Friday, April 5, 2019


Paulo Freire adalah tokoh pendidikan yang sangat kontroversial. Ia menggugat sistem pendidikan yang telah mapan dalam masyarakat Brasil. Bagi dia, sistem pendidikan yang ada sama sekali tidak berpihak pada rakyat miskin tetapi sebaliknya justru mengasingkan dan menjadi alat penindasan oleh penguasa. Karena pendidikan yang demikian hanya menguntungkan penguasa maka harus dihapuskan dan digantikan dengan sistem pendidikan yang baru. Sebagai jalan keluar atas kritikan tajam itu maka Freire menawarkan suatu sistem pendidikan alternatif yang menurutnya relevan bagi masyarakat miskin dan tersisih. Kritikan dan pendidikan altenatif yang ditawarkan Freire itu menarik untuk dipakai menganalisis permasalahan pendidikan di Indonesia.

Walaupun harus diakui bahwa konteks yang melatarbelakangi lahirnya pemikiran yang kontroversial mengenai pendidikan itu berbeda dengan konteks Indonesia. Namun di balik kesadaran itu, ada keyakinan bahwa filsafat pendidikan yang ada di belakang pemikiran Freire dan juga metodologi
pendidikan yang ditawarkan akan bermanfaat dalam “membedah” permasalahan pendidikan di Indonesia.
Pandangan Paulo Freire Tentang Pendidikan. Pandangan Paulo Freire tentang pendidikan tercermin dalam kritikannya yang tajam terhadap sistem pendidikan dan dalam pendidikan alternatif yang ia tawarkan. Baik kritikan maupun tawaran konstruktif Freire keduanya lahir dari suatu pergumulan dalam konteks nyata yang ia hadapi dan sekaligus merupakan refleksi filsafat pendidikannya yang berporos pada pemahaman tentang manusia.

a. Konteks Yang Melatarbelakangi Pemikiran Paulo Freire.

Hidup Freire merupakan suatu rangkaian perjuangan dalam konteksnya. Ia lahir tanggal 19 September 1921
di Recife, Timur Laut Brasilia. Masa kanak-kanaknya dilalui dalam situasi penindasan karena orang tuanya
yang kelas menengah jatuh miskin pada tahun 1929. Setamat sekolah menengah, Freire kemudian belajar
Hukum, Filsafat, dan Psikologi. Sementara kuliah, ia bekerja “part time” sebagai instuktur bahasa Potugis di
sekolah menengah. Ia meraih gelar doktor pada tahun 1959 lalu diangkat menjadi profesor. Dalam kedudukannya sebagi dosen, ia menerapkan sistem pendidikan “hadap-masalah” sebagai kebalikan dari pendidikan “gaya bank”. Sistem pendidikan hadap masalah yang penekanan utamanya pada penyadaran nara didik menimbulkan kekuatiran di kalangan para penguasa. Karena itu, ia dipenjarakan pada tahun 1964 dan kemudian diasingkan ke Chile. Pengasingan itu, walaupun mencabut ia dari akar budayanya yang menimbulkan ketegangan, tidak membuat idenya yang membebaskan “dipenjarakan”, tetapi sebaliknya ide itu semakin menyebar ke seluruh dunia. Ia mengajar di Universitas Havard, USA pada tahun 1969-1970. Ia pernah menjadi konsultan bidang pendidikan WCC.
Pemikiran Paulo Freire tentang pendidikan lahir dari pergumulannya selama bekerja bertahun-tahun di tengah-tengah masyarakat desa yang miskin dan tidak “berpendidikan”. Masyarakat feodal (hirarkis) adalah struktur masyarakat yang umum berpengaruh di Amerika Latin pada saat itu. Dalam masyarakat feodal yang hirarkis ini terjadi perbedaan mencolok antara strata masyarakat “atas” dengan strata masyarakat “bawah”. Golongan atas menjadi penindas masyarakat bawah dengan melalui kekuasaan politik dan akumulasi kekayaan, karena itu menyebabkan golongan masyarakat bawah menjadi semakin miskin yang sekaligus semakin menguatkan ketergantungan kaum tertindas kepada para penindas itu.
Dalam kehidupan masyarakat yang sangat kontras itu, lahirlah suatu kebudayaan yang disebut Freire dengan
kebudayaan “bisu”. Kesadaran refleksi kritis dalam budaya seperti ini tetap tidur dan tidak tergugah. Akibatnya waktu lalu hanya dilihat sebagai sekat hari ini yang menghimpit. Manusia tenggelam dalam “hari ini” yang panjang, monoton dan membosankan sedangkan eksistensi masa lalu dan masa akan datang belum disadari. Dalam kebudayaan bisu yang demikian itu kaum tertindas hanya menerima begitu saja segala perlakuan dari kaum penindas. Bahkan, ada ketakutan pada kaum tertindas akan adanya kesadaran tentang ketertindasan mereka. Itulah dehumanisasi karena bahasa sebagai prakondisi untuk menguasai realitas hidup telah menjadi kebisuan. Diam atau bisu dalam konteks yang dimaksud Freire bukan karena protes atas perlakuan yang tidak adil. Itu juga bukan strategi untuk menahan intervensi penguasa dari luar. Tetapi, budaya bisu yang terjadi adalah karena bisu dan bukan membisu. Mereka dalam budaya bisu memang tidak tahu apa-apa. Mereka tidak memiliki kesadaran bahwa mereka bisu dan dibisukan. Karena itu, menurut Freire untuk menguasai realitas hidup ini termasuk menyadari kebisuan itu, maka bahasa harus dikuasai. Menguasai bahasa berarti mempunyai kesadaran kritis dalam mengungkapkan realitas. Untuk itu, pendidikan yang dapat membebaskan dan memberdayakan adalah pendidikan yang melaluinya nara didik dapat mendengar suaranya yang asli. Pendidikan yang relevan dalam masyarakat berbudaya bisu adalah mengajar untuk memampukan mereka mendengarkan suaranya sendiri dan bukan suara dari luar termasuk suara sang pendidik. Dalam konteks yang demikian itulah Freire bergumul.  Ia terpanggil untuk membebaskan masyarakatnya yang tertindas dan yang telah “dibisukan”. Pendidikan “gaya bank” dilihatnya sebagai salah satu sumber yang mengokohkan penindasan dan kebisuan itu. Karena itulah, ia menawarkan pendidikan “hadapmasalah” sebagai jalan membangkitkan kesadaran masyarakat bisu .

b. Kritikan Paulo Freire Terhadap Pendidikan “Gaya Bank”.

