Tuesday, March 19, 2019


Cinta adalah perasaan simpati yang melibatkan emosi yang mendalam. Erich Fromm dalam buku larisnya (The Art of Loving) ada lima syarat untuk mewujudkan cinta yaitu perasaan, pengenalan, tanggungjawab, perhatian dan saling menghormati.(Foto Saya berserta teman saya )

Pada kesempatan ini penulis hanya mengambil satu referensi pengertian politik yang menunjuk kepada satu segi kehidupan manusia bersama masyarakat, lebih mengarah kepada politik sebagai suatu usaha untuk memperoleh kekuasaan, memperbesar atau memperluas serta mempertahankan kekuasaan.

Lalu, apa itu cinta? Cinta adalah kebaikan, ketulusan, keikhlasan, dan pengorbanan. Cinta adalah perasaan simpati yang melibatkan emosi yang mendalam. Erich Fromm dalam buku larisnya (The Art of Loving) ada lima syarat untuk mewujudkan cinta yaitu perasaan, pengenalan, tanggungjawab, perhatian dan saling menghormati.

Namun pada intinya cinta merupakan anugerah Ilahi yang harus disyukuri, seperti kata Khalil Gibran "Ketika cinta memanggilmu maka datanglah kepadanya walaupun sayapnya penuh dengan belati yang dapat melukaimu". Entah dari mana pemikiran tersebut namun Gibran mendeskripsikan bahwa ternyata cinta itu merupakan sebuah hal yang harus diterima, dan satu hal lagi bahwa cinta itu merupakan sesuatu yang begitu suci serta merupakan naluri setiap manusia.

Akhir-akhir ini politik sering dianggap sebagai suatu medan aktulalisasi sehingga ia hadir tanpa substansi, muncullah kemudian opini publik bahwa politik itu kotor. Simpulan semacam itu tak bisa kita elakan, karena masyarakat hanya mendefinisikan politik dari informasi yang mereka tangkap.

Seperti apatisme masyarakat demikian pula mereka yang menjadi pelaku dalam dunia politik praktis. Wajar ketika muncul sebuah keresahan terkait stigma tersebut meskipun stigma itu tak sepenuhnya benar.

Sebagai upaya untuk menyejukkan suasana seperti itu, maka ada baiknya kita melihat politik dari perspektif lain, yakni cinta. Mungkin sontak terlintas dalam benak saudara pembaca pertanyaan seputar apa hubungan cinta dan politik, dan ada apa dengan cinta?

Cinta selalu diawali dari ketertarikan yang kemudian punya komitmen bersama untuk menjalani sebuah ikatan atau hubungan dan saling menghargai, menerima dan memberi atas dasar kepercayaan dan keyakinan yang dijalani. sedangkan politisi adalah seseorang yang terlibat dalam politik bahkan ahli dalam bidangnya serta ikut dan berperan dalam pemerintahan.

Cinta dan politik memang merupakan dua hal yang berbeda, tetapi mereka terdapat kesamaan yang sering dipersoalkan yaitu janji cinta dan janji politik. Sehingga kesetiaan cinta dan politik dipertaruhkan dalam setiap episode kehidupan mereka. Jika kesetiaan itu tidak menjadi pedoman dasar dalam setiap langkah yang ditempuh di kemudian hari maka akan diakhiri dengan kekecewaan, baik itu dalam cinta maupun dalam politik yang dijanjikan oleh para politisi.

Seringkali dalam perjalanan waktu, janji hanyalah kata pemanis belaka, maka kesetiaan akan dipertaruhkan dalam episode kehidupan. Dalam cinta awalnya dibumbui dengan kata-kata manis dan janji-janji kesetiaan maka disaat terakhir pula terjadi goncangan kekecewaan bagi yang merasa dikecewakan, penyebab utama mengakhiri sebuah hubungan adalah karena tidak adanya kesetiaan dan berpegang teguh pada janji yang pernah diungkapkan kepada pasangannya.

