terpandang dan disegani di kota ini. Dari pihak saya hadir Sulardi dan kakaknya.

Tetapi kejadian yang bagi saya sangat penting ini sayang tak ada yang mengabadikannya dengan potret. Maklumlah, keadaan serba darurat.

Malam harinya diadakan selamatan, tetapi cuma bisa dengan memasang beberapa buah lilin, karena kota Solo waktu itu harus digelapkan, di waktu malam, mencegah terjadinya bahaya besar jika Belanda melakukan serangan udara lagi.

Tiga hari sesudah perkawinan, saya boyong istri saya ke Yogya. Saya harus kembali menjalankan tugas militer saya. Dan kemudian istri saya mulai dengan tugasnya sebagai istri Komandan Resimen. Dunia yang baru baginya, sekalipun sebelum ini ia giat dalam Palang Merah, dekat dengan barisan-barisan pejuang.

Alhasil, perkawinan kami  tidak didahului dengan cinta-cintaan seperti yang dialami anak muda di tahun delapan puluhan. Kami berpegang pada pepatah "witing tresna jalaran saka kulina", datangnya cinta karena bergaul dari dekat.

Sc: Buku otobiografi
Soeharto , pikiran , ucapan dan tindakan saya

Wednesday, May 15, 2019


4 Kepribadian Manusia (Sanguin, Koleris, Melankolis, Plegmatis)

Dengan memposting tentang hal ini, bukan berarti bahwa saya ahli dalam bidang psikologi lho. Postingan ini hanya ingin memberikan gambaran bahwa dalam kehidupan kita sehari-hari, akan berhubungan dengan 4 macam kepribadian manusia yang berbeda-beda. Sehingga setelah mengetahui perbedaan itu, diharapkan bisa timbul rasa saling memahami antar sesama.

Nah 4 kepribadian yang terdapat dalam diri manusia antara lain:
Sanguin → dijuluki si "Populer" karena pandai persuasif dan ingin terkenal.
Koleris → dijuluki si "Kuat" karena sering dominan dan kompetitif.
Melankolis → dijuluki si "Sempurna" karena perfeksionis dan serba teratur.
Plegmatis → dijuluki si "Cinta Damai" karena kesetiaannya dan menghindari konflik.

4 kepribadian diatas tidak ada yang lebih bagus atau lebih jelek, sebab masing-masing memiliki kekuatan dan kelemahan. Sekarang mari kita ulas kekuatan dan kelemahan dari 4 kepribadian tersebut.

SANGUIN

Kekuatan :
Suka bicara.
Secara fisik memegang pendengar, emosional dan demonstratif.
Antusias dan ekspresif.
Ceria dan penuh rasa ingin tahu.
Hidup di masa sekarang.
Mudah berubah (banyak kegiatan / keinginan).
Berhati tulus dan kekanak-kanakan.
Senang kumpul dan berkumpul (untuk bertemu dan bicara).
Umumnya hebat di permukaan.
Mudah berteman dan menyukai orang lain.
Senang dengan pujian dan ingin menjadi perhatian.
Menyenangkan dan dicemburui orang lain.
Mudah memaafkan (dan tidak menyimpan dendam).
Mengambil inisiatif/ menghindar dari hal-hal atau keadaan yang membosankan.
Menyukai hal-hal yang spontan.

Kelemahan :
Suara dan tertawa yang keras (bahkan terlalu keras).
Membesar-besarkan suatu hal / kejadian.
Susah untuk diam.
Mudah ikut-ikutan atau dikendalikan oleh keadaan atau orang lain (suka ikutan Gank).
Sering minta persetujuan, termasuk hal-hal yang sepele.
RKP (Rentang Konsentrasi Pendek) alias pelupa.
Dalam bekerja lebih suka bicara dan melupakan kewajiban (awalnya saja antusias).
Mudah berubah-ubah.
Susah datang tepat waktu jam kantor.
Prioritas kegiatan kacau.
Mendominasi percakapan, suka menyela dan susah mendengarkan dengan tuntas.
Sering mengambil permasalahan orang lain, menjadi seolah-olah masalahnya.
Egoistis alias suka mementingkan diri sendiri.
Sering berdalih dan mengulangi cerita-cerita yg sama.
Konsentrasi ke "How to spend money" daripada "How to earn/save money".

