Saturday, March 16, 2019


Melihat senja yang begitu indah sore ini, di sebuah pantai yang tak ku tahu namanya. Senja yang begitu jingga berpadu dengan warna orange. Aku sudah sangat lama tidak melihat senja di pantai, terakhir aku melihatnya denganmu. Ketika kita duduk berdua di tepi pantai yang lagi-lagi pantai yang kita tidak tahu namanya kala menunggu datangnya sunset.

Sambari melihat senja yang begitu syaduh Sore itu, aku kembali merenung tentang kehidupanku beberapa bulan ini. kehidupan yang terlalu banyak memberiku warna. Dari yang paling menyedihkan sampai paling membahagiakan. ingatan yang sudah ku simpan sedalam mungkin kembali muncul, seolah ingatan itu mendominasi dari semua ingatan lainnya, aku mengingatmu lagi, sayangku.

Malam begitu riuh menjadi saksi saat aku duduk di suatu pantai yang begitu ramai. aku duduk mendengar lagu dan ternyata air mata yang sudah lama bersembunyi akhirnya menampakan dirinya lagi. Aku menangis seperti orang yang sudah lama tidak menangis, hatiku seperti dipenuhi asap tebal yang mengumpal. Setelah menangis sampai puas, aku menemui sahabatku, dan untuk pertama kalinya aku menangis di depannya, seseorang yang terlihat kuat dihadapannya bisa jatuh dan tumbang seketika. Dia memarahiku menangis katanya untuk apa aku menangisi wanita seperti itu. tangisku semakin pecah ketika aku mendengar cerita dia tentang dirimu.

Aku merasa semakin menjadi manusia terbodoh karena menangisimu malam itu. akhirnya dia menyuruhku menceritakanya kenapa aku menangis, aku menceritakannya secara terbata-terbata sambari tangis menemaniku. Air mataku masih tak terhenti sampai dia memarahiku untuk kedua kalianya. Aku terdiam kemudian setelah lelah karena tangisku tak kunjung reda.

Aku menyerah kali ini aku benar-benar menyerah. Aku seolah tergeletak tak berdayah, tapi aku harus bangkit karena banyak hal yang menungguku esok hari yang mesti ku lakukan. Aku menghapus air mataku, dan bergegas pulang. Sahabatku memberiku segelas air hangat dan menyakiniku bahwa aku harus bangkit dan melepaskan semuanya sepahit apapun kamu menyakitiku.

Malam yang menjadi saksi dari tangisku juga menjadi saksi bahwa Aku  memutuskan untuk membuang semua harapan tentangmu, apapun yang menyangkut tentangmu sudah ku singkirkan jauh-jauh. Semua tentangmu sudah ku kubur dalam-dalam, apapun itu aku sudah menutup pintu dengan begitu rapat.

Sudah terlalu banyak apa yang ku beri untukmu termasuk air mata yang jatuh hanya karena dirimu tak bisa terhitung lagi, lantas haruskah aku membencimu? Alasan untuk melakukan itu sudah terlalu banyak, aku harus membencimu agar kau benar-benar pergi dari kehidupanku. Namun,  sekali lagi tidak ku lakukan.

Rasa sayangmu selama ini sudah cukup bisa membuatku menghapus semua kesalahanmu kepadaku. cukuplah, benar-benar cukup dan mari kita sudahi semuanya. Malam yang begitu penuh dengan tangis, menjadikanku memaksa logika ini untuk menguasi  diriku. aku membunuh hatiku agar dia tidak menyiksaku lagi. Dan aku berhasil sayang, perlu ku ulangi lagi  aku berhasil.

“aku bersumpah ini terakhir aku menangisimu, sayang”, itu adalah janji yang ku ucapkan untuk diriku sendiri. Sudah terlalu lama aku terdiam melihat semua tingkah kejammu dan aku dengan begitu saja rela kau sakiti seenak hatimu.  Sudah waktunya aku bangun dari keterpurakan ini, melihat bahwa ada yang sedang menunggu senyumku di luar sana.

Tuhan memang sangat baik, Dia membantuku untuk menghapusmu., kau tahu sayang? Aku sekarang benar-benar sudah bisa menggeser posisimu menjadi orang yang tidak harus lagi ku ingat saat aku kesulitan, aku sudah menghilangkanmu dalam semua percakapanku dengan sahabatku yang menjadi saksi dari semua perjalanan kita , aku tidak pernah galau lagi ketika melihatmu, dan aku tidak pernah sangat lemah karena merindukanmu lagi. Akhirnya masa ini tiba sayang,  tahap yang aku tunggu sangat lama ini akhirnya ku lewati juga.

Perasaan yang ku rasa sekarang hanyalah sebuah kelegaan terbebas dari lingkaran mematikan itu. hatiku rasanya bebas, sebebas burung terbang dari sangkarnya. Dan untuk pertanyaanmu yang kenapa aku tidak memilih diantara mereka saja? Aku akan menjawab, dia akan datang dengan sendirinya, seperti kamu dulu yang datang tanpa aku undang menawarkanku sebuah ajakan untuk menghadiri acara. Dia seseorang yang akan menggantikan posisimu juga akan seperti itu, datang kepadaku secara tiba-tiba. Tanpa ku duga. Tanpa rencana. Tunggulah, kamu pasti akan mendengar kabar bahagia dariku, cepat atau lambat.