Dalam sistem pendidikan yang diterapkan di Brasilia pada masa Freire, anak didik tidak dilihat sebagai yang dinamis dan punya kreasi tetapi dilihat sebagai benda yang seperti wadah untuk menampung sejumlah rumusan/dalil pengetahuan. Semakin banyak isi yang dimasukkan oleh gurunya dalam “wadah” itu, maka semakin baiklah gurunya. Karena itu semakin patuh wadah itu semakin baiklah ia. Jadi, murid/nara didik hanya menghafal seluruh yang diceritrakan oleh gurunya tanpa mengerti. Nara didik adalah obyek dan bukan subyek. Pendidikan yang demikian itulah yang disebut oleh Freire sebagai pendidikan “gaya bank”. Disebut pendidikan gaya bank sebab dalam proses belajar mengajar guru tidak memberikan pengertian kepada nara didik, tetapi memindahkan sejumlah dalil atau rumusan kepada siswa untuk disimpan yang kemudian akan dikeluarkan dalam bentuk yang sama jika diperlukan. Nara didik adalah pengumpul dan penyimpan sejumlah pengetahuan, tetapi pada akhirnya nara didik itu sendiri yang “disimpan” sebab miskinnya daya cipta. Karena itu pendidikan gaya bank menguntungkan kaum penindas dalam melestarikan penindasan terhadap sesamanya manusia.
Pendidikan “gaya bank” itu ditolak dengan tegas oleh Paulo Freire. Penolakannya itu lahir dari pemahamannya tentang manusia. Ia menolak pandangan yang melihat manusia sebagai mahluk pasif yang tidak perlu membuat pilihan-pilihan atas tanggung jawab pribadi mengenai pendidikannya sendiri. Bagi Freire manusia adalah mahluk yang berelasi dengan Tuhan, sesama dan alam. Dalam relasi dengan alam, manusia tidak hanya berada di dunia tetapi juga bersama dengan dunia. Kesadaran akan kebersamaan dengan dunia menyebabkan manusia berhubungan secara kritis dengan dunia. Manusia tidak hanya bereaksi secara refleks seperti binatang, tetapi memilih, menguji, mengkaji dan mengujinya lagi sebelum melakukan tindakan. Tuhan memberikan kemampuan bagi manusia untuk memilih secara reflektif dan bebas. Dalam relasi seperti itu, manusia berkembang menjadi suatu pribadi yang lahir dari dirinya sendiri. Bertolak dari pemahaman yang demikian itu, maka ia menawarkan sistem pendidikan alternatif sebagai pengganti pendidikan “gaya bank” yang ditolaknya. Sistem pendidikan alternatif yang ditawarkan Freire disebut pendidikan “hadap-masalah”.

c. Pendidikan “Hadap-Masalah”: Suatu Pendidikan Alternatif.

Pendidikan “hadap-masalah” sebagai pendidikan alternatif yang ditawarkan oleh Freire lahir dari konsepsinya tentang manusia. Manusia sendirilah yang dijadikan sebagai titik tolak dalam pendidikan hadap-masalah. Manusia tidak mengada secara terpisah dari dunia dan realitasnya, tetapi ia berada dalam dunia dan bersama-sama dengan realitas dunia. Realitas itulah yang harus diperhadapkan pada nara didik supaya ada kesadaran akan realitas itu. Konsep pedagogis yang demikian didasarkan pada pemahaman bahwa manusia mempunyai potensi untuk berkreasi dalam realitas dan untuk membebaskan diri dari penindasan budaya, ekonomi dan politik.
Kesadaran tumbuh dari pergumulan atas realitas yang dihadapi dan diharapkan akan menghasilkan suatu tingkah laku kritis dalam diri nara didik. Freire membagi empat tingkatan kesadaran manusia, yaitu :

1) Kesadaran intransitif, 
Dimana seseorang hanya terikat pada kebutuhan jasmani, tidak sadar akan sejarah dan tenggelam dalam masa kini yang menindas.

2) Kesadaran semi intransitif atau kesadaran magis
Kesadaran ini terjadi dalam masyarakat berbudaya bisu, dimana masyarakatnya tertutup. Ciri kesadaran ini adalah fatalistis. Hidup berarti hidup di bawah kekuasaan orang lain atau hidup dalam ketergantungan.

3) Kesadaran Naif.

 Pada tingkatan ini sudah ada kemampuan untuk mempertanyakan dan mengenali realitas, tetapi masih ditandai dengan sikap yang primitif dan naif, seperti: mengindentifikasikan diri dengan elite, kembali ke masa lampau, mau menerima penjelasan yang sudah jadi, sikap emosi kuat, banyak berpolemik dan berdebat tetapi bukan dialog.

4) Kesadaran kritis transitif. 

Kesadaran kritis transitif ditandai dengan kedalaman menafsirkan masalah-masalah, percaya diri dalam berdiskusi, mampu menerima dan menolak. Pembicaraan bersifat dialog. Pada tingkat ini orang mampu merefleksi dan melihat hubungan sebab akibat.
Bagi Freire pendidikan yang membebaskan adalah pendidikan yang menumbuhkan kesadaran kritis transitif. Memang ia tidak bermaksud bahwa seseorang langsung mencapai tingkatan kesadaran tertinggi itu, tetapi belajar adalah proses bergerak dari kesadaran nara didik pada masa kini ke tingkatan kesadaran yang di atasnya. Dalam proses belajar yang demikian kontradiksi guru-murid (perbedaan guru sebagai yang menjadi sumber segala pengetahuan dengan murid yang menjadi orang yang tidak tahu apa-apa) tidak ada. Nara didik tidak dilihat dan ditempatkan sebagai obyek yang harus diajar dan menerima. Demikian pula sebaliknya guru tidak berfungsi sebagai pengajar. Guru dan murid adalah sama-sama belajar dari masalah yang dihadapi. Guru dan nara didik bersama-sama sebagai subyek dalam memecahkan permasalahan. Guru bertindak dan berfungsi sebagai koordinator yang memperlancar percakapan dialogis. Ia adalah teman dalam memecahkan permasalahan. Sementara itu, nara didik adalah partisipan aktif dalam dialog tersebut.
Materi dalam proses pendidikan yang demikian tidak diambil dari sejumlah rumusan baku atau dalil dalam buku paket tetapi sejumlah permasalahan. Permasalahan itulah yang menjadi topik dalam diskusi dialogis itu yang diangkat dari kenyataan hidup yang dialami oleh nara didik dalam konteksnya sehari-hari, misalnya dalam pemberantasan buta huruf. Pertamatama peserta didik dan guru secara bersama-sama menemukan dan menyerap tema-tema kunci yang menjadi situasi batas (permasalahan) nara didik. Tema-tema kunci tersebut kemudian didiskusikan dengan memperhatikan berbagai kaitan dan dampaknya. Dengan proses demikian nara didik mendalami situasinya dan mengucapkannya dalam bahasanya sendiri. Inilah yang disebut oleh Freire menamai dunia dengan bahasa sendiri. Kata-kata sebagai hasil penamaan sendiri itu kemudian dieja dan ditulis. Proses demikian semakin diperbanyak sehingga nara didik dapat merangkai kata-kata dari
hasil penamaannya sendiri.

d. Relevansi Pemikiran Freire dalam Konteks Indonesia.

