Terinpirasi dari sebuah caption teman Instagram
Aku tahu kamu mulai tidak nyaman dengan hubungan ini, itu tampak jelas dari sikapmu dan perlakuanmu padaku. Kini aku putuskan untuk mempersilahkan dirimu untuk pergi, jika memang bersamaku adalah sesuatu yang menyakitkan bagimu.
Pergilah kasih, sejauh yang kamu inginkan, carilah hati yang lebih nyaman melebihi dari kenyamanan yang aku berikan untukmu. Kamu bebas memilih dan menjadi seperti apa maumu karena hatimu memang hanyalah milikmu.
Bila memang sudah tidak nyaman denganku, kamu tak perlu menutup-nutupinya, seolah tidak ada apa-apa. Aku tahu betul semua tentang dirimu dan aku dapat melihatnya dengan jelas bahwa kamu sudah tidak nyaman denganku dengan hubungan kita. Berpura-pura hanya akan menyiksamu dan hanya membuat hubungan kita tak ubahnya seperti sandiwara saja.
Aku persilahkan dirimu untuk pergi, jika memang kamu sudah merasa tidak bahagia bersamaku. Aku tidak apa-apa ditinggalkan olehmu, carilah apa yang tidak kamu temukan dalam diriku dan kejarlah apa yang tidak bisa kamu tangkap dari diriku. Jika kamu bisa menemukan yang lebih dariku berbahagialah. Dan bila kamu tak menemukan apa yang menjadi alasanmu pergi kembalilah jika aku masih sendiri.
Aku bukanya tidak cinta mengapa mempersilahkanmu pergi, hanya saja aku tahu cinta itu harus saling memberikan kenyamanan dan kebahagiaan. Toh kalaupu memang kita sudah berjodoh kita masih tetap akan didekatkan dan saling mendekat satu sama lain. Entah bagaimanapun itu caranya.
Begitupula sebaliknya, kalaupun memang kita tidak berjodoh, pada akhirnya kita tetap akan dipisahakan. Dan akan segera ada hati yang baru yang akan mengisi kekosongan ini, yang akan segera mengganti posisimu begitu kamu memutuskan untuk pergi meninggalkannya karena sejuta alasan yang kamu miliki itu.
Perasaan seseorang kadang lebih sulit dimengerti dari pada apa pun. Bisa saja, pada suatu ketika dia seperti memberimu harapan. Namun pada waktu lain dia seolah tidak tertarik padamu sama sekali. Tidak ada yang salah dengan semua itu. Namanya juga perasaan, tidak ada perasaan yang statis. Bisa saja berubah seketika. Bisa saja berbalik arah. Begitulah perasaan diciptakan. Terjadi begitu saja, kadang mengikuti momen. Kadang sama sekali tidak bisa ditebak. Karena itu janganlah menebak-nebak perasaan dia kepadamu.
Banyak orang patah hati di dunia ini bukan hanya karena cinta tidak terbalas. Namun dia dihukum oleh tebakannya sendiri. Menebak seolah seseorang itu sayang kepadamu. Padahal dia memang orang yang baik kesemua orang. Kalau sudah begini. Siapa yang akan disalahkan? Juga tidak ada yang bisa disesalkan. Oleh sebab itu, janganlah menebak-nebak untuk urusan perasaan. Bertanyalah langsung. Atau kalau tidak berani. Setidaknya jangan menebak-nebak apa yang ada di dada dan kepalanya.
Urusan perasaan kadang memang begitu rumit. Sebenarnya bukan perasaan yang rumit. Namun kau dan pikiranmu yang membuat rumit. Kau membuat semuanya menjadi teka-teki. Kau ajukan pertanyaan kepada dirimu sendiri. Padahal yang kau harapkan adalah jawaban atas perasaan yang dia rasakan. Mana mungkin bertemu jawaban yang sebenarnya.
Sebab itu, janganlah terlalu sering menerka-nerka. Kadang kau akan merasa sangat kecewa. Kalau nyatanya apa yang kau lihat bukan hal yang sebenarnya. Jika kau tidak berani menanyakan perasaannya. Setidaknya cukup kendalikan perasaanmu. Karena urusan perasaan adalah urusan serius. Kalau kau tidak mampu mengendalikannya, kau bisa saja dihancurkan perasaanmu sendiri. Kalau sudah bisa mengendalikan perasaanmu, semuanya akan berjalan baik-baik saja. Untuk urusan perasaan dia, biarlah begitu saja. Kalau kau memang tak sanggup bertanya kepadanya. Percayalah, suatu hari nanti dia akan menyatakan kepadamu, atau waktu akan menghapus perasaanmu padanya.