Mengenai kenangan yang terlalu banyak kita buat, biarlah menjadi seperti itu. mereka hanya akan menjadi kenangan dalam bentuk ingatan yang kadang kala datang mengganggu. Mau menghindar sekuat apapun mereka tetap akan datang karena mereka itu mempunyai tempat sendiri dalam hati dan pikiran kita. Untuk aku pribadi, aku tidak akan menghindarinya, justru aku akan menikmati kehadiran mereka. Setidaknya itu mengingatkanku bahwa aku dan kamu pernah membuat kenangan ini bersama-sama.

Aku pernah membaca bahwa seorang pria benar-benar mencintai wanitanya jika dia mengatakannya bukan didepannya, aku pernah mendengarmu mengatakan itu secara langsung pun aku juga pernah mendengar pengakuanmu itu dari orang lain yang tidak lain sahabatku, jadi aku tidak salahkan mengatakan jika kamu pernah masih mencintaiku? itu bukan khayalanku saja terlebih untuk semua yang pernah kau lakukan untukku.

Dan teruntuk seseorang yang pasti akan membaca tulisan ini, kamu bisa tersenyum lebar karena ini adalah tulisan terakhir tentangnya yang ku tulis. Aku berjanji kamu akan membaca tulisan terakhir tentang dia di blog ini. jadi bisakah kita berdamai untuk tidak saling menyakiti lagi secara sadar maupun tidak sadar? Semua sudah selesai. Setidaknya itu menurutku. Sekali lagi dan terahir kali, Maaf, butuh waktu yang sangat lama untuk mengakhiri ini.

oh iya, Kita bukan abg lagi yang bermusuhan padahal pernah saling mencintai, apa lagi kita akan terlibat dalam kerjasama dalam berbagai kegiatan. Karena itu marilah kita bekerja profesional, jangan saling mendiamkan. Anggap aku orang biasa, dengan begitu perlakuanmu juga pasti akan menjadi biasa, karena dengan cara mendiamkan seperti ini, bukankah kamu akan terlihat semakin tidak biasa kepadaku? Jadi, bisakah kita bersepakat untuk melupakan semua kepahitan yang telah terjadi dan menjadi temank yang profesional?

Sungguh kisah ini kisah yang begitu panjang, jika harus aku flashback lagi rasanya bisa jadi satu novel yang begitu mengaharu birukan. kamu tahu rasanya sekarang saat aku menulis ini? bebas, seperti angin yang berhembus kemana saja ia mau pergi. Hatiku benar-benar menjadi kosong, siap di isi lagi. Jadi siapa yang akan mengisinya? Tunggulah tulisan selanjutnya. Yang jelas tulisanku di blog ini, akan berganti thema, karena thema hidupku pun akan berganti. Entah kisah LDR, cinta beda agama lagi, brondong atau cinta beda kasta? Hahaaha masih jadi tanda tanya. Yang jelas bukan seperti kisah kita lagi sayang.

Mengenalmu bukan hal yang ku sesalkan sayang, aku terlebih berterima kasih, mengajarkanku banyak hal, walaupun kenyataannya kau banyak  membuat pilu dihatiku tapi semua itu terbayar dengan semua kasih sayang yang sempat kau berikan. Mungkin aku terlalu naif jika harus mengatakan aku bangga membuatmu pernah menyayangiku, aku seorang pria yang tidak begitu ganteng , aku dengan segala kekurangan yang ku miliki, tapi bisa membuatmu mendapat masalah (masalah? Haha) dan kamu juga patut berbangga diri sayang pernah membuatku terlalu dalam karena jatuh dalam cintamu, sedangkan aku dihadapkan pada banyak pilihan yang jelas mereka lebih daripadamu, tapi nyatanya aku tetap  memilihmu.

Dan sekarang, akhirnya saat- saat ini tiba sayang, saat dimana kita akan benar-benar hanya menjadi sepasang teman, bukan lagi seseorang yang menjalin kisah kasih, kita hanya akan menjadi aku dan kamu , bukannkah itu lebih terlihat manis? Daripada menganggap semua tak pernah ada.

Sudah waktunya, aku berjalan menjauh dari pijakanmu, berjalan mencari teman seperjalan yang baru lagi, teman sekaligus kekasihku sayang. Berbahagialah dengan semua pilihan yang memang harus kau pilih itu, karena aku juga akan ikut bahagia dengan semua pilihan yang siap memilihku.

Terakhir dari aku teruntukmu, sayangku...