Allen J.Moore mengatakan bahwa konsep Freire yang dirumuskan dalam konteks Amerika Latin tidak bisa
diterapkan begitu saja dalam konteks yang berbeda sebab situasinya dan permasalahannya tidak sama.
Peringatan Moore ini adalah satu kendali supaya kita tidak bertindak naif dalam menganalisis suatu permasalahan dalam konteks yang khas. Hal itu sekaligus menjadi peringatan supaya kritikan Freire dapat dipakai secara kritis dalam menganalisis permasalahan pendidikan di berbagai belahan dunia termasuk di Indonesia. Memang harus diakui bahwa konteks permasalahan Amerika Latin, khususnya Brasilia tidak sama persis dengan permasalahan dalam masyarakat Indonesia, tetapi dalam banyak hal kita menemukan persamaan. Masyarakat Indonesia yang terdiri atas suku-suku adalah masyarakat hierarkis yang nampak dalam strata sosial yang mempunyai sebutan khas di berbagai daerah.  Walaupun strata sosial ini sudah tidak terlalu nampak tetapi justru telah lahir suatu strata sosial baru yang prakteknya hampir sama dengan feodalisme tradisional. Pemegang kendali dalam feodalisme modern adalah kelompok pedagang/pengusaha yang menguasai ekonomi lebih dari setengah kekayaan yang ada. Kelompok tersebut mengakumulasikan kekayaan kurang lebih 80 % kekayaan Indonesia padahal jumlah mereka tidak lebih dari 20 % dari jumlah penduduk. Kedua kelompok “penindas” tersebut semakin memperkokoh kekuasaannya sebab secara praktik hanya mereka yang mampu menyekolahkan anak-anaknya sampai ke perguruan tinggi yang sangat mahal dan terpola dalam sistem kekuasaan itu. Generasi itulah yang kemudian menjadi pewaris “tahta penindasan”. Kalau ada dari kelompok rakyat kecil yang mampu mengecap pendidikan tinggi, ia akan berubah menjadi pemegang kendali feodalisme baru itu baik dalam rangka balas dendam maupun dalam “penindasan” terhadap sesamanya kaum “tertindas”.
Salah satu kritikan Freire adalah pendidikan yang berupaya membebaskan kaum tertindas untuk menjadi penindas baru. Bagi Freire pembebasan kaum tertindas tidak dimaksudkan supaya ia bangkit menjadi penindas yang baru, tetapi supaya sekaligus membebaskan para penindas dari kepenindasannya.
Dalam proses belajar mengajar, pemerintah Republik Indonesia telah mengupayakan untuk menerapkan pendekatan cara belajar siswa aktif (CBSA), tetapi hanya metodenya sajalah yang CBSA. Sementara materi yang disampaikan masih merupakan barang asing yang tidak lahir dari dalam konteks dimana manusia itu ada sehingga pada akhirnya siswa kembali menjadi “bank” penyimpanan sejumlah pengetahuan. Memang siswa aktif belajar dan mungkin berdiskusi dalam kelas tetapi yang  didiskusikan dan dipelajari dalam kelas adalah sejumlah dalil dan rumus yang tidak punya hubungan dengan kehidupannya. Lagi pula relasi guru-siswa adalah pengajar dan yang diajar. Siswa adalah yang belum tahu dan harus diberitahu sedangkan guru adalah yang sudah tahu dan akan memberitahukan. Bukankah itu semua yang disebut oleh Paulo Freire dengan pendidikan “gaya bank”?
Marthen Manggeng/www.oaseonline.org/
dan berbagai sumber.

Thursday, April 4, 2019


"Kenapa Hujan?", katamu, bingung. Bingung karena hujan selalu menjadi inspirasi terbesarku. Dan juga senja. Hujan dan Senja. Dua hal yang bertolak belakang. Yang satu menawarkan romantisme dingin dan sendu, sedangkan yang satu lagi melankolisme hangat dan tenang. Meski keduanya bisa menjadi terjemahan dari rindu, pilu, benci, dan cinta. Oh!!! Apalagi kenangan! Aku sebenarnya tak lebih bingung dari kamu. Kenapa? Sini aku ceritakan.

Tentang Hujan. Bulirnya yang basahi bumi, seolah mengajarkan kita untuk terus tabah. Tabah dalam memberi karena memberi bisa hilang bagai tak berarti. Tabah dalam memberi karena dari memberi kita belajar keikhlasan. Kau pikir tanah tahu seberapa banyak tandus yang hilang saat hujan turun? Atau cacing. Apa kamu mau memberi minum cacing secara cuma cuma seperti hujan? Eh, itu tumbuhan di belantara hutan. Ada gitu yang mau nyiramin satu-satu pohonnya? Enggak kan? Nah, hujan adalah keikhlasan. Keikhlasan karena ia mendukung aksara tergelincir dari lisan sang pencipta, seolah terus menerus menjatuhkan bulir kenyataan dan repetisi dari hal hal yang tak mungkin kembali. Apa kamu bisa menjadi hujan? Kenangan saja terus kamu putar di kepala tanpa pernah berakhir. Tanpa pernah menghilang sewajarnya setelah sejenak menghidupi jiwa. Tanpa pernah selesai, kamu teguk beribu kenangan hanya untuk hilangkan dahaga. Tidak! Kamu tidak bisa menjadi hujan! Ah, apa mungkin kamu senja?!

Tentang Senja. Merah kuning yang membara, tetapi tetap santun. Semangat yang berapi api, tetapi seolah teredam.
Senja yang muncul sebentar untuk menghangatkan. Sekilas menawarkan ketenangan. Lalu sedetik kemudian dilibas oleh kelam menuju malam. Gelaplah cakrawala, tanpa sisakan nyala. Paham tidak? Senja adalah jeda singkat. Di sekian nama tak berarti, yang tak menetap, tetapi sempat lewat meski bukan berarti terlewat. Nama nama itu tetap ada. Di tempatnya yang semula. Itulah senja. Ia mengajarkan kita agar menghargai sesuatu yang hanya sekejap. Untuk kemudian kembali pada nyata, melanjutkan apa yang ada. Kamu senja? Ah, rasanya tidak! Pernah kan, suatu waktu di tepian hari, kamu lupa pada kita yang tak jadi ada? Kamu tidak akan pernah menjadi senja! Hatimu seperti burung. Yang selalu berkelana. Mencari langit yang lain, atau yang mungkin.


Nah, sekarang paham enggak? Kenapa Hujan dan Senja begitu berarti untuk segala inspirasi? Masih gak paham juga? Aduuuuh!!! Kamu sih,tidak pernah menjadi aku, untuk melihat hujan dan senja sebagaimana mestinya. Kamu tidak pernah menjadi aku, untuk memaknai tulus arti kehadiran hujan dan senja. Kamu memang tidak bisa menjadi hujan dan senja, karena tak bisa ikhlas dan menghargai, terhadap apa yang pernah ada.

Kata orang bahagia itu sederhana. Kembali kepada keluarga, berkumpul dengan keluarga, merupakan kebahagiaan yang tersendiri. Kebahagiaan yang tidak bisa dibuat-buat. Dari keluargalah kita bisa hidup bahagia dan membuat orang lain bahagia.

Bagaimana kita bahagia dengan membuat orang lain bahagia? Manusia pada dasarnya adalah mahluk pengabdi. Sudah menjadi fitrahnya untuk melayani. Kebahagiaan sejati ada ketika kita bisa melayani orang lain.

Namun kadangkala sifat tersebut tertutup oleh egonya, Terkamuflase oleh keinginannya berkuasa. Sekilas orang yang berkuasa dan menggunakan kekuasaaannya untuk menindas orang lain akan terlihat lebih bangga. Ada kebahagiaan tersendiri yang muncul walaupun itu adalah kebahagiaan yang semu.

Bukankah kebahagiaan sejati yang kita cari?  Maka bahagiakan orang lain, niscaya dirimu akan bahagia.

Mulailah dari orang-orang yang terkasih. Mulailah dari orang-orang yang terdekat. Kalau membahagiakan orang lain sudah menjadi nilai diri kita, Kalau membahagiakan orang lain sudah menjadi menjadi perilaku kita sehari-hari, maka pada saat itu kebahagiaan diri kita sudah tidak terpikirkan lagi. Kita akan bahagia dalam kebahagiaan yang sebenar-benarnya.