Begitu pula dengan politisi, mereka kerap berjanji dan menyampaikan janji politik kepada masyarakat ketika mereka sedang membutuhkan masyarakat sebagai konstituen, bahkan janji kerap kali disampaikan pada saat masyarakat tidak mempertanyakan apa janjinya ketika terpilih dan duduk sebagai wakil rakyat di meja parlemen.
Akibat dari banyaknya janji yang mereka sampaikan kepada masyarakat dan mereka juga tergiur dengan kehidupan mewahnya ketika sudah berada di parlemen, dengan begitu janji politiknya pun hanya akan jadi pemanis belaka dan sebagai upaya politisi untuk mencapai kekuasaan di parlemen.

Dalam kajian politik yang paling tinggi, sepertinya cinta menempati posisi yang paling puncak. Tanpa cinta, politik akan kehilangan jati diri dan kehalusan jiwa. Cinta disini bukan seperti romantisan Drama Korea, Kisah Romeo dan Juliet maupun Kisah Lanur dan Timung Te'e, Bukan Itu! Namun cinta kepada kemanusiaan, cinta kepada rakyat, cinta kepada keadilan, cinta kepada kehidupan aman, tenteram dan sejahtera. Dan lebih penting lagi cinta kepada Tuhan Yang Maha Esa. Itulah esensialitas perjuangan seorang politisi dalam mengarungi samudra politik yang luas ini.

Oleh karena itu menjadi suatu keharusan bahwa apabila kita berpolitik, maka haruslah penuh kecintaan yang tulus dan dibuktikan dengan perbuatan, kecintaan bahwa yang dilakukan semata-mata untuk pihak yang kita cintai yakni RAKYAT. Bukan hanya beretorika namun tindakan nihil, bukan cinta pribadi, kelompok maupun keluarga, kalau itu sudah jadi budaya maka hanya ada satu kata, tinggalkan!

Penulis berusaha menarik satu benang merah, dari kedua hal terpopuler tersebut diatas. Jika dilihat lebih dalam politik tersebut lebih condong pada praktisi, sedangkan cinta bersifat fitrawi, mungkin ketika keduanya digabungkan bisa melahirkan satu asimilasi yang cukup menarik seperti "POLITIK Berasaskan CINTA" karena ketika kedua hal tersebut dielaborasikan pasti dapat menghasilkan sebuah hal yang sangat menarik.

Maka mari sama-sama kita berusaha menghaluskan jiwa kita, sebab hanya pada jiwa yang bersih dan halus serta tuluslah cinta itu akan bersemayam. Agar ketika apa yang kita lakukan dalam politik sekarang dan nanti bukan karena dorongan untuk memusuhi, bukan semata-mata karena haus akan kekuasaan, mengkerdilkan atau bahkan menyerangi lawan-lawan kita secara membabi buta, akan tetapi atas dasar rasa cinta kepada rakyat dan kemanusiaan ini.

Akhirnya, semoga dalam perhelatan politik diwaktu yang akan datang, mari kita landasi semua pikiran, tindakan dan segala bentuk perbuatan kita semata-mata karena cinta. Cinta yang tulus dan sungguh-sungguh yang datang dari hati. Karena tanpa Cinta Politik itu Binasa.

Monday, March 18, 2019


Ada yang tahu tentang Theory of Happiness? Dalam ilmu psikologi, teori ini hampir sama sifatnya dengan teori kimia yang mengatakan bahwa sifat energi adalah kekal. Energi yang ada di alam semesta ini tidak akan bisa berkurang apalagi menghilang. Ia hanya dapat berpindah atau berubah bentuk.

Oke, aku tidak bermaksud membahas ilmu kimia di sini. Berkaitan dengan teori kebahagiaan tadi, persamaan sifatnya adalah kebahagiaan itu tidak bisa berkurang atau menghilang. Tapi kebahagiaan itu hanya berpindah tempat dan berubah bentuk kalau bisa dikatakan kebahagiaan itu memiliki bentuk. Tidak percaya? Sekarang kita analisa sedikit lebih mendalam ya.