Aku tidak menyesal, pernah menangis di depanmu padahal itu adalah hal yang paling langkah ku lakukan di depan orang,
Aku tidak menyesal, pernah berbuat hal bodoh untukmu, hal bodoh yang tidak harus ku katakan disini,
Aku tidak menyesal, pernah mencintaimu terlalu dalam,
aku tidakn pernah menyesal selalu menyelipkan namamu di dalam doa-doaku,
aku tidak pernah menyesal pernah diam saja saat kau marahi ,
aku tidak pernah menyesal pernah menangis saat merindukanmu,
aku tidak pernah menyesal pernah hujan-hujanan hanya untuk menemuimu,,
aku tidak pernah menyesal kau abaikan untuk kesekian kalinya,
aku tidak akan pernah menyesal untuk semua kelakukanmu yang kejam kepadaku,
aku tidak pernah menyesal pernah menulis tentangmu, tentang kita,
aku tidak pernah menyesal pernah memberikanmu hadiah yang susah payah ku buat di hari ulang tahunmu,
aku tidak pernah menyesal menghabiskan banyak waktu untuk menunggumu selesai dengan aktivitasmu,
aku tidak pernah menyesal mendapat musuh hanya karena dirimu,
aku tidak pernah menyesal dicaci maki oleh orang yang tak ku kenal karena dirimu
aku tidak pernah menyesal untuk semua rasa sakit yang kau ciptakan,
aku tidak pernah menyesal untuk semua kelakuan kejammu kepadaku yang tak usah diketahui orang lain,
aku tidak pernah menyesal pernah merindukanmu ,
aku tidak pernah menyesal pernah menjadikanmu sangat berarti,
dan kali ini aku tidak akan menyesal memutuskan untuk mengakhiri segalanya,
yang aku sesali hanya satu hal,
kenapa tidak ada rasa sesal yang ku rasakan sebelum dan setelah semua ini terjadi!                                                                         iya, aku tidak akan pernah menyesal karena bagiku menyesal adalah bagian hidup yang paling mengerikan dan tidak mengenakan..
jadi, janganlah berbuat hal yang mengaharuskanku menyesali semuanya..
ku fikir ketika semua benar-benar berakhir, kesedihanlah yang akan ku rasakan, ternyata tidak sayang, aku justru merasakan sensasi lain dari semua akhir yang telah terucap. Karena memang aku menunggu moment ini..
sayang, benar terakhir kali aku menulis tentangmu di wadah ini, aku akan tetap menulis tapi bukan tentang mu lagi. kalaupun masih tentangmu, aku hanya menulis kenangan kita saja itupun jika aku masih mau. untuk tulisan yang sudah terekam disini, tidak akan pernah ku hapus, biarkanlah seperti itu menjadi catatan bersejarah agar menjadi saksi betapa aku dulu pernah sangat berjuang mencintaimu.
Sayangku, aku akan berhenti memanggilmu sayang lagi. Sudah cukup dan sudah waktunya orang lain lah yang akan ku panggil seperti itu         
Semua kisah pasti akan berakhir, dan diakhir itu selalu ada awal yang akan menyambung kisah itu, aku sudah siap menyambut awal yang baru lagi
Sampai jumpa di kisah berikutnya,
terkhusus untuk kalian yang menjadi pembaca setia disetiap tulisan-tulisan norakku
Aku akan mengakhirnya dengan sebuah titik tanpa ribuan koma lagi yang siap mewarnai semua tulisanku, atau aku harus mengakhirnya dengan sebuah tanda tanya agar kita bisa tahu betapa misterinya akhir dari perjalanan cinta itu?

Friday, March 15, 2019


Kisah kita yang bahkan belum sempat kita mulai, bagaimana mungkin lukanya masih berbekas hingga kini, sakitnya masih samar samar terasa sampai saat ini. Bahkan kita tak lagi bertegur sapa, kita juga tak lagi berbagi canda, awalnya ku kira semua itu akan membuat perpisahan kita terasa lebih mudah, keputusanku tuk mencari penggantimu ku kira adalah cara terbaik untuk mengobati luka.

Aku bahkan berusaha untuk tak peduli, tak lagi mendengar kabarmu kurasa akan memudahkan hatiku merelakanmu, ku tau tak ada lagi jalan bagi kita untuk kembali, ku tau tak ada kesempatan tuk kembali menggapai hatimu, ku tau tak ada lagi waktu untuk memulai kisah yang kamu sudahi, mimpi yang kala itu kita rangkai tak mungkin lagi bagi kita tuk mewujudkannya, keyakinan dan janji yang telah lama kita genggam, ku tak punya pilihan lain selain melepaskan…
Kamu, mungkin mudah bagimu tuk melangkah, menemukan jemari lain tuk kau genggam, mencari hati lain tuk kau luluhkan, mungkin saat ini telah kau temukan sosok lain yang bersedia merangkai mimpi baru bersamamu, yang sepakat untuk berjalan mengiringi langkahmu, mungkin kini kamu mulai menuliskan kisahmu seperti yang kita lakukan dahulu, tapi tentu saja kali ini tak ada aku dalam jalan ceritamu, tentu saja tokoh pria yang kau pilih dalam kisah perjalananmu adalah dia yang kini tengah mendekap erat hatimu..

Kamu yang menggenggam erat rinduku, bukannya ku tak ingin beranjak darimu, aku pun pernah menulis sendiri ceritaku, ku pilih seseorang yang sekiranya sanggup menghapus bayangmu, seseorang yang sekiranya mampu melebur rasaku yang tersisa untukmu.
Namun, setelah semua rasa itu hilang tak bersisa, setelah semua bayangmu sirna, yang tertinggal di hatiku hanyalah kehampaan dan kekosongan belaka, ternyata dia tak mampu menggatikanmu mengisi kekosongan di dalamnya, bukan karena dia yang tak pantas untuk mengganti posisimu di mataku, bukan pula karena kamu yang terlalu sempurna, hanya saja aku yang tak bisa membuka hati untuknya, maka ku pilih tuk melepas dia, membebaskan hatinya, daripada menahan dia dengan hatiku yang beku dan mati rasa, maka ku pilih tuk membiarkan dia memilih jalannya.
Kini kamu berjalan atas nama keyakinanmu, maka ku semogakan kebahagiaan atas pilihanmu, ku harap dia pun tengah melangkah memulai pencariannya, maka ku mohonkan sebongkah hati baru untuknya, tentu bukan hatiku yang terlanjur beku.

