Friday, March 8, 2019


Dengarkan kisahku
Dengarkan,
tetapi jangan menaruh belas kasihan padaku:
kerana belas kasihan menyebabkan kelemahan, padahal aku masih tegar dalam penderitaanku..
Jika kita mencintai,
cinta kita bukan dari diri kita, juga bukan untuk diri kita.
Jika kita bergembira,
kegembiraan kita bukan berada dalam diri kita, tapi dalam Hidup itu sendiri.
Jika kita menderita,
kesakitan kita tidak terletak pada luka kita, tapi dalam hati nurani alam.
Jangan kau anggap bahwa cinta itu datang kerena pergaulan yang lama atau rayuan yang terus menerus.
Cinta adalah tunas pesona jiwa,
dan jika tunas ini tak tercipta dalam sesaat,
ia takkan tercipta bertahun-tahun atau bahkan dari generasi ke generasi.
Wanita yang menghiasi tingkah lakunya dengan keindahan jiwa dan raga adalah sebuah kebenaran,
yang terbuka namun rahasia
ia hanya dapat difahami melalui cinta,
hanya dapat disentuh dengan kebaikan
dan ketika kita mencoba untuk menggambarkannya ia menghilang bagai segumpal uap.

Malam yg gelap menyelimuti tubuh ini
Sendiri terdiam diterpas dinginnya sang angin
Mataku tertuju hanya pada objek yg bersinar diluasnya langit semesta
Itu tak lain adalah bulan dan ribuan bintang
Mungkin bulan yg dapat menggambarkan suasana sunyi ini
Juga dengan bintang yang mampu mengerti keadaan gelap ini
Seperti cintanya sang bulan terhadap bintang
Tetap setia menemani setiap malam
Cintaku padamu ibarat bulan dan bintang dimalam hari
Mungkin sebait puisi ini yang akan menggambarkan betapa besar cinta yang kurasakan padamu sayang
Aku tak mampu menjadi bulan yang selalu menemani sang bintang
Begitu juga siang yang mampu memisahkan keduanya
Aku tak mampu memberi sesuatu yang berkilau layaknya mutiara
Aku pun tak sanggup jika harus selalu ada seperti bulan yang selalu menemani bintang dimalam hari
Mungkin aku bukan seorang pujangga yg mampu merangkai kata kata indah tentang cinta
Bukan pula seorang penyair yg bisa menyusun kalimat-kalimat romantis yang menyentuh hati dan perasaan
Aku hanya manusia yang memiliki hati dan cinta
Dan melalui puisi cinta ini kuutarakan seluruh isi hatiku padamu
Meski cinta sejati tak harus memiliki

Hatiku tetap mencintaimu.

Kau dan aku bertemu ketika kita masih sama-sama muda dan lugu. Awal kedekatanmu dan aku pun begitu sederhana: ada rasa nyaman saat kita berbicara dan begitu menyenangkan saat kita saling melempar canda. Jiwa kita tumbuh bersama, menyaksikan satu sama lain mendewasa.

Aku sempat begitu percaya pada “kita”. Bagiku, aku dan kamu adalah dua orang yang saling mengimbangi dan melengkapi. Karaktermu yang sedikit cuek kutimpali dengan sifatku yang lebih perhatian.

Begitu juga sebaliknya. Sifatku yang mudah gelisah kau redam dengan pribadimu yang tenang. Kau bilang, jangan takut gagal, karena tugasku hanya berusaha sebaik-baiknya. Kau pun berkata bahwa semua akan baik-baik saja. Dekapanmu yang hangat dan erat membuatku percaya.

Tentu ada saat di mana kita bersilang pendapat. Tapi pernahkah aku terpikir untuk meninggalkanmu karena opini kita tak bertitik temu? Tidak. Bukankah selama ini kita berusaha menyelesaikan segala masalah yang ada secara dewasa?

Lama sekali rasanya sejak pertemuan kita yang terakhir. Sejak pertemuan di mana kau berkata kau tak lagi cinta, bahwa sudah saatnya bagi kita untuk tak lagi bersama.