KOLERIS

Kekuatan :
Senang memimpin, membuat keputusan, dinamis dan aktif.
Sangat memerlukan perubahan dan harus mengoreksi kesalahan.
Berkemauan keras dan pasti untuk mencapai sasaran/ target.
Bebas dan mandiri.
Berani menghadapi tantangan dan masalah.
"Hari ini harus lebih baik dari kemarin, hari esok harus lebih baik dari hari ini".
Mencari pemecahan praktis dan bergerak cepat.
Mendelegasikan pekerjaan dan orientasi berfokus pada produktivitas.
Membuat dan menentukan tujuan.
Terdorong oleh tantangan dan tantangan.
Tidak begitu perlu teman.
Mau memimpin dan mengorganisasi.
Biasanya benar dan punya visi ke depan.
Unggul dalam keadaan darurat.

Kelemahan :
Tidak sabar dan cepat marah (kasar dan tidak taktis).
Senang memerintah.
Terlalu bergairah dan tidak/susah untuk santai.
Menyukai kontroversi dan pertengkaran.
Terlalu kaku dan kuat/ keras.
Tidak menyukai air mata dan emosi tidak simpatik.
Tidak suka yang sepele dan bertele-tele / terlalu rinci.
Sering membuat keputusan tergesa-gesa.
Memanipulasi dan menuntut orang lain, cenderung memperalat orang lain.
Menghalalkan segala cara demi tercapainya tujuan.
Workaholics (cinta mati dengan pekerjaan).
Amat sulit mengaku salah dan meminta maaf.
Mungkin selalu benar tetapi tidak populer.

MELANKOLIS

Kekuatan :
Analitis, mendalam, dan penuh pikiran.
Serius dan bertujuan, serta berorientasi jadwal.
Artistik, musikal dan kreatif (filsafat & puitis).
Sensitif.
Mau mengorbankan diri dan idealis.
Standar tinggi dan perfeksionis.
Senang perincian/memerinci, tekun, serba tertib dan teratur (rapi).
Hemat.
Melihat masalah dan mencari solusi pemecahan kreatif (sering terlalu kreatif).
Kalau sudah mulai, dituntaskan.
Berteman dengan hati-hati.
Puas di belakang layar, menghindari perhatian.
Mau mendengar keluhan, setia dan mengabdi.
Sangat memperhatikan orang lain.

Kelemahan :
Cenderung melihat masalah dari sisi negatif (murung dan tertekan).
Mengingat yang negatif & pendendam.
Mudah merasa bersalah dan memiliki citra diri rendah.
Lebih menekankan pada cara daripada tercapainya tujuan.
Tertekan pada situasi yg tidak sempurna dan berubah-ubah.
Melewatkan banyak waktu untuk menganalisa dan merencanakan.
Standar yang terlalu tinggi sehingga sulit disenangkan.
Hidup berdasarkan definisi.
Sulit bersosialisasi (cenderung pilih-pilih).
Tukang kritik, tetapi sensitif terhadap kritik/ yg menentang dirinya.
Sulit mengungkapkan perasaan (cenderung menahan kasih sayang).
Rasa curiga yg besar (skeptis terhadap pujian).
Memerlukan persetujuan

PLEGMATIS

Kekuatan :
Mudah bergaul, santai, tenang dan teguh.
Sabar, seimbang, dan pendengar yang baik.
Tidak banyak bicara, tetapi cenderung bijaksana.
Simpatik dan baik hati (sering menyembunyikan emosi).
Kuat di bidang administrasi, dan cenderung ingin segalanya terorganisasi.
Penengah masalah yg baik.
Cenderung berusaha menemukan cara termudah.
Baik di bawah tekanan.
Menyenangkan dan tidak suka menyinggung perasaan.
Rasa humor yg tajam.
Senang melihat dan mengawasi.
Berbelaskasihan dan peduli.
Mudah diajak rukun dan damai.

Kelemahan :
Kurang antusias, terutama terhadap perubahan/ kegiatan baru.
Takut dan khawatir.
Menghindari konflik dan tanggung jawab.
Keras kepala, sulit kompromi (karena merasa benar).
Terlalu pemalu dan pendiam.
Humor kering dan mengejek (Sarkatis).
Kurang berorientasi pada tujuan.
Sulit bergerak dan kurang memotivasi diri.
Lebih suka sebagai penonton daripada terlibat.
Tidak senang didesak-desak.
Menunda-nunda / menggantungkan masalah.

Sekarang sudah tahu kan antara perbedaan sanguin, koleris, melankolis dan plegmatis? Setiap orang bisa saja memiliki 4 kepribadian sekaligus, namun pasti akan ada 1 kepribadian yang lebih dominan diantara yang lain.