Kini jalan kita telah jauh berbeda, arah dan tujuan pun tak lagi sama, maka biarkan aku memulai langkahku yang baru, menikmati kesendirianku, berteman dengan sepi bertahan dalam sunyi, mungkin suatu hari nanti ada kalanya aku menyesali pilihanku, namun setidaknya ini lebih baik daripada membiarkan seseorang terluka menanti

Aku yang terlanjur mati rasa, tak ku pungkiri kadang ketakutan dan kekhawatiran menghampiriku, namun inilah keputusan terbaikku, biarkan aku memilih jalanku, menikmati konsekuensi atas pilihanku, biarkan aku menemukan cara sendiri tuk meluluhkan hatiku yang terlanjur beku

Terinpirasi dari sebuah caption teman Instagram
" jadi sejauh mana kamu berpura-pura tidak butuh aku " 
Aku tahu kamu mulai tidak nyaman dengan hubungan ini, itu tampak jelas dari sikapmu dan perlakuanmu padaku. Kini aku putuskan untuk mempersilahkan dirimu untuk pergi, jika memang bersamaku adalah sesuatu yang menyakitkan bagimu.

Pergilah kasih, sejauh yang kamu inginkan, carilah hati yang lebih nyaman melebihi dari kenyamanan yang aku berikan untukmu. Kamu bebas memilih dan menjadi seperti apa maumu karena hatimu memang hanyalah milikmu.

Bila memang sudah tidak nyaman denganku, kamu tak perlu menutup-nutupinya, seolah tidak ada apa-apa. Aku tahu betul semua tentang dirimu dan aku dapat melihatnya dengan jelas bahwa kamu sudah tidak nyaman denganku dengan hubungan kita. Berpura-pura hanya akan menyiksamu dan hanya membuat hubungan kita tak ubahnya seperti sandiwara saja.

Aku persilahkan dirimu untuk pergi, jika memang kamu sudah merasa tidak bahagia bersamaku. Aku tidak apa-apa ditinggalkan olehmu, carilah apa yang tidak kamu temukan dalam diriku dan kejarlah apa yang tidak bisa kamu tangkap dari diriku. Jika kamu bisa menemukan yang lebih dariku berbahagialah. Dan bila kamu tak menemukan apa yang menjadi alasanmu pergi kembalilah jika aku masih sendiri.

Aku bukanya tidak cinta mengapa mempersilahkanmu pergi, hanya saja aku tahu cinta itu harus saling memberikan kenyamanan dan kebahagiaan. Toh kalaupu memang kita sudah berjodoh kita masih tetap akan didekatkan dan saling mendekat satu sama lain. Entah bagaimanapun itu caranya.

Begitupula sebaliknya, kalaupun memang kita tidak berjodoh, pada akhirnya kita tetap akan dipisahakan. Dan akan segera ada hati yang baru yang akan mengisi kekosongan ini, yang akan segera mengganti posisimu begitu kamu memutuskan untuk pergi meninggalkannya karena sejuta alasan yang kamu miliki itu.

Perasaan seseorang kadang lebih sulit dimengerti dari pada apa pun. Bisa saja, pada suatu ketika dia seperti memberimu harapan. Namun  pada waktu lain dia seolah tidak tertarik padamu sama sekali. Tidak ada yang salah dengan semua itu. Namanya juga perasaan, tidak ada perasaan yang statis. Bisa saja berubah seketika. Bisa saja berbalik arah. Begitulah perasaan diciptakan. Terjadi begitu saja, kadang mengikuti momen. Kadang sama sekali tidak bisa ditebak. Karena itu janganlah menebak-nebak perasaan dia kepadamu.

Banyak orang patah hati di dunia ini bukan hanya karena cinta tidak terbalas. Namun dia dihukum oleh tebakannya sendiri. Menebak seolah seseorang itu sayang kepadamu. Padahal dia memang orang yang baik kesemua orang. Kalau sudah begini. Siapa yang akan disalahkan? Juga tidak ada yang bisa disesalkan. Oleh sebab itu, janganlah menebak-nebak untuk urusan perasaan. Bertanyalah langsung. Atau kalau tidak berani. Setidaknya jangan menebak-nebak apa yang ada di dada dan kepalanya.

Urusan perasaan kadang memang  begitu rumit. Sebenarnya bukan perasaan  yang rumit. Namun kau dan pikiranmu yang membuat rumit. Kau membuat semuanya menjadi  teka-teki. Kau ajukan pertanyaan kepada dirimu sendiri. Padahal yang kau harapkan adalah jawaban atas perasaan yang dia rasakan. Mana mungkin bertemu jawaban yang sebenarnya.

Sebab itu, janganlah terlalu sering menerka-nerka. Kadang kau akan merasa sangat kecewa. Kalau nyatanya apa yang kau lihat bukan hal yang sebenarnya. Jika kau tidak berani menanyakan perasaannya. Setidaknya cukup kendalikan perasaanmu. Karena urusan perasaan adalah urusan serius. Kalau kau tidak mampu mengendalikannya, kau bisa saja dihancurkan perasaanmu sendiri. Kalau sudah bisa mengendalikan perasaanmu, semuanya akan berjalan baik-baik saja. Untuk urusan perasaan dia, biarlah begitu saja. Kalau kau memang tak sanggup bertanya kepadanya. Percayalah, suatu hari nanti dia akan menyatakan kepadamu, atau waktu akan menghapus perasaanmu padanya.