Saat kamu, misalnya, jatuh cinta, menikmati hubungan yang indah dengan teman, atau mendapat pekerjaan yang diinginkan, saat itu kamu sedang mengalami yang namanya kebahagiaan. Segala hal terasa indah dan aku yakin kamu tidak akan sempat memikirkan apa akibat dari kebahagiaan yang sedang kamu alami.

Saat kamu jatuh cinta, kamu berbahagia. Tapi pernahkah kamu berpikir kebahagiaan milik siapakah yang telah terenggut hingga jatuh ke pelukanmu? Mungkin saja di saat kamu jatuh cinta, ada seseorang yang patah hati dalam waktu yang bertepatan. Bisa karena pasanganmu lebih memilih kamu daripada memilihnya, bisa karena memang cinta antara pasanganmu dan mantannya sudah kadaluarsa, dan berbagai macam alasan lainnya (kisah nyata) yang pernah penulis alami.

Atau saat kamu sedang menikmati kebahagiaan karena akhirnya mendapatkan pekerjaan yang kamu impikan, pernahkah terpikir kebahagiaan siapakah yang telah kamu miliki saat ini? Mungkin ada seseorang di sana sedang merenungi kesalahannya sehingga membuat dia dipecat dan akhirnya kehilangan pekerjaan yang sekarang sedang nyaman berada di pelukan kamu.

Tunggu dulu! Tidak usah merasa bersalah atau merasa yang gimana-gimana. Semua adalah wajar. Ini jika dipandang dari sudut ilmu psikologi . Pasti banyak pengunjung yang mampir di sini yang punya latar belakang pendidikan psikologi dan berbaik hati menjelaskan lebih detaildetail .

Hal lain yang berkaitan dengan teori kebahagiaan ini adalah tidak memiliki kehilangan. Biasanya kita merasa jatuh ke jurang paling dalam saat kehilangan sesuatu atau seseorang yang kita sayangi. Kita merasa begitu memiliki sesuatu atau seseorang itu sehingga pada saat akhirnya kita terpaksa kehilangannya kita langsung merasa dunia runtuh. Saat itu seolah-olah kebahagiaan langsung terenggut dengan paksa dari hidup kita. Sekali lagi, hal ini adalah sesuatu yang wajar sebagai respon kita as human being.

Lalu, bagaimana menyikapinya? Semua kembali kepada pikiran kita. Bagaimana kita menyetel pikiran kita untuk selalu berpikir bahwa kita tidak pernah memiliki sesuatu yang bernama kehilangan. Ini adalah hal yang berbeda dengan prinsip tidak pernah merasa memiliki jadi tidak akan merasa kehilangan. Adalah manusiawi bahwa saat kita mendapatkan sesuatu atau seseorang yang kita impikan, maka kita secara otomatis akan merasa kita harus memilikinya. Tapi saat mereka pergi dari hidup kita, maka seharusnya kita berpikir bahwa kita tidak kehilangan. Mereka hanya berpindah tempat. Susah? Pasti. Bingung? Samaaaaa.

Tanganku melepasnya walau sudah tak ada
Hatimu tetap merasa masih memilikinya
Rasa kehilangan hanya akan ada
Jika kau pernah merasa memilikinya

Pernahkah kau mengira kalau dia kan sirna
Walau kau tak percaya dengan sepenuh jiwa
Rasa kehilangan hanya akan ada
Jika kau pernah merasa memilikinya

Lirik lagu di atas adalah lirik lagu yang dinyanyikan Letto. Pasti sudah pada tahu kan? Saat aku mendengarnya (thanks to my best friend who sent this lovely song  ) aku langsung tersenyum dan merasa tenang. Rasa kehilangan hanya akan ada jika kau pernah merasa memilikinya. Jadi untuk apa merasa kehilangan? Aku memilih untuk tidak pernah merasakan kehilangan karena aku tidak pernah merasa memiliki rasa kehilangan itu, bukan karena aku tidak pernah memiliki sesuatu atau seseorang yang aku sayangi .