Kadang kamu memilih tuk terlihat bahagia, karena tak ingin menjelaskan mengapa kamu bersedih pada mereka yang bahkan tak berusaha tuk mengerti

Dalam hidup, jangan pernah melakukan sesuatu yang menyenangkan, tapi kamu tahu pada akhirnya hanya memberimu kesedihan.

Tak seorangpun dalam hidup ini sangat kuat. Semua orang merasa kesedihan, tapi terkadang seseorang mampu pura-pura tersenyum.

Kata Mutiara Kesedihan: Hidup ini pilihan, apapun yang membuatmu sedih, tinggalkan. Dan apapun yang membuatmu tersenyum, jangan lepaskan!

Kesedihan bukan untuk diratapi, tapi merupakan panggilan jiwa untuk introspeksi diri dan berbuat yang lebih baik lagi.

Terkadang, orang yang paling kamu inginkan adalah orang yang membuat hidupmu tak begitu banyak sedih jika tanpanya.

Jangan takut mencinta, hanya karena pernah terluka. Cinta sejati tak datang begitu saja, tapi melalui proses sedih dan tawa bersama.

Terkadang, seseorang lebih memilih untuk tersenyum, hanya karena tak ingin menjelaskan mengapa dia bersedih.

Tuhan maha penyayang, maha pengasih. Hanya Tuhan tempat kembali, hanya Tuhan yg mampu mengembalikan kesedihan menjadi kebahagiaan.

Seseorang terlihat kuat, tak berarti dia tak pernah bersedih. Dia bersikap seperti tak ada yang salah, tapi mungkin hatinya terluka.

Ambil pelajaran dari masa lalu, tinggalkan sisanya. Jangan biarkan belenggu kesedihan menutup jalanmu menuju masa depan.

Pintu kebahagiaan selalu terbuka didepan mata, tapi kerap kali tidak terlihat karena kamu tidak menutup pintu kesedihan masa lalu.

Sahabat adalah mereka yang tahu ketika kamu bersedih atau terluka, bahkan jika kamu menyembunyikan semua di balik sebuah senyuman.

Cinta memang sesuatu yang sangat indah, tapi kadang cinta juga memberikan kesedihan yang dalam ketika tanpa rasa percaya.

Jangan pernah biarkan kesedihan di masa lalu membuatmu takut untuk menerima seseorang yang baru. Percayalah kata hatimu.

Senyumlah, tinggalkan sedihmu. Bahagialah, lupakan takutmu. Sakit yang kamu rasa, tak setara dengan bahagia yang akan kamu dapat.

Air mata tak selalu menunjukkan kesedihan, terkadang karena kita tertawa bahagia bersama sahabat terbaik kita.

ketika seseorang melukaimu, janganlah bersedih Karena Tuhan selalu menitipkan penyembuh buatmu.

Ketika seseorang yang sangat berarti pergi, jangan terus bersedih. Kamu akan kehilangan dirimu dan lupa bahwa kamu juga sangat berarti.

Kata Bijak Kesedihan: Jangan pernah menyalahkan orang lain atas kesedihanmu, karena kebahagiaanmu adalah urusanmu. Kebahagiaanmu harus dari dalam dirimu.

Percaya pada diri sendiri, meski mungkin saat ini kamu sedang bersedih. Karena penyemangat terbesar dalam hidupmu adalah dirimu sendiri.

Tuhan tidak pernah membiarkan hambanya terlarut dalam kesedihan, pasti ada rencana indah untuk membayar semua air mata.

Terkadang, bukan karena dusta, kamu membenci seseorang, tapi karena sedih menerima kenyataan bahwa dia tak bisa lagi kamu percaya.

Senyumlah, tinggalkan sedihmu. Bahagialah, lupakan takutmu. Sakit yang kamu rasakan, tak setara dengan bahagia yang akan kamu dapatkan.

SEDIH ketika bersama dia yang kamu pikir kamu cinta, hanya untuk menyadari hatimu masih dimiliki oleh dia yang telah meninggalkanmu di masa lalu.

Tak perlu bersedih akan kekurangan. Ketahuilah, Tuhan pasti memberi kelebihan kepada setiap orang yang memiliki kekurangan.

Tak perlu bersedih ketika impian tidak menjadi kenyataan. Bersyukurlah bahwa mimpi burukpun tidak menjadi kenyataan.

Tak perlu kamu sesali kesalahan masa lalu. Karena semakin lama kamu sesali, semakin lama kamu hidup dalam kesedihan. Maafkan, dan lupakan!

Terkadang, kepedihan harus dilalui sebelum tercapainya kebahagiaan. Tersenyumlah ketika bersedih, karena akan ada kebahagiaan setelah itu.

Kebahagiaan pun kesedihan adalah nikmat Tuhan yang wajib disyukuri. Belajarlah untuk menikmati dan mensyukuri segala yang Tuhan beri.

Jangan banyak berharap pada dia yang tak menghargaimu. Bahagialah dengan yang kamu miliki, dan jangan bersedih dengan yang tidak kamu miliki.

Kebahagiaan tak akan bermakna jika kamu tidak menyertakan orang di sekitarmu yang sedang bersedih. Berbagilah dengan murah hati.

Bukannya hati ini tak sakit dan bukannya hati ini tak hancur, bukan pula hati ini tak perih, namun hanya kepasrahan yang mengiringi

Cinta itu seperti crayon, warnailah hidup mu dengan sesukamu dengan cinta, hitam putih pun adalah warna cinta yang indah yang klasik namun abadi

Sejuta harapan akan terucap saat malam gelap bertabur bintang. Sejuta cinta akan tercurah saat hati gelap bertabur sayang

Perasaan memang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata, perasaan hanya bisa diungkapkan dari hati ke hati" "Air mata membersihkan hati dari penyakit untuk membenci dan mengajari manusia untuk berbagi penderitaan dengan mereka yang patah hati.

Mereka yang tidak dapat mengingat masa lampau ditakdirkan untuk mengulanginya.
Manusia tidak dapat menuai cinta sampai dia merasakan perpisahan yang menyedihkan dan yang mampu membuka pikirannya, merasakan kesabaran yang pahit dan kesulitan yang menyedihkan.

"Seseorang tidak melakukan hal yang benar di satu bagian kehidupannya sementara dia sibuk melakukan hal yang salah di bagian lain mana pun dari kehidupannya. Hidup adalah sebuah kesatuan yang tak terbagi-bagi" *Mahatma Gandhi*

Aku tetap berjalan meski perlahan
Aku akan mencoba kembali berlari meski tertatih..
Hidup tidak akan pernah terhenti.dan waktu tak akan mau menanti..
Aku akan kembali melukis mimpi hati..

"Bukannya hati ini tak sakit dan bukannya hati ini tak hancur, bukan pula hati ini tak perih, namun hanya kepasrahan yang mengiringi"

Tuhan menciptakan cinta bukan untuk menghancurkan jiwa..
Tuhan menciptakan kasih bukan untuk kita meratapi.
Tapi Sebagai teman hati yang akan membuat hidup semakin berarti..

saat ku meneteskan air mata
bukan berarti ku menangis karena cinta
tapi air mata itu menetes
ketika aku mulai melangkahkan kaki ini
untuk pergi meninggalkanmu walaupun tidak untuk selamanya.

sampai jumpa sayang
aku kan selalu merindukanmu
sampai bertemu di lain waktu

Ketika tiba saat perpisahan janganlah kalian berduka,
sebab apa yang paling kalian kasihi darinya
mungkin akan nampak lebih nyata dari kejauhan
seperti gunung yang nampak lebih agung terlihat dari padang dan dataran.