Thursday, March 14, 2019


Ekspektasi dan Realita, dua kata layaknya sebagai dua sisi mata uang. Terkadang di belakang terlihat sebagai pengingat, di samping sebagai pelipur lara dan di depan sebagai peringatan. Ya, keduanya terkadang berjalan beriringan tak menutup kemungkinan saling bertolak belakang. Semuanya tergantung si pemilik keduanya, dari sudut pandang mana ia berfikir dan bertindak dari apa yang ia harapkan dan apa yang terjadi. Ekspektasi muncul sebagai goal yang harus dicapai dan realitas bak usaha yang dilakukan untuk mencapai goal tersebut. Realitas dapat dilihat sebagai result dari apa yang telah diusahakan bisa ‘berbanding lurus’, ‘bertolak belakang’, atau ‘melebihi’. Jika dilihat sebagai level limited, normal dan unlimited. Artinya apa limited, realita yang didapat masih cukup jauh. Normal, realita yang didapat bebanding lurus dengan apa yang diharapkan tidak lebih dan tidak kurang bisa dibilang cukup. Unlimited, realita yang didapat melebihi dari apa yang kita bayangkan sebelumnya.

Jadi teringat tentang skema batas harap & hidup manusia
Diriwayatkan dari Abdullah, dia berkata, “Rasulullah menggambar persegi empat, kemudian membuat garis ditengahnya hingga menyeberang ke luar, lalu membuat garis-garis kecil yang memotong garis tengah itu dan berkata, “ini adalah manusia dan ini (persegi empat) adalah batas kehidupannya dari kematian yang mengepungnya dari segala penjuru, dan ini (garis) yang berada di luar (persegi empat) adalah harapannya, dan garis-garis kecil ini adalah musibah-musibah dan masalah yang mungkin menimpanya. Jika melewati satu garis dia akan bertemu dengan garis berikutnya, demikian seterusnya.” (HR. Bukhari). 


Gambar diatas setidaknya dapat sebagai gambaran dari hadis nabi diatas, agar lebih mudah menerjemahkan maksud yang terkandung dari hadis nabi tersebut. Sebagai penutup, pengajaran yang bisa saya ambil adalah ekspektasi setidaknya dibutuhkan manusia untuk hidup bagaimanapun realita yang akan didapat nantinya setidaknya manusia telah berusaha dan berjuang untuk mencapai apa yang mereka cita-citakan. Harapan sebagai jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan, dan untuk mencapai hal yang kita harapkan tidak mudah ada banyak halangan dan rintangan yang harus kita hadapi, seperti garis-garis kecil dalam gambar ketika kita melewati satu masalah akan melewati masalah selanjutnya sehingga kita dituntut untuk senantiasa jangan putus harapan dalam melewati masalah-masalah tersebut.
expectations-v-realityPerbedaan realitas dari apa yang kita harapkan bukan menjadi tolak ukur satu-satunya penentu keberhasilan seseorang, ketika kita jatuh maka yang harus kita lakukan adalah berdiri dan terus berjuang, meskipun ditengah jalan jatuh kembali kita harus senantiasa tetap berjuang mencapai harapan kita tersebut. Kita tidak dapat menilai sesuatu hal hanya dari pola pikir kita saja, pun hanya dari pola pikir orang di sekitar kita. Kita sebagai manusia yang mempunyai berbagai keterbatasan hanya dapat berusaha yang terbaik dari kemampuan yang kita punya, masalah kita gagal atau hal tersebut tidak sesuai dengan harapan kita, setidaknya kita pernah mencobanya. Karena kesuksesan bukan satu-satunya ukuran dari segala perjuangan yang kita lalui, itu hanya sebagai proses pembentukan persepsi dari otak manusia. Hakikat sukses itu pun saya pribadi masih belum menemukan referensi yang tepat dalam gambaran kehidupan nyata.
Dalam hidup tidak ada jaminan untuk terus bahagia, tidak ada kepastian untuk apapun. Setiap orang bisa terlempar ke luar dari kotak rasa nyamannya secara tiba-tiba.

Wednesday, March 13, 2019


Hatiku berkata demikian

Hari ini,  Aku merindukan setiap inci luka yang telah dirajutnya dalam hatiku,terkadang ilalang kecil mengatakan kebodohanku yang teramat sangat bodoh telah terlalu mencintainya tanpa pernah aku bertanya atau mencari tahu seberapa besar cinta itu terbalas.Hidupku hampa tanpa nya,sehingga ku merasakan hidup tanpa harapan,harapan yang dulu pernah lenyap bersama sirnanya dirinya untukku,dan mencintainya.

Saat aku kambali menelisik jiwa naluriku,aku selalu berfikir untuk kembali menggapainya dan tetap berada dalam bayangan tubuhnya,Semua hal yang kusuka bahkan hal yang tak ku suka semua kulakukan namun semua sia-sia bahkan yang sangat menabjukkan adalah aku mendapatkan sakit dari cintaku sendiri….”APAKAH KAMU TAHU ITU?” kurasa “TIDAK”

Aku masih teramat sangat menginginkannya hingga kini dan sampai waktu yang aku sendiri juga tak tahu nanti besok lusa atau selamanya. Aku ingin dia tahu bahwa aku masih sangat mencintainya,dan yang dia harus tahu hanya akan ada aku seorang yang bias mencintainya dengan teramat sangat.tak akan tergambarkan .Terimajinasikan.sampai saat inipun aku akan membuktikan itu semua,tapi aku tak tahu caranya lagi bertumpuk bukti tak nyata bagimu dan tak akan pernah cukup untuk memuaskan keinginanmu menyakitiku.Aku menggilai mu lebih dari apapun.