Jadi, buat sahabat-sahabat yang sudah meluangkan waktunya untuk mencari aku yang tiba-tiba menghilang. Jangan merasa kehilangan ya. Jangan pernah merasa pernah memiliki rasa kehilangan itu. Aku baik-baik saja. Terima kasih atas perhatiannya. Sumpah! Jadi terharu menerima banyak perhatian seperti ini, hiks *mellow mode ON. Anyway, lucky having you guys in my life .

Sunday, March 17, 2019


“Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan, dan setiap perpisahan pasti menyisakan luka dan kepedihan”
Suka atau tidak suka semua orang termasuk saya dan anda yang hidup didunia ini pasti mengalami hal yang satu ini, “Perpisahan”. Ya kata itu merupakan kata yang mempunyai probabilitas besar untuk terjadi pada kita semua. Dari kalimat diatas, dapat ditafsirkan bahwa perpisahan itu pasti ber-ujung pada kesediah, walaupun hanya sedikit saja. Tapi tidak semua orang berpendapat seperti kalimat yang saya tuliskan diatas.
Anda tentu yang tidak setuju pasti menyangkal kalimat saya diatas, tapi ketika anda telah mengalami suatu perpisahan yang menyedihkan perasaan anda, maka anda pasti setuju dengan apa yang saya tulis diatas. Hal perasaan setuju dan tidak setuju itu adalah perkataan naluriah atau alami dari setiap kita, dan itu merupakan cirri khas dan keistimewaan kita kita sebagai manusia untuk menyatakan perbedaan pendapat.
Tapi disini saya tidak akan menjadi hakim, yang akan menghakimi anda dalam hal pendapat yang anda pikirkan sekarang ini, tapi saya akan sedikit membuka sedikit keterbukaan anda untuk sekedar membaca paendapat saya tentang makna Perpisahan, yang mungkin akan sedikit membuat benak anda berkata ya atau tidak.
Mari kita buktikan…..
Pisah secara bahasa berarti menjauhnya jarak suatu benda dari objek yang mengenainya. Secara harfiah seolah-olah perpisahan itu hanya perpisahan sebuah benda dengan benda lain sehingga jaraknya terpaut lebih jauh dari kedudukanya semula. Tapi kalu menurut saya, mungkin jugas sebagian anda, perpisahan adalah menjauhnya suatu ikatan batin (hanya ikatan batin saja) dari seseorang terhadap seseorang lainya ataupun dengan objek yang mempengaruhi batin seseorang itu atau berpisahnya seseorang selamanya tanpa pernah bisa berkomunikasi lagi.
Ada sebuah studi kasus yang menarik tentang perpisahan, mari kita tilik bersama …..
Ikeuchi Aya, seorang gadis 15 tahun yang cantik dan penuh semangat remaja. Semangat yang besar itu telah mampu membawanya menuju cita-cita besar dirinya dan orang tuanya untuk menjadi salah satu murid salah satu sekolah SMA terkemuka di Jepang. Tapi semangat itu menjadi berwarna lain setelah dirinya divonis menderita spinocerebellar degeneration disease, suatu penyakit yang membuatnya sedikit demi sedikit mengalami kematian saraf-saraf otaknya yang mengakibatkan fungsi tubuh tidak bisa berjalan secara biasanya. Tapi warna apa yang mewarnai semangatnya?, ya kalau boleh saya pilihkan warna, maka Merahlah warna yang cocok untuk perubahan semangat yang dimiliki seorang Ikeuchi Aya. Merah bukan berarti semangat itu menjadi semacam amarah yang dapat membakar dan merepotkan orang-orang disekitanya, tapi semangat merah yang berati panas, panas yang membawa radiasi kesekitarnya yang menularkan semagat itu pada seluruh keluarga dan teman-temannya, bahkan orang-orang yang sama sekali tidak dikenalnya.