Senandung hati ku tak pernah mengatakan ‘sayang’ untukmu. Itu karena aku begitu sulit untuk memahami dirimu. Bila kau tau disini aku selalu mengharap kau mengerti aku

Ketika tiba saat perpisahan janganlah kalian berduka, sebab apa yang paling kalian kasihi darinya mungkin akan nampak lebih nyata dari kejauhan – seperti gunung yang nampak lebih agung terlihat dari padang dan dataran *Kahlil Gibran*

Seseorang tidak melakukan hal yang benar di satu bagian kehidupannya sementara dia sibuk melakukan hal yang salah di bagian lain mana pun dari kehidupannya. Hidup adalah sebuah kesatuan yang tak terbagi-bagi *Mahatma Gandhi*

"Senandung hati ku tak pernah mengatakan ‘sayang’ untukmu. Itu karena aku begitu sulit untuk memahami dirimu. Bila kau tau disini aku selalu mengharap kau mengerti aku"

Tidak ada yang percuma..
Tidak ada yang sia2..
Meski semua telah berlalu..
Kenangan indah itu tetap membiru dihatiku..
 Aku tetap merindumu..
 Kamu tetap dalam hatiku..

"Ketika tiba saat perpisahan janganlah kalian berduka, sebab apa yang paling kalian kasihi darinya mungkin akan nampak lebih nyata dari kejauhan – seperti gunung yang nampak lebih agung terlihat dari padang dan dataran "*Kahlil Gibran*

Tidak ada yang berakhir..
Semua hanya diam tak berukir..
Kamu akan selalu ada
Membeku dalam relung jiwa..
Memberi damai dan semangat untuk tetap melangkah,,
Membuatku kembali mengisi sekat-sekat kosong hati dengan ribuan makna..

Lelah menanti.. Cinta untukmu tak pernah berbalas.

Lucu memang.. Aku masih bisa tersenyum manis, melihatmu disana tertawa lepas bersamanya.

Lucu memang, aku masih saja merindukanmu.. Walau kutau hatimu telah mati untukku.

Lucu memang, hati ini selalu berbunga-bunga untukmu walau ku menangis disetiap malam.

Lucu memang, aku masih saja mengharapkanmu.. Walau selalu luka yang kudapat.

Dalam pedih hatiku, rasa ini masih berharap besar padamu.

Suara hatiku selalu bernada sama setiap harinya.. Menyanyikan nyanyian rindu hanya untukmu.

Pernahkah engkau merasakan apa yang kurasakan? Pernahkah kau sadar besarnya rasa yang kuberikan?

Sepi sendiri, terlupakan.. Kau menghilang begitu saja.

Dan diriku terdiam dalam angan, sepi dan menggigil dalam ketakutan. Menyadari bahwa betapa jauh dirimu, betapa sunyi jiwaku

Biasanya wanita cuma mau di dengerin, peluk dia dan berhenti berkomentar

Katanya wanita itu susah dimengerti. Emang kalo kita ungkapin perasaan, pria bisa jd pendengar yg baik?

Tidak akan pernah rugi melakukan apapun dari hati. Lakukan dan lihat hasilnya.

Adakah rasamu sama dengan rasaku? Ataukah rasa ini hanya sebatas berharap?

Tak ada niat tuk melepaskanmu.. Kucoba terima jika pergi itu keinginanmu..

Aku ingin menjadi pelangimu, yang akan selalu bisa membuat hidupmu lebih berwarna dengan caraku sendiri

Aku tau, mungkin aku bukan salah satu yg terbaik diantara mereka. Namun aku tau, aku punya cara sendiri utk membuatmu bahagia

Merasa nyaman denganmu.. Meski engkau tak bisa kumiliki..

Sore ini bukan untuku juga untukmu, sore ini untuk cerita kita yg telah lalu.. Selamat sore cinta..

Dari setiap detak jantungku, yg kuingat hanya namamu.. Meski kamu bukan miliku..

Jika tanpamu lebih baik, Aku lebih memilih yang terbaik..

Hal terindah itu adalah melihat kembali senyummu.. Dan sakitnya senyum itu bukan untuku..

Senyumku belum seberapa dari Sakitku.. Sakit dari Senyummu yang bukan milikku..

Dari setiap hela nafasku, Selalu terselipkan rundu untukmu.. Semua tentang kamu..

Andai kamu baca isi hatiku, Disitu selalu tertulis nama kamu.. Selalu..

Selamat sore untukmu, Dan itu berarti juga aku merindukanmu pagi ini.. Sore ini untukmu

Mencintaimu tak pernah salah.. Tak kurang suatu apapun

Lelah itu kini telah tampak di matamu yang dulu selalu menjadi salah satu alasan mengapa aku mencintaimu

Kapankah kepercayaan itu menghampiriku? Enyahlah wahai sisi gelap yang bersembunyi dibalik egonya cinta

Dibawah naungan hujan & diselimuti dinginnya angin malam, takkan ada rasa lelah yg kurasakan selama senyum itu tetap kutatap

Biarlah sesuatu itu hilang seiring semua berlalu. Walau janji itu telah musnah, aku akan tetap menantimu

Dan biarkan malam ini menemaniku. Berdiri disisi ruang yang kosong

Siap sukses, pastinya hrs siap berproses. Karena tidak ada sesuatu yg instan..

Aku menatap sesuatu yang tak kau lihat. Aku mendengar sesuatu yang tak kau dengar. Aku merasakan sesuatu yang tak kau rasakan

Kini aku membisu, terdiam, dan terpaku. Sendiri menatap langit malam yang sepi

Disini, kumenanti sebuah tatapan yang hanya menatap sebuah alunan melodi dari bisikan nurani sepi yang kumiliki

Diri ini telah lama berdiri sendiri.. Menanti jiwa sepi itu kembali

Biarlah kesendirian ini menjadi sebuah hiasan dilangit malam. Pilu ini menjadi cahaya diruang yang gelap

Kadang tersenyum, kadang menangis dan ketika diri ini terdiam, maka disitu aku mengingatmu

Berharap untuk merasakan apa yang tidak kurasakan pada dirimu. Berusaha tetap tegar dibalik tangisanku ini

Mencoba mengubur sisa-sisa ingatan yang hampa. Namun terkadang semua terus terukir dilubuk hati yang paling dalam

Kosong dan hampa hati ini tanpa dirimu.. Yang kurasa hanya sakit karena luka.

Aku hanya mencoba mencintaimu sepenuh hati.. Tapi kini engkau tinggalkanku pergi.. Menyisakan sakit dan luka..

Aku menganggapmu cinta dan engkau membuangku seperti sampah.

Dan kini akupun tak tahu harus bagaimana agar kamu mau mencoba kembali.

Engkau pergi dengan cintaku yang tak pernah sempat aku sampaikan kepadamu.

Engkau pergi begitu saja, meninggalkan seribu tanya untukku.

Aku kadang masih belum bisa terima.. Menyadari engkau pergi untuk dirinya.

Menanti aku melihatmu.. Tetap menunggu jawaban rasa darimu.

Kusangka kita saling mencinta.. Tapi sayang aku hanya terlalu berkhayal.

Mungkin butuh waktu untuk memahami.. Tapi tak perlu menutup diri dan hatimu, untukku.

Aku menunggu.. Dengan segunung tinggi harapan bodoh.. Tapi kau palsu.