Dia hanya menganggapku sebagai musim yang bias berganti bila waktunya tiba. Musim aku iri padamu, karena dengan mudahnya musim bias berganti, aku ingin cintaku padanya juga bias berganti dengan cepat setelah dia menghempasku berulangkali sehingga aku lepas dari dan aku bias menerima cinta cinta lain yang ditawarkan padaku. Aku sudah berusaha untuk itu,tapi sia-sia saja. Tak bias kompromi, hatiku masih saja menimang-nimang namanya dan meninabobokkan namanya agar abadi dalam hatiku. Sekali lagi aku menyerah untuk kesekian kali dan untuk kesekian waktu yang memuakkan.

RODA kisahku

Aku lelah menggapai cintanya dari masa lalunya tapi aku juga lelah berusaha melupakannya,parahnya aku semakin lelah seperti ini diombang-ambing dalam dilema cintanya. Memohon kupadanya,mengemispun kulakukan demi kesempatan ,satu kesempatan berarti bagiku untuk jadi satu-satunya tanpa ada pambagian yang menjijikkan,aku tak dapatkan. maka kucari jalan lain yang bias merampas perlahan,dia keras bagai batu ,maka jika kau menjelma menyerupai batu maka kami berdua akan pecah bersama namun lain halnya jika aku menjadi tetesan iar hujan yang selalu menetesinya dengan kesejukkan cintaku semakin kuat dan lama tetesan itu batu akan pecah dengan halus. Ya…dengan aku merelakan pembagian cinta yang jelas menurutku tidak adil sampai kapanpun,semua kucurahkan melebihi apa yang dia dapat dari yang lain.

Tak jarang raga bersama kita tapi halusinasinya menerawang bebas mencari keunggulan,tak jauh beda dengan adu ayam siapa yang bermain lihai dia di sayang tapi aku manusia aku mau cukup ada 2 cinta,tak ada pararel dalam cinta hanya ada 1 laki-laki dan 1 perempuan

Aku muak padanya,dengan mudah mengusik jiwaku yang sedang temaram di pelukan kasih abadi dalam dunia fatamorgana ciptaanku, bukankah dia hanya sebuah mimpi burukku. Rasa benci yang kutahan meluap juga, kebencian itu mengalir seiring aku tahu bahwa dia hanya seorang penipu cinta yang hanya ingin merasakan permainan cinta, terlalu bermimpi jika aku terlalu menginginkannya untuk kumiliki seutuhnya, Dia akan melepaskan tawa hinanya, karena mungkin aku terlalu jalang untukknya.

Lalu apa yang kulakukan kemudian? apa aku harus berkutat dengan tangisku dengan kenangan masa lalunya? Bagai sekeping piringan hitam kuputar demi mendengar senandung kisahnya yang dengan lantang dia ceritakan tanpa berkaca pada air mataku.Utaian pertanyaan kulemparkan padanya saat dia berada dalam dua hati.”Jika kamu berada dalam tengah samudra dengan membawa 1 perahu kecil yang hanya cukup 2 orang, sedangkan saat itu, aku dan cintamu yang lain tengah berteriak meminta tolong hampir tergulung ombak,maka siapa yang akan kamu selamatkan? ”dan dia hanya diam dan tida menjawabnya itulah ketidaka adilan jika aku ada diposisinya,maka dengan mudah aku menjawab “ Jika perahu itu cukup untuk 2 orang maka,aku akan melompat dan kubiarkan kalian berdua naik dan menyelamatkan diri, biar aku yang mendekat pada kematian karena, kalian ada di samudra mencekam ini karena aku.”

Mengingatkanku pada kisah bintang.

Pernah kudengar tentang kisah bintang yang tak ubahnya kisah cintaku,kisah itu membangkitkan keinginanku untuk menjadikanya bintang dalam sirnanya bintang dalam langit hatiku terselubung kehampaan. Bintang dari berjuta bintang diantara pijaran bintang dan pelukan bintang kejora. Jika bintang dari bintang itu adalah dia, maka bintang itu akan semakin terang,dan kuambil bintang dari gerombolan bintangnya kubawa berlari menjauh dari bintang lain yang mencari bintangku, Bintang mencari Bintang dijiwaku. Sebuah bintang merah merenggutnya yang bergelar Sang bintang dan membawanya bersandar.Sialnya, disini kulihat tiga bintang indah diantara bintang bintang sekali lagi bintang.Kugapai lagi bintang itu tanpa sepengetahuannya, tapi bintang itu meredup dan aku tak sanggup mengenalinya walau sesaat.

Jika kisah bintang itu nyata mengapa dia tak bias meniru bintang saat aku lelah berjuang memetiknya seharusnya dia hadir untukku seperti bintang jatuh pada suatu malam diiringi berjuta harapan tapi nyatanya kisah bintang tak mampu membuatnya mengerti,akankah kisah merpati akan dia mengerti ?Yah kisah merpati betina yang bodoh!

Kisah sepasang merpati pernah kudengar,saat merpati betina terkapar tak bersanding dengan merpati jantan yang telah lenyap membuas birunya langit. Maka berkatalah merpati betina itu diakhir ajal. ”Tahukah bahwa merpati betina lebih cepat mati daripada merpati jantan? semua itu kerena merpati betina mencintai lebih banyak kadarnya daripada merpati jantan itu sebabnya kami mati karena cinta” dan fakta usia merpati betina itu menjadi nyata juga pada hidupku. Dan jika aku dan dia sepasang merpati, aku rela mati terlebih dahulu asal aku bias bebas mencintainya tanpa sedikitpun cinta lain yang menggantikanku.