“Oh,” jawabku. Oh. Aku kehabisan kata-kata.

Sepanjang sisa pertemuan aku berusaha terlihat tenang, tak sudi memperlihatkan air mata. Baru saat kembali ke kamar sendirian aku menangis tanpa jeda. Esok paginya — dan pada beberapa pagi setelahnya — aku bangun dengan bengkak di kedua mata dan nyeri hebat di kepala.

Thursday, March 7, 2019


Sejak cinta ini datang dari dirimu, ia tumbuh menjadi dewasa dalam diriku. Ia mengajarkan aku tentang sebuah mimpi yang baru. Mimpi yang memiliki kisah tanpa akhir. Mimpi yang selalu membawaku pada kehidupan yang baru. Ia pula yang mengajarkan aku akan arti memaafkan, karena cinta yang datang itu adalah cinta yang penuh dengan suka cita, penuh kesabaran, dan saling memaafkan.

Cinta yang kamu berikan bukan tentang apa yang kita lihat dari orang lain, melainkan apa yang kita mengerti untuk menjalaninya bersama. Cinta yang kamu berikan pula bukan tentang apa yang didengar oleh orang lalu melakukannya, melainkan apa yang kita rasakan bersama untuk menuju suatu kehidupan yang baru. Kehidupan yang banyak kisahnya dari sebelumnya. Ini membutuhkan suatu kekuatan yang baru. Kekuatan yang tidak hanya berasal dari diriku, melainkan dari dirimu juga
Sejak cinta ini datang dari dirimu, ia tumbuh menjadi dewasa dalam diriku.

Cinta yang kamu berikan bukan tentang apa yang kita lihat dari orang lain, melainkan apa yang kita mengerti untuk menjalaninya bersama. Cinta yang kamu berikan pula bukan tentang apa yang didengar oleh orang lalu melakukannya, melainkan apa yang kita rasakan bersama untuk menuju suatu kehidupan yang baru. Kehidupan yang banyak kisahnya dari sebelumnya. Ini membutuhkan suatu kekuatan yang baru. Kekuatan yang tidak hanya berasal dari diriku, melainkan dari dirimu juga.
Berbagai kisah kita lalui bersama untuk menuju kisah hidup yang sesungguhnya. Kisah hidup yang lebih menantang melalui perbuatan tanpa kata indah. Ini membutuhkan keyakinan bersama yang kuat dari dua insan, agar tetap kokoh untuk selamanya. Kehidupan cinta yang sesungguhnya adalah melakukan perbuatan yang baik bagi diri kita dan orang lain. Cinta memberikan kenyamanan ketika kita bersama, agar tetap mempesona jika dilihat orang lain.

Cinta yang kamu berikan adalah sebuah anugerah terindah dari Tuhan. Aku bersujud dan berdoa kepada Tuhan untuk menemukanmu. Aku tidak bersedia hidup sendirian dalam mengukir perjalanan hidup ini, tetapi aku butuh kamu untuk menemaniku. Bersama bergandengan tangan untuk meraih kehidupan yang sesungguhnya, karena kebahagiaan sejati yang sesungguhnya kita rasakan dalam kehidupan yang baru adalah kita saling mencintai.
Aku mencintaimu dengan caraku sendiri. Tidak dipaksakan oleh orang lain untuk mencintaimu, karena kamu yang selalu membuatku tersenyium. Aku mencintaimu dengan kesederhanaanku, agar kamu yang melengkapinya menjadi sempurna. Begitu pun sebaliknya bagi dirimu. Saling mencintai adalah sumber kebahagiaan dan pusat dari kehidupan ini.
Seiring berjalannya waktu, kekuatan cinta selalu tumbuh dengan suburnya. Sama-sama saling memiliki apa yang telah dijalaninya. Mencintai seperti ini sama halnya yang dikatakan oleh seorang penyair dan dramawan dari Inggris bernama William Shakespeare, bahwa “Apa yang telah kekerjakan adalah milikmu, apa yang harus kulakukan adalah milikmu, menjadi bagian dalam semua yang kumiliki adalah persembahan untukmu”.