Apa penyebab seseorang yang divonis sakit dan tidak dapat disembuhkan menjadi bersemnat merah itu?
Tidak lain karena seorang Ikeuchi Aya menyadari betul apa yag dinamakan perpisahan. Perpisahan antara dia, dengan keluarga tercintanya, teman-temanya dan orang-orang yang menyayanginya yang disebabkan oleh kematian. Sehingga perpisahan yang dirasakan oleh oleh Ikeuchi aya adalah perasaan untuk berguna dan menghabiskan sisa hidupnya untuk menolong dan membahagiakan orang disekitarnya. Demikian juga orang disekitarnya yang menerima radiasi semangat itu menjadi lebih membuka diri untuk selalu membuat orang lain bahagia. Ikeuchi Aya dengan buku hariannya walaupun telah meninggal 20 tahun yang lalu tetapi mampu membuat orang-orang yang sakit dengan penyakit yang sama, untuk bangkit dan bersemangat menjalani sisa hidup. ( 1 Litre of Tears )
“Perpisahan mampu membuat seseorang bangkit menjalani hidup, karena perpisahan itu sebuah kepastian sehingga sebelum perpisahan itu dating maka gunakanlah masa bersamamu itu dengan penuh kenangan bahagia”
Itulah salah satu makna perpisahan dari seorang Ikeuchi Aya, tapi lain dari Ikeuchi Aya yang tanpa sadar mampu membangkitkan semangat orang lain untuk hidup, lain juga dengan seorang manusia paling agung dan manusia paling berpengaruh sepanjang masa, Rasulullah Muhammad SAW.
Ketika orang lain sibuk memikirkan diri sendiri atau mungkin istri dan keluarganya ketika dia sakit dan tau bahwa umur yang diberikan Tuhan kepadanya tidak panjang panjang lagi, maka beda dengan Rasulullah, peristiwa haji wada, haji terakhir yang Rasul lakukan dengan para sahabat dan pengikutnya telah mampu menjadi bukti bahwa beliau adalah tauladan yang baik dan rahmat bagi seluruh alam. Melalui khotbah Rasul pada haji wada maka kita akan dapat menyaksikan babgaimana seorang utusan tuhan yang sangat mencintai ummatnya.
Silakan anda simak sebagian dari Khutbah beliau ini :
“Wahai manusia, dengarkanlah apa yang hendak kukatakan. Mungkin sehabis tahun ini, aku tidak akan bertemu lagi dengan kalian ditempat ini untuk selama-lamanya…. Hai manusia, sesungguhnya darah dan harta kalian adalah suci bagi kalian (yakni tidak boleh di nodai oleh siapapun juga) seperti hari dan bulan suci sekarang ini dinegeri kalian ini. Ketahuilah, sesungguhnya segala bentuk perilaku dan tindakan jahiliah tidak boleh berlaku lagi. Tindakan menuntut balas atas kematian seseorang sebagaimana yang berlaku di masa jahiliah juga tidak boleh berlaku lagi…” seterusnya di Sirah Nabawi
Dari sini, anda dapat menyadari bahwa perpisahan itu tidak hanya ajang untuk bersedih hati, tapi juga ajang untuk bermuhasabah diri untuk meng-akselarasikan diri ini untuk menjadi pribadi yang baik dan lebih baik dari hari ini.
“Perpisahan akan membawa kebahagian jika kita menganggapnya sebagai pelajaran hidup. Tapi dia akan menjadi perusak pribadi jika perpisahan diartikan menjadi inisiator kemurungan dan kesedihan”
Jadi mari kita bersama-sama hilangkan kaliamat dibawah ini.
“Setiap ada pertemuan pasti ada perpisahan, dan setiap perpisahan pasti menyisakan luka dan kepedihan”
Semoga bermanfaaat