Dan jika merpati putih hembuskan napas cinta dalam setiap persendianku, maka dia adalah Sang merpati putih, kilau emas tersirat dari sayapnya dan memancingku untuk menangkapnya dan mengurungnya dalam sangkar cinta di hatiku. Begitu pula kicaunya mengikis luka terpendamnya cinta dan ketulusan

Tawa sedihku iringi penyesalannya lukai aku,ketidakrelaan terucap dariku mengapa harus pada cinta itu? Dari sekian banyak cinta,mengapa harus cinta itu, cinta yang akan sangat membuatnya kehilangan aku, Aku benci pada sekuntum mawar karena wujud dari cinta itu adalah mawar, terlihat indah memang tapi jika kita menyentuhnya kita akan terluka, dan aku lebih tak ingin lagi dia terluka, dan aku akan lebih terluka melihatnya. Dan aku tak mau jika saat itu tiba, aku sudah tak mencintainya, sehingga aku tak peduli padanya.

Egois adalah kata yang tepat tentang dia yang tak pernah sama sekali memikirkan sayatan dalam hatiku. Dulu dia usik jiwaku yang temaram dalam pelukan kasih abadi.Seburuk apapun anggapanku baginya itu kesempurnaannya bagiku yang membuatku sangat menginginkannya. Dia penolongku dari pusaran cinta tapi dia pendorongku pada pusaran cinta lain yang lebih memilukan Saat itu aku menjauh dari cintanya pada cinta ku dahulu, tapi dengan sigap dia raihku lagi, dan saat aku meraih cintanya dia menjauhiku bahkan lebih dari yang kupikirkan,dan terang saja itu membuatku tidak bias bernafas di malam datang,  semua benci yang harusnya kuserahkan padanya, tetap saja terhapus cinta pada dasar hatiku.

Ketika cinta itu terhalang aku teringat pada kenangan yang kita lewati dalam suka dan duka bahkan kita menyatu memeluk hari keramat untuk cinta kita berkutat dengan kasih meradang kesetiaan dengan aku dan dia. aku untuknya dan dia untukku itu perjanjian dari isyarat tubuh kita. Detik kita bingkai bersama. Hari kita rajut bersama.semua itu melukiskan bahwa memang benar cinta itu bagai drama satu babak, yang hanya menceritakan satu sisi kisah manusia dan kita bias memainkannya dengan cerita yang berbeda dengan tokoh yang berbeda juga.sengaja aku tidak memainkannya lagi karena aku tak mau kehilangan dia dalam kisahku.

Tak mau aku berdusta ataupun mengelabuhi semua, dan aku lebih tak mau lagi menodai semua sucinya cintaku untuknya dengan memaksakan segala yang indah bagiku tapi belum tentu indah baginya. Tanpa aku tahu bahwa mungkin bukan hanya aku, lelaki yang pernah hadir dalam hidupnya selama ini.

Telah kudaki tingginya gunung patah hati dari segala hamparan luka batin. Perlahan aku telah mampu terbiasa dalam perih bagai pertautan dua mata rantai besi menghujamku. Dengan hujan air mata jejak itu terguyur dan lenyap tanpa sedikitpun sisa ukiran luka. Lega tanpa beban aku bangkit dan tertatih terus berjalan menuju arah yang lebih membahagiakanku.

Terjatuh lalu bangkit, melangkah berlalu dari dia yang juga pernah lebih dulu menjauhiku.Dan kepasrahan tumbuh, jika bumi memang bulat, maka ini adalah soal untuk mengujinya, dia berjalan berlawanan pasti suatu hari kami bertemu pada satu titik yang sama.

Akukan tinggalkan dia karena dia telah cukup menyakitiku, pikirku. tak perlu lagi aku memohon, tak ada lagi ruang dihatinya, sekali lagi aku teramat sangat cukup disakitinya, mungkin memang dia akan bahagia dengan pencariannya yang jauh lebih dari aku.

Dan jelas aku berdiri sendiri di kegelapan dan tak ada satu orangpun yang peduli,terlebih lagi dia dan tetek bengeknya.Kemenangan telah kuraih, kemenangan atas nama cinta, aku telah bias mengendalikan aku, dan perbedaan kami. Aku berkata “AKU MEMBUTUHKANMU KARENA AKU MENCINTAIMU” dan diapun berkata “AKU MENCINTAIMU KARENA AKU MEMBUTUHKANMU>” suatu ketidakadilan cinta.

Kusimpan semua penat kusimpan tentangnya, cukup sekian semua tentang dia.Ku tak mau cintaku hening sekian lama. Dia mempermainkanku. Setiap kali aku ingin tinggalkannya, dia selalu diam tanpa menghalangiku, tolonglah, genggam tanganku sampai aku tak beranjak darinya.dan tetap bersanding dengan nya, seperti dulu.

Tak pernah kubayangkan dia menghianatiku lagi , aku gigih coba bertahan, tak bisakah dia tak begitu padaku, aku hanya bias mencoba bertahan memahami bisik hatinya yang menunutunku untuk menjauhi sisi kehidupanku. Bagaiman mungkin dia bias menilai semua cintaku, dia sendiri tak pernah paham tentang nilai cinta dan kesetiaan, Dia pernah lbih dari hitungan jari memperlakukan itu pada kami kaum pencinta.

Mungkin

Cinta seperti itu tidak membutuhkan balasa.dalam diri cinta itu terkandung seruan memanggil si pemberi jawaban. Cinta baginya dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Dan aku harus menundukkan diri dihadapan cintanya dengan segala kebesaranku. Apapun cinta itu, aku tulis dengan jemariku. Tak bias kutolak kehadiran suara malaikat yang datang membalut dan menghanyutkannya menuju keabadian dengan kegelapan menungguku.