Inilah yang menjadi landasan untuk mencintai sepenuh hatinya. Ia merelakan dirinya untuk mencintai seseorang dengan melibatkan kebenaran dalam mencintai. Mencintai seseorang sama halnya dengan mencintai dirinya sendiri, karena cinta memerlukan ketulusan hati. Perlu juga diingat bahwa mencapai cinta yang sesungguhnya tidak mulus dan berjalan baik. Terkadang membutuhkan air mata hingga kematian. Itulah cinta yang tidak hanya direkayasa, tetapi benar-benar memiliki hingga akhir cerita.

Entah hanya aku atau kalian juga yang merasakan indahnya rasa itu. Mungkin lebih indah dari sebuah lukisan termahal didunia dan lebih indah dari yang pernah mata ini melihatnya. Seandainya keindahan itu bisa terlukiskan, mungkin tak cukup tinta emas yang harus ditorehkan untuk menggambarkan sepucuk rasa indah itu di saat engkau sedang menggandeng wanita yang telah halal bagimu, yang mencintaimu karena Allah dan yang memberikan sebuah arti kata cinta yang tak engkau ketahui wujud darinya.

Aku bukanlah seorang pembual atau pun juga seorang penyair dengan lantunan kata-katanya yang indah membuat kalian terpana dan takjub akan setiap detail perkataanya. Aku hanya ingin menyampaikan apa yang harus aku sampaikan dan tak lebih dari itu karena aku hanyalah penulis yang hanya bisa menuliskan tentang apa yang aku pikirkan. Didalam catatan kecilku ini, aku ingin menyampaikan kepada kalian tentang rasa yang selama ini aku nantikan dan semoga aku bisa mendapati rasa itu suatu saat nanti bersama seorang yang tulus mencintaiku karena Allah.

Sulit bagiku bercerita tentang sebuah rasa yang belum pernah aku merasakannya. Aku hanya sekedar menerka-nerka tentang rasa itu dan aku dapati bahwa rasa itu sungguh indah, dimana engkau dicintai seorang yang telah engkau nanti-nantikan bertahun-tahun lamanya, dimana engkau bisa menemukan tulang rusukmu yang telah lama tiada dan dimana engkau bisa memberikan sebuah cinta karena Allah dan hanya untuk Allah kepadanya.

Semua itu membuatku tak berdaya dan ingin rasanya mendapatkan sebuah kasih sayang itu, tapi tidak semudah itu sobat, engkau harus berlari untuk mengejar cintamu kepada Allah agar engkau mendapatkan seorang yang akan mencintaimu karena Allah. Engkau harus menjaga cinta itu agar jangan sampai disentuh oleh orang lain, kelak saat semuanya telah tiba, berikanlah cinta itu kepadanya dan dia akan tersenyum menatapmu seraya berkata, “Ya Allah, terima kasih karena Engkau telah memberikanku seorang suami yang mencintai-Mu dan mancintaiku karena-Mu.

Semua itu indah kok, asalkan tepat pada waktunya. Saat engkau bersedih, akan ada seorang yang menghapuskan kesedihanmu, sangat engkau gundah, akan seorang ada yang membuatmu tersenyum, dan saat engkau kesepian, akan ada seorang yang menggandengmu dimana pun engkau berada.

Namun saat semua itu ditempatkan bukan pada tempatnya. Engkau akan merasakan kegelisahan karena rasa yang engkau dapatkan bukan sebuah cinta melainkan hawa nafsu yang akan mengahantarkanmu ke dalam murka Allah. Jadi bersabarlah wahai pemuda(termasuk aku sendiri), jagalah cinta itu, jangan biarkan orang lain menyentuhnya agar cinta itu tetap indah saat engkau berikan kepada seorang yang akan mencintaimu karena Allah untuk selamanya, hingga di surga kelak.

Aku tahu itu sulit karena aku juga seorang pemuda yang selalu ingin mendapatkan apa yang dia inginkan. Satu pesanku, karena Allahlah engkau menjaga cintamu dan karena Allahlah kelak engkau akan mendapatkan seorang yang akan mencintaimu dan menerimamu apa adanya.