Sebuah quote, yang entah serius atau asal spontan, saya dengar di sebuah televisi. Quote yang dikeluarkan oleh lelaki sebetulnya cukup kritis di mata saya.  anda benar, Rocky Gerung. Sebelumnya beliau bilang juga, Perkawinan itu indah sebagai fiksi tapi berbahaya sebagai fakta. Pernyataan-pernyataan beliau kadang mengundang kontroversi dan katanya mesti dicermati secara filosofis sebab beliau dosen ilmu filsafat.

Tentu saja saya bukan ahli filasafat. Filsafat yang yang saya ketahui serba sekelumit. Rasanya, meliputi pengetahuan objektif, rasio universal, kodrat manusia berakal dan kehendak bebas yang rasional.  Segala sesuatu dari sudut filsafat, harus dilihat dari hal-hal tersebut. Mari kita lihat selintas, 

Pengetahuan Objektif, pengetahuan yang berasal dari pemikiran sendiri lalu dikemukakan kepada orang lain. Kemudian terdapat perbaikan perbaikan dari orang lain. Kemudian kesimpulannya bernilai benar oleh semua orang.
Rasio Universal, rasio yang dilihat dari banyak aspek dan diakui secara universal. Banyak petimbangan menilai wanita, saya kira rasio universal juga harus dikenakan saat menilai wanita.
Kodrat Manusia berakal, bagaimana perempuan dipandang dan dilihat dari kodratnya sebagai mahluk yang memiliki akal, saya kira yang menilai juga menggunakan kodratnya sebagai manusia yang memiliki akal.
Kehendak bebas yang rasional. Selintas agak bertolak belakang dengan pengetahuan objektif. Tetapi memandang perempuan dengan sudut pandang sebagai manusia yang memiliki kehendak bebas. Menurut saya, meski bebas, sebebas-bebasnya dan mungkin seenaknya tapi tetap saja harus rasional.
Setiap orang bebas berpendapat. Pendapat biasanya dipengaruhi banyak hal. Antara lain,  latar belakang (tingkat pendidikan, pengalaman, orientasi seksual, dll), lingkungan, agama dan lain sebagainya.

Apakah wanita itu hanya indah sebagai fiksi tapi berbahaya sebagai fakta...!? tentu saja dipengaruhi oleh banyak hal di atas tadi. Hanya, agak heran juga kalau ada lelaki pintar dan diamini banyak orang, yang matang usianya tapi memandang wanita sebagai mahluk berbahaya di dunia nyata.

Padahal kita semua lahir dari rahim seorang wanita. Apakah keindahan wanita hanya dirasakan di pikiran saja, di faktanya tidak melihat wanita itu sebagai mahluk indah?

Taroklah di faktanya tidak semua interaksi laki-laki dan perempuan itu menjadi indah, apakah begitu merugikan sehingga disebut berbahaya!? Entahlah.

Menurut saya, laki-laki, entah dia straight atau tidak, tidak harus suka dengan wanita untuk menjalin relasi yang indah dan tidak berbahaya dengan wanita.  Yah mungkin beliau sekadar guyon saja.

Sebetulnya, tinggal buka mata, banyak-banyak membaca wanita. Tingkatkan imajinasi dan inovasi anda. Masih mentok juga, tingkatkan IQ anda.

Benarkah wanita itu indah sebagai fiksi tapi berbahaya sebagai fakta?  Bagaimana menurutmu...? Tambahkan di komentar ya.