Tiada yang perlu kau khawatirkan.. Aku disini, baik-baik saja tanpamu.

Kau memberiku janji.. Memberi mimpi yang sayangnya tak pernah kau tepati.

Senyum dan tawa yang kau beri.. Asa dan cerita yang kau bagi.. Kini tiada lagi.

Semakin kucoba lepaskan rasa ini.. Semakin menghujam sembilu dihati..

Tenang saja semua yang kulakukan ikhlas demi segenggam cinta.. Ikhlas merelakan dirimu pergi bersamanya..

Salahkah aku mengharapkan dirimu? Salahkan dirimu yang terlalu memberi..

Tak sanggup lagi aku mencerna arti dan tujuan.. Hanya menanti tanya yang tak terjawab darimu..

Engkau pergi.. Dan tak pernah kembali..

Engkau tertawa lepas bersamanya.. Bagaimana dengan hatiku?

Aku mencintaimu, sebesar rasa cintamu padanya..

bila kamu tak bisa mengingatku, setidaknya kamu jangan melupakanku.

Biarkan aku lelap dalam tidurku.. Lelap tak harus mengingat manisnya senyumanmu..

Semua tentangmu harus ditinggalkan.. Semua tentangmu harus dilupakan..

Keajaiban cintaku, adalah kamu.. ;)

Kini, kau datang dengan senyum,bujuk dan rayu. Tapi tidak pergi.. Dan aku yang berlari

Kau datang padaku dengan senyum, bujuk dan rayu.. Lalu pergi.. Dan aku tetap d sini..

Memiliki rasa yang sama.. Namun kita sangat sulit untuk bersatu.. :'(

Tak pernah ada perasaan ragu.. Kuyakin suatu saat engkau akan kembali untukku.. :')

Untukmu yang disana.. Cinta ini selalu hangat untukmu.. ;)

Hati ini selalu menyanyikan kata yang sama.. Mengungkapkan irama yang sama.. Rindu untukmu.

Malam tak selamanya sepi. Sekalipun sendiri, aku sadar di ujung sana, ada seseorang yang akan mengulurkan tangannya padaku.

Kuingin kau kembali.. Menghangatkanku dari rasa sepi sunyi.. Menggenggam tanganku berjalan beriringan..

Berjalan dan terus berjalan seorang diri, melewati setiap malam senyap tanpa arti, tanpamu..

Kini kutahu arti sepi. Kini kutahu arti kesendirian tanpamu. Semuanya terasa menyiksa..

Kadang aku tak mengerti dengan apa yang kulakukan. Puaskah aku dengan hanya menatapmu saja tanpa bisa memiliki?

Bintang itu jauh.. Terlihat jauh. Sama seperti hatiku dan hatimu.. Jauh tak bisa bersama..

Aku tak tahan jika tak menatap langit. Mencoba membayangkan indahnya wajahmu diantara bintang-bintang..

Salahkah aku bersikap.. Ataukah keadaan yang membuat aku kehilangan dirimu?

Anda hidup mempertemukan kembali kita kelak, maukah engkau menggenggam lagi tanganku? Memberikan pelukan hangat..

Dan aku berandai.. Membayangkan bahwa suatu saat kelak aku bisa memiliki dirimu seutuhnya..

Dalam mimpi dirimu tertawa, tersenyum, bertutur dalam bahasa manjamu padaku.. Sayang hanya dalam mimpi..

Menatap senyuman dalam wajahmu.. Menyadari bahwa tak seharusnya aku kehilangan itu..

Malam tadi, kembali memimpikan dirimu.. Memimpikan saat-saat kita bersama dulu..

Bantu aku keluar dari jerat cintamu.. Cinta palsu yang kau berikan padaku..

Aku benci harus terpuruk lagi.. Berteman baik dengan kesepian..

Aku lelah.. Aku lelah menunggu engkau memberikan hati untukku..

Biarkan kumemilih jalanku.. Dan kubiarkan kau memilih jalanmu tanpa bersamaku

kau yg telah jauh pergi sekian lama dan menghancurkan beribu harapan kini kau datang dengan seuntai senyuman yg semanis dulu

Sosok wajahmu kembali datang menghiasi anganku.. Sosok wajah yang sebenarnya telah lama pergi..

Kupendam luka ini, kubiarkan cinta tetap bersemi walau engkau telah menghancurkannya..

Wangi aroma tubuhmu masih membekas.. Peluk hangat dekapanmu selalu kurindukan..

Doaku tak pernah salah.. Doa ini untukmu, seseorang disana yang tak lagi bersamaku..

Kuharap engkaulah yg menjadi jawaban dari doaku. Doa serta penantian panjangku didalam kesepian yg tak berujung ini..

Dan mimpi terindahku hanyalah bersamamu, selamanya..

Maafkan aku klo harus begini caranya.. Melepasmu, caraku mencintaimu..

Tak berharap banyak engkau tuk kembali. Kan kutunjukkan aku masih bisa tuk berdiri..

Rasa ini selalu hadir untukmu.. Sesuatu yang mungkin kau takkan pernah tau..

Berikan cintamu padanya seperti kau mencintaiku. Berikan sayangmu jua seperti kau tulus menyayangiku dulu

Buang air matamu, buang semua kenangan cinta kita. Tataplah hari-hari baru bersamanya

Apalah arti luka yang kupunya.. Ku hanya ingin melihatmu bahagia, walau itu tanpaku..

Sayang ini mengalahkan semua rasa amarah dihati..

Berat tuk kukatakan.. Hati ini, merindukanmu..

Mencoba tetap tegak berdiri.. Sendiri di sunyinya malam mengesampingkan rasa untukmu..

Kau seret hatiku pergi bersamamu.. Pergi meninggalkan semua rasa cinta tanpa ada sisa

Betapa kuingin menepis bayangmu.. Betapa ingin kuhempaskan rasa sakit ini..

Dan sampai kapanpun kau takan mengerti.. Mengapa cinta ini kupertahankan sampai mati

Bangkitlah dari kesedihan, karena kesedihan adalah proses yang harus dilalui untuk menuju kebahagiaan.. Percaya itu!

Sahabat adalah mereka yang tahu bahwa ada sedih di matamu ketika seluruh dunia percaya dengan senyum di wajahmu.

Bersedih dengan orang yang tepat lebih baik daripada berbahagia dengan orang yang salah. Bijaklah dalam memilih sahabat.

Jangan meminta Tuhan untuk memandu jalan tuk Anda , tuk jika Anda tidak bersedia untuk menjaga kaki Anda .

Anda tidak harus menyesali kesalahan , tapi belajar dari setiap kesalahan , dan tidak pernah mengulangi kesalahan yang sama .

Manusia sempurna adalah orang yang tulus menerima segala kekurangan yang dimilikinya.

Jangan biarkan kegagalan menghancurkan harapan , yakinlah masih ada kesempatan di tengah kesulitan .

Belajar mengikhaskan , dan didorong untuk menerima kekalahan adalah langkah pertama dari kemenangan hati .

Hidup sering membutuhkan untuk memilih Tidak selalu semua lakukan . Tidak hanya semua harus dipenuhi .

Jangan biarkan kata-kata Anda akan digunakan sebagai senjata untuk menyakiti orang lain . Gunakan kata-kata Anda untuk kebaikan Anda sendiri dan orang lain .