Jika cinta ditanam dalam hatiku bukan oleh malaikat tapi oleh dia. Cinta itu pasti bermekaran dalam hatiku. Cinta yang tak pernah tertukarkan, dan pastilah kutujukan pada dia yang menanamnya. Tapi apa mau di kata jika semua tak seindah itu. Maka,sepenuh hati aku telah melepasnya didasari keinginanku untuk bahagia. Waktu akan mendewasakan cintaku. Tak ada kerelaan cinta seperti itu, semua hanya omong kosong. Hanya seorang yang terpikat dalam hamparan kilau dari duri cinta yang bias bertahan,

Pernah saat itu ketika aku diambang puncak cintaku padanya, kupandangi diriku sendiri dikaca terus menerus, lama-lama aku merasa apa yang aku lihat pada diriku sendiri. Aku tak lebih hanyalah bayangan samar saat aku masih bersamanya,tapi dilain waktu , aku berdiri di depan cermin lalu berkata “SIAPAKAH AKU?APA INIKAH AKU?”

Kelelahanku membuatku gontai pada kehidupan cinta, membuatku merasa nyaman berada dalam mimpi-mimpi cinta bersamanya, dengan begitu aku bias berbicara cinta dengan bebas. Ini mimipi terahirku, karena sesudah itu aku tidak mau bermimipi lagi, atau kalau saya bermimpi,mimpi itu begitu membingungkanku sehingga aku tak bias membedakannya dari kenyataan, bahwa dia pengecut,hebatnya dia wanita yang tak tahu cara mempertahankan ketulusan cinta yang tercurah.

Memang mudah baginya karena, semua itu terasa tolol lagi karena ia tidak pernah begitu membutuhkanku seperti aku membutuhkannya. Cinta paling terhormat baginya tetapi cinta seorang lelaki yang lebih tua darinya, dengan syarat cinta itu menjadi semakin menunjukkan kebijaksanaannya dan diam tanpa banyak menuntut.

Sekarang aku mengerti bahwa jika satu menyerang, lainnya mundur, itulah aturannya.Mundur secara perlahhan. Akupun juga telah tahu, dalam setiap cinta itu tidak penting terkecuali siapa yang kita cinta, hanya satu ,tak ada yang lain atas nama kenangan,tanyaku “Apa itu cinta bagi seorang lelaki yang hanya bias melihat dirinya sendiri.Dengan kata lain, aku berkata apa arti cinta bagi seorang lelaki yang sungguh egois.

Perih air mata membasahi pipi , maka aku yakin bahwa lubuk hati paling dalam hatinya memberitahukan kebenarannya. Aku sungguh mencintainya walaupun dia sudah berbuat tidak adil padaku, hanya saja aku mulai menyadari bahwa airmata sama sekali tidak menunjukkan padanya satupun kebenaran yang menabjukkan bagiku. Paling hanya kebenaran tentang keangkuhannya.

Aku kahilangan dunia, jika aku berkata dunia,aku berfikir pada bagian semesta yang menjawab panggilannya. Bagiku,dunia sedikit demi sedikit menjadi bisu dan berhenti jadi dunianya aku terkurung dalam diri dan penderitaanku. bagaiman duniaku tidak bias dia mengerti, bagaimana bias hidup bersamaku, ketika dia tidak merasakan penderitaan maupun kegembiraanku. Ketika dia tahu, aku bukan bagian darinya. Karena aku mencintainya maka, aku hanya akan menerima dengan syarat bertemu lagi dengan yang kucinta. Bagiku hanyalah satu syarat, hanya berharga selama menjanjikan kehidupan cintaku. orang yang dicinta lebih bernilai daripada hidupku sendiri.

Dia sebagai manusia tak mengenal cinta dan diantara yang merasa sedikit sekali mengenal cinta. Dia berlari dari belakang janji kehidupan lain tanpa mengajukan syarat sedikitpun. Denagn mudahnya dia menghapus cinta yang lalu dengan cinta sekejap. Mungkin dia telah membuatku lebih mencintaiku dibanding cinta yang lalu.Makna kalimat ini menyatakan bahwa aku lebih mencintai dia, bukanlah karena membandingkan ku kadar cinta. Itu berarti cinta laluku tak mencintai aku dan akupun tak mencintai cinta itu. Karena bila aku mencintai seseorang, aku tak bias membandingkannya. Yang dicintai itu tak terbandingkan. Bahkan jika aku mengaku serempak mencintai keduanya, tak mungkin bagiku untuk membandingkannya, kecuali jika aku menyatakan segera memutuskan salah satunya. itu tidak menegaskan dan tidak ada sangkut pautnya pada semua orang bahwa aku memang mencintainya.Sebab kalau aku memang begitu,cukup aku mengatakannya “Aku mencintainya”itu erat hubungannya dengan pemberitahuan, yang halus tapi jelas, bahwa aku sebenarnya benar-benar tidak peduli cinta orang lain, dan hanya padanya aku peduli.

Ada yang harus aku bayar mahal demi sebuah percintaan. Aku patah hati bahkan sakit hati karena sebuah cintanya. Yang harus kurasakan amat menyakitkan. Jika aku semakin bertahan maka diapun semakin membuatku terluka. Selalu mempermainkan cinta, jangan pernah merasa paling hebat karena sesungguhnya aku masih ingin terbang melampauinya dengan segala cintaku