Saturday, March 16, 2019


NB:FOTO SAYA BERSERTA SAHABAT SAYA YANG SEDANG BERJUANG MERAIH KESUKSESAN 

Perjuangan atau pengorbanan dalam hidup seseorang sangatlah di perlukan dalam kehidupan seorang manusia yang hidup di alam nyata ini ,sehingga bisa dikatakan dalam kehidupan seseorang bisa dikatakan haruslah berjuang atau berusaha untuk mencapai keinginan atau cita-cita yang ingin di capai baik itu dalam bidang materi maupun imateri. Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita mendengar atau sering kita ucapakan tentang perjuangan dalam kehidupan manusia, tetapi sangat sulit sekali untuk di laksanakan namun pada dasarnya tidak ada hal yang sulit untuk kita kerjakan bila seseorang telah mencapai kesadaran yang nyata akan pentingnya perjuangan dalam kehidupan seorang manusia untuk mencapai keinginan atau cita-cita yang ingin di raih.
"Life is a struggle"begitulah orang inggris bilang bahwa hidup adalah sebuah perjuangan. Artinya dalam hidup ini harus ada sebuah usaha dari kita untuk bisa maju. Ketika seseorang sudah tidak memiliki semangat untuk maju maka bisa dipastikan orang itu akan menjadi pecundang seumur hidupnya. .Orang tersebut hanya bisa menyalahkan keadaan, diri sendiri dan orang lain. Untuk itu siapa pun kita, jika kita ingin sukses maka haruslah ada sebuah perjuangan dalam hidup ini.
Melihat pengertian di atas jika kita kaji lebih dalam alangkah lebih baiknya kita harus berjuang dengan semaksimal mungkin untuk mencapai keberhasilan yang ingin kita raih,sering juga kita mendengar kata-kata seperti berjuanglah sampai titik penghabisan, maksud dari kata-kata seperti itu kita harus berjuang atau berikhtiar semaksimal mungkin dalam hidup ini, sehingga kita dapat memetik buah keberhasilan yang kita tanam pada masa kita berjuang.
Dalam kehidupan didunia seseorang pasti mempunyai cita-cita atau impian yang harus di capai, baik itu kesuksesan secara materi maupun imateri.Tetapi untuk mencapai kesuksesan semacam itu tidaklah mudah untuk mencapainya di perlukan perjuangan dan kerja keras yang maksimal sesuai dengan kapasitas orang yang ingin mencapai cita-cita tersebut. Contoh kecil sering kita menyaksikan dalam kehidupan sehari-hari jika seorang murid atau pelajar yang ingin mendapatkan nilai yang maksimal atau prestasi yang membanggakandi dalam kelas, maupun di luar kelas sangat perlu di perlukan perjuangan atau pengorbanan yang maksimal seperti belajar yang tekun, rajin mengerjakan tugas-tugas yang di perintahkan oleh seorang guru,dan yang paling penting mengikuti atau mantaati peraturan-peraturan yang berlaku di sekolah,sehingga sering kita mendengar dalam prinsip anak sekolah yang rajin belajar sering terdengar kata-kata lebih baik matamu merah daripada nilaimu merah.
Keberhasilan itu memang manis tapi belum tentu dengan prosesnya. Dalam menjalani sebuah proses kehidupan hingga mencapai sebuah kesuksesan terdapat pahit-getir nya melawan hambatan dan tantangan kehidupan yang selalu pasti akan hadir di cerita kehidupan ini. Untuk itu cintailah proses hidup ini. Dengan kita mencintai proses hidup akan terasa lebih indah dan menantang. Jika kita menemukan masalah-masalah hidup, segeralah cari solusinya jadikan itu sebuah tantangan hidup. Yakinlah bahwa anda pasti menjadi pemenang dalam arena lomba kehidupan ini.
Faktor manusia yang mau mencapai cita-cita di tentukan oleh kualitas manusianya. Ada orang yag tidak berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakan hanya merupakan  khayalan saja. Hal demikian banyak menimpa anak-anak muda yang memang senang berkhayal, tetapi sulit mencapai apa yang dicita-citakan karena kurang mengukur dengan kemampuannya sendiri.
Sebaliknya dengan anak  yang  dengan  kemauan  keras  ingin  mencapai apa yang  di cita-citakan, cita-cita merupakan motivasi  atau  dorongan dalam menempuh hidup untuk mencapainya. Cara kerja keras dalam mencapai cita-cita merupakan  suatu perjuangan  hidup yang bila berhasil  akan  menjadikan dirinya.
Sehingga ada kalanya kita sebagai mahluk sempurna di bandingkan dengan mahluk lainnya kita harus berjuang atau berikhtiar semaksimal mungkin,untuk mencapai kesuksesan yang ingin kita raih untuk di masa yang akan datang.sehingga sebelum kita mencapai puncak kesuksesan itu ,alangkah lebih baik kita sudah mengetahui dan paham arti perjuangan untuk mencapai kesuksesan itu sendiri,selain itu juga kita harus lebih bisa mempraktekan perjuangan-perjuangan untuk diri kita umumnya bagi orang lain,mulai dari hal yang terkecil sampai yang paling besar.