Berhenti bertanya bagaimana untuk mendapatkan apa yang Anda inginkan , karena jawaban yang Anda temukan adalah BERUSAHA .

Dalam hidup , akan ada seseorang yang tidak peduli berapa banyak dia menyakitimu dan kamu membencinya , dia masih dicintai oleh hatimu .

Banyak Banyak orang yang datang dan pergi dalam hidup Anda . Dan itu berarti bahwa untuk setiap GOODBYE , orang lain akan datang dengan sebuah HELLO .

Dari kegagalan kita dapat membaca apa yang salah dengan diri kita sendiri . Berusaha dan berdoa itulah kuncinya .

    ” Pria ingin menjadi cinta pertama seorang wanita . Wanita ingin menjadi cinta terakhir seorang pria . ” Ya , atau tidak? :)

Wednesday, April 3, 2019


Sebelum nya sudah saya bahas tentang  bagaimana bila seseorang hidup dalam dua dunia?

Dalam pemamparan saya tentang sebagaimana seseorang hidup di dalam dua dunia. Dunia pertama adalah dunia realita tempat dia benar-benar berpijak, dan lainnya merupakan dunia yang dibuat atas dasar alam pikirannya. Kehidupan semacam itu dapat terjadi pada gangguan jiwa psikotik, dan dari berbagai gangguan psikotik yang ada, skizofrenia adalah yang terbanyak.

Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang ditandai dengan adanya distorsi realita, disorganisasi, dan gangguan psikomotor. Penderita skizofrenia tidak dapat membedakan dia hidup dalam realita atau dalam alam pikirannya sendiri (autistik). Penyakit ini bersifat kronis, sering kambuh, dan menyebabkan penurunan fungsi yang semakin lama semakin berat bila tidak mendapatkan pertolongan medis yang adekuat.

Kita semua terpesona oleh mimpi. Orang-orang yang, seperti halnya aku sendiri yang bermimpi dengan sangat jelas seringkali memiliki pengalaman “terperangkap” dalam sebuah mimpi yang kita percayai bahwa itu nyata. Perasaan lega luar biasa yang menyertai keterjagaan memang sangat murni. Namun, aku seringkali bertanya-tanya mengapa?

Dalam hal ini kalau kita mengatakan bahwa mimpi adalah realitas, kita membuat distingsi atau perbedaan yang tegas antara pengalaman-pengalaman kita ketika terjaga dan ketika tertidur. Dapatkah kita sepenuhnya yakin bahwa “dunia mimpi” adalah ilusi, dan “dunia jaga” adalah nyata? Dapatkah bahwa yang terjadi justru sebaliknya, atau bahwa kedua dunia itu sama-sama nyata, ataupun kedua-duanya sama sekali tidak nyata? Apakah kriteria realitas yang dapat kita gunakan untuk memutuskan persoalan?

Tanggapan yang biasa adalah mengklaim bahwa mimpi adalah pengalaman pribadi, sementara dunia yang kita persepsikan ketika terjaga adalah konsisten dengan pengalaman-pengalaman yang lain. Tetapi ini tidak membantu. Aku sering menjumpai karakter-karakter mimpi dari orang yang memastikanku bahwa karakter mimpi mereka nyata, dan sama-sama mengalami pengalaman-pengalaman mimpi seperti mimpiku. Dalam kehidupan sadar, aku harus mengambil kata orang lain untuk itu, bahwa mereka betul-betul mempersepsikan sebuah dunia yang serupa dengan dunia milikku, karena aku tidak dapat betul-betul berbagi dengan pengalaman mereka.

Bagaimana aku dapat membedakan antara klaim murni dengan klaim yang dibuat oleh karakter ilusif yang cukup kompleks, tetapi tak sadar? Juga, tidak ada gunanya menunjukkan fakta bahwa mimpi seringkali tidak jelas, terputus-putus dan tidak masuk akal. Apa yang disebut dunia nyata seringkali tampaknya sama dengan keadaan setelah minum beberapa gelas anggur, atau ketika sadar dari pembiusan.
Seperti yang pernah kubaca , Plato percaya bahwa realitas itu terbagi menjadi dua wilayah.

Satu wilayah adalah dunia indra, yang mengenainya kita
hanya dapat mempunyai pengetahuan yang tidak tepat atau tidak
sempurna dengan menggunakan lima indra kita. Di dunia indra
ini, "segala sesuatu berubah" dan tidak ada yang permanen.

Dalam dunia indra ini tidak ada sesuatu yang selalu ada, yang
ada hanyalah segala sesuatu yang datang dan pergi.

Wilayah yang lain adalah dunia ide, yang mengenainya kita
dapat memiliki pengetahuan sejati dengan menggunakan akal
kita. Dunia ide ini tidak dapat ditangkap dengan indra, tetapi ide
(atau bentuk-bentuk) itu kekal dan abadi.
Menurut Plato, manusia adalah makhluk ganda.
Kita memiliki
tubuh yang "berubah" yang tidak terpisahkan dengan dunia indra, dan
tunduk pada takdir yang sama seperti segala sesuatu yang lain di
dunia ini—busa sabun, misalnya.

Semua yang kita indrai didasarkan
pada tubuh kita dan karenanya tidak dapat dipercaya. Namun, kita
juga memiliki jiwa yang abadi—dan jiwa inilah dunianya akal.

Dan, karena tidak bersifat fisik, jiwa dapat menyelidiki dunia ide.
Aku harus buru-buru menekankan bahwa Plato sedang
menggambarkan suatu jalan hidup yang ideal, sebab tidak semua
manusia membiarkan jiwanya bebas untuk memulai perjalanan ke
dunia ide, Kebanyakan orang bergantung pada "bayangan" ide di
dunia indra. Mereka melihat seekor kuda—dan kuda yang lain.

Namun, mereka tidak pernah mengerti bahwa setiap kuda itu hanyalah
tiruan yang buram. Yang dikemukakan Plato adalah jalan sang
filosof.

Plato menekankan bahwa
menggambarkan suatu jalan hidup yang ideal, sebab tidak semua
manusia membiarkan jiwanya bebas untuk memulai perjalanan ke
dunia ide, Kebanyakan orang bergantung pada "bayangan" ide di
dunia indra. Mereka melihat seekor kuda—dan kuda yang lain.

Jika kamu melihat sebuah bayang-bayang, kamu akan
mengira bahwa pasti ada sesuatu yang menimbulkan bayang-bayang
itu. Kamu melihat bayang-bayang seekor binatang. Kamu kira itu
mungkin seekor kuda, tapi kamu tidak begitu yakin. Kamu berbalik
dan melihat kuda itu sendiri—yang tentu saja benar-benar lebih indah
dan lebih tegas bentuknya daripada "bayang-bayang kuda" yang
kabur. Plato juga percaya bahwa semua fenomena alam itu
hanyalah bayang-bayang dari bentuk atau ide yang kekal.

Tapi kebanyakan orang sudah puas dengan kehidupan di tengah bayang￾bayang. Mereka tidak memikirkan apa yang membentuk bayang￾bayang itu. Mereka mengira hanya bayang-bayang itulah yang ada tanpa pernah menyadari bahwa bayang-bayang tersebut,
sesungguhnya, hanyalah bayang-bayang. Dan dengan begitu, mereka
tidak mengindahkan keabadian jiwa mereka sendiri.

Menurut Plato, tubuh manusia terdiri dari tiga bagian: kepala,
dada, dan perut. Untuk setiap bagian ini ada bagian jiwa yang terkait.

Akal terletak di kepala, kehendak terletak di dada, dan nafsu terletak
di perut. Masing-masing dari bagian jiwa ini juga memiliki cita-cita,
atau "kebajikan".

Akal mencita-citakan kebijaksanaan, Kehendak
mencita-citakan keberanian, dan Nafsu harus dikekang sehingga
kesopanan dapat ditegakkan. Hanya jika ketiga bagian itu berfungsi
bersama sebagai suatu kesatuan sajalah, kita dapat menjadi seorang
individu yang selaras atau "berbudi luhur". Di sekolah, seorang anak
pertama-tama harus belajar untuk mengendalikan nafsu mereka, lalu
ia harus mengembangkan keberanian, dan akhirnya akal akan
menuntunnya menuju kebijaksanaan.

Plato membayangkan sebuah negara yang dibangun dengan cara
persis seperti tubuh manusia yang terdiri dari tiga bagian itu. Jika
tubuh mempunyai kepala, dada, dan perut, negara mempunyai
pemimpin, pembantu, dan pekerja (para petani, misalnya).

Di sini Plato secara jelas menggunakan ilmu pengobatan Yunani sebagai
model.
Sebagaimana manusia yang sehat dan selarasm empertahankan keseimbangan dan kesederhanaan, begitu pula
negara yang "baik" ditandai dengan adanya kesadaran setiap orang
akan tempat mereka dalam keseluruhan .

Seperti setiap aspek dari filsafat Plato, filsafat politiknya ditandai
dengan rasionalisme. Terciptanya negara yang baik bergantung pada
apakah negara itu diperintah oleh akal. Sebagaimana kepala
mengatur tubuh, maka para filosoflah yang harus mengatur
masyarakat.

Menurut Aristoteles,
"bentuk" manusia terdiri dari jiwa, yang mempunyai bagian yang
menyerupai tanaman, bagian binatang, dan bagian rasional. Dan kini
kita bertanya: bagaimana mestinya kita hidup? Apa yang diperlukan
untuk menjalani kehidupan yang baik? Jawabannya: Manusia dapat
mencapai kebahagiaan dengan memanfaatkan seluruh kemampuan dan
kecakapannya.

Aristoteles berpendapat ada tiga bentuk kebahagiaan.
Bentuk pertama kebahagiaan adalah hidup senang dan nikmat. Bentuk kedua
adalah menjadi warga negara yang bebas dan bertanggung jawab.
Bentuk ketiga adalah menjadi seorang ahli pikir dan filosof.

Aristoteles selanjutnya menekankan bahwa ketiga kriteria itu harus
ada pada saat yang sama agar manusia dapat menemukan kebahagiaan
dan kepuasan. Dia menolak segala bentuk ketidakseimbangan. Jika
dia hidup pada zaman ini, dia mungkin akan mengatakan bahwa
seseorang yang hanya mengembangkan tubuhnya pasti menjalani
kehidupan yang sama tak seimbangnya dengan orang yang hanya
memanfaatkan kepalanya. Kedua ekstrem itu merupakan ungkapan
suatu cara hidup yang tidak sehat.
Hal yang sama berlaku dalam hubungan antarmanusia, yang di
dalamnya Aristoteles mendukung "Jalan Tengah".

Kita tidak bolehb ersikap pengecut dan tidak pula gegabah, tetapi berani (terlalu
sedikit keberanian berarti pengecut, terlalu banyak berarti gegabah), tidak kikir dan tidak pula boros tetapi longgar (tidak cukup longgar berarti kikir, terlalu longgar berarti boros). Hal yang sama berlaku
untuk makan. Akan berbahaya kalau kita makan terlalu sedikit, tapi juga berbahaya jika makan terlalu banyak. Etika Plato maupun Aristoteles menggemakan ajaran pengobatan Yunani hanya dengan
menjaga keseimbangan dan kesederhanaan sajalah, maka aku dapat
mencapai kehidupan yang bahagia atau "selaras".

Tuesday, April 2, 2019


Empedocles yakin bahwa ada dua kekuatan yang bekerja di alam.
Dia menyebutnya cinta dan perselisihan. Cinta mengikat segala sesuatu, dan perselisihan memisahkannya.

Apakah dia percaya pada Takdir? Dia sama sekali tidak yakin.
Tapi, dia tahu banyak orang yang percaya. Ada seorang gadis di
kelasnya yang membaca ramalan bintang dalam majalah. Namun, jika
percaya pada astrologi, mereka barangkali juga percaya pada Takdir,
sebab para ahli astrologi menyatakan bahwa posisi bintang-bintang
memengaruhi kehidupan manusia di atas Bumi.

Jika kamu percaya bahwa seekor kucing hitam yang melintasi
jalanmu berarti sial—nah, itu artinya kamu percaya pada Takdir,
bukan? Ketika dia memikirkan hal itu, beberapa contoh lain mengenai
fatalisme masuk ke benaknya. Mengapa begitu banyak orang
mengetuk-ngetuk kayu, misalnya? Dan, mengapa hari Jumat tanggal
tiga belas dianggap sebagai hari sial?  Itu pasti
karena banyak sekali orang yang percaya takhayul.
"Takhayul." Alangkah anehnya kata itu. Jika kamu percaya pada
astrologi atau hari Jumat tanggal tiga belas, itu adalah takhayul!
Siapa yang berhak menyebut kepercayaan orang lain itu takhayul?
 Democritus tidak percaya
pada takhayul. Dia adalah seorang materialis. Dia hanya percaya
pada atom dan ruang hampa.
Sophie berusaha memikirkan pertanyaan-pertanyaan dalam catatan
itu.

Socrates merasa adalah penting untuk membangun landasan yang
kuat untuk pengetahuan kita. Dia percaya bahwa landasan ini terletak
pada akal manusia. Dengan keyakinannya yang tak tergoyahkan pada
akal manusia, jelaslah bahwa dia seorang rasionalis.
Kebenaran Abadi, Keindahan Abadi,
Kebaikan Abadi.
Dalam kata pengantar untuk pelajaran ini, aku katakan bahwa
mempertanyakan proyek utama seorang filosof merupakan suatu
gagasan yang bagus. Maka kini aku bertanya: apakah masalah yang
dipikirkan Plato?
Secara ringkas, kita dapat memastikan bahwa Plato memikirkan
hubungan antara yang kekal dan abadi, di satu pihak, dan yang
"berubah", di pihak lain. (Persis seperti pada masa sebelum
Socrates, sebenarnya.)
Dan, toh dalam satu pengertian, bahkan Socrates dan kaum Sophis
disibukkan dengan hubungan antara yang kekal dan abadi, dan yang
"mengalir". Mereka tertarik pada masalah tersebut karena hal itu
berkaitan dengan moral manusia dan cita-cita atau sifat baik
masyarakat. Secara sangat ringkas, para Sophis beranggapan bahwa persepsi mengenai apa yang benar atau salah beragam dari satu
negara-kota ke negara-kota lain, dan dari satu generasi ke generasi
selanjutnya. Jadi benar dan salah adalah sesuatu yang "mengalir".
Ini sama sekali tidak dapat diterima oleh Socrates.

 Dia percaya
akan adanya aturan-aturan yang abadi dan mutlak tentang apa yang
benar atau salah. Dengan menggunakan akal sehat, kita semua dapat
sampai pada norma-norma abadi ini, karena akal manusia
sesungguhnya kekal